Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Perbedaan Hikayat dengan Cerita Kuno Lainnya Terletak Pada Apa?
25 Oktober 2024 17:21 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perbedaan hikayat dengan cerita kuno lainnya terletak pada beberapa hal dalam penyajiannya. Hikayat, yang berasal dari tradisi sastra Melayu, biasanya menyajikan cerita kepahlawanan, keajaiban, atau petualangan tokoh legendaris dengan unsur magis yang kental, seperti raja-raja sakti atau pahlawan yang mendapat bantuan gaib.
ADVERTISEMENT
Cerita ini sering disampaikan dalam bahasa yang kaya dan berbunga-bunga, serta mengandung pesan moral atau ajaran agama. Hikayat cenderung menghadirkan dunia yang lebih fantastis dan menonjolkan kehebatan tokoh-tokohnya, menjadikannya unik dalam sastra klasik.
Perbedaan Hikayat dengan Cerita Kuno Lainnya Terletak pada Alur, Tema, Struktur, dan Tujuannya
Cerita dalam hikayat biasanya bersifat fantastis atau mengandung unsur magis. Selain itu, juga banyak yang menyampaikan nilai-nilai moral, ajaran agama, atau cerminan budaya masyarakat pada masa itu.
Perbedaan hikayat dengan cerita kuno lainnya terletak pada tema, alur cerita, struktur, serta tujuannya. Berikut beberapa poin utama yang membedakan hikayat dari cerita kuno lainnya.
1. Tema dan Isi
ADVERTISEMENT
Sementara itu, cerita kuno lainnya, seperti mitos, lebih menekankan tema penciptaan alam semesta atau tindakan para dewa, dan dongeng lebih banyak berkisar pada pengajaran moral sederhana atau fantasi.
2. Alur Cerita
Banyak cerita kuno memiliki alur yang lebih kompleks dan tidak selalu mengikuti urutan waktu yang linier. Misalnya, dalam beberapa mitos atau legenda, alur bisa melibatkan pengunduran waktu (flashback), yang membuatnya lebih sulit untuk diikuti.
3. Gaya Bahasa dan Struktur
Hikayat ditulis dalam bahasa Melayu klasik dengan gaya bahasa yang sangat formal dan seringkali berirama. Ceritanya disampaikan secara naratif, panjang, dan detail, mencakup petualangan tokoh-tokoh kerajaan atau bangsawan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, cerita kuno lainnya, seperti dongeng dan mitos, biasanya lebih sederhana, menggunakan bahasa sehari-hari atau bahasa lisan yang mudah dipahami oleh masyarakat umum.
4. Fungsi dan Tujuan
Berdasarkan buku Buku Ajar Bahasa Indonesia, Fitri Itut Rahayu, (2024), disebutkan bahwa hikayat bertujuan sebagai sarana untuk menyebarkan nilai-nilai agama, moral, dan budaya kerajaan. Banyak hikayat juga memiliki unsur-unsur ajaran Islam atau mencerminkan kehidupan istana.
Cerita kuno lainnya, seperti mitos atau legenda, seringkali berfungsi untuk menjelaskan asal-usul dunia, fenomena alam, atau kejadian sejarah, dan memiliki fokus lebih pada kepercayaan lokal dan budaya masyarakat.
Perbedaan hikayat dengan cerita kuno lainnya terletak pada beberapa aspek yang memengaruhi keseluruhan cerita. Perbedaan-perbedaan ini membuat hikayat memiliki ciri khas tersendiri dalam penyampaian cerita, dengan alur yang lebih mudah diikuti dan lebih terfokus pada pengembangan karakter serta pesan moral. (DNR)
ADVERTISEMENT