Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Rangkaian Hari Raya Nyepi yang Penuh Dengan Makna
28 Maret 2025 16:58 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Hari Raya Nyepi merupakan hari raya umat Hindu di Bali. Selama rangkaian Hari Raya Nyepi, jalan-jalan di Bali menjadi sepi, tidak ada kendaraan yang beroperasi, bisnis dan layanan publik ditutup, dan bahkan bandara internasional di Bali menghentikan operasinya selama 24 jam.
ADVERTISEMENT
Perayaan ini dikenal sebagai Hari Raya Nyepi karena merupakan hari yang didedikasikan untuk refleksi diri, meditasi, dan introspeksi. Perayaan Nyepi dimulai pada pukul 6 pagi dan berlangsung hingga pukul 6 pagi keesokan harinya.
Rangkaian Hari Raya Nyepi
Mengutip buku Sejarah Agama & Kepercayaan Di Dunia, Siti Fauziyah (2024:95), Hari Raya Nyepi disebut juga sebagai tahun baru Saka merupakan hari raya yang berdasarkan sistem tahun Saka dan sasih. Hari raya ini dirayakan dan juga disucikan setahun sekali oleh umat Hindu di Indonesia.
Perayaan Hari Raya Nyepi ini terdiri dari beberapa rangkaian upacara yang sarat makna spiritual dan budaya. Terdapat beberapa tahapan-tahapan tertentu yang perlu dilakukan dari mulai sebelum hingga setelah Hari Raya Nyepi. Berikut ini rangkaian Hari Raya Nyepi yang dapat diperhatikan.
ADVERTISEMENT
1. Melasti (Upacara Penyucian Diri/Pembersihan)
Upacara Melasti dilakukan beberapa hari sebelum Nyepi dengan tujuan menyucikan diri dan alam semesta dari segala kotoran dan dosa. Umat Hindu berbondong-bondong menuju sumber air suci, seperti laut, danau, atau sungai yang dianggap sebagai tirta amerta (air kehidupan).
Di sana, umat Hindu membawa pratima atau arca dewa dari pura untuk disucikan. Prosesi ini melibatkan doa dan meditasi guna memperoleh kesucian lahir dan batin, serta memperkuat hubungan spiritual dengan Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
2. Tawur Kesanga atau Mecaru
Sehari sebelum Nyepi, dilaksanakan upacara Tawur Kesanga yang bertujuan menyeimbangkan dan menyucikan alam semesta dari pengaruh negatif.
Upacara ini melibatkan persembahan berbagai jenis sesaji di perempatan jalan atau pekarangan rumah untuk menetralkan energi negatif dan mengharmoniskan hubungan antara manusia, alam, dan makhluk tak kasat mata.
ADVERTISEMENT
Tingkatan upacara ini bervariasi, mulai dari tingkat rumah tangga hingga tingkat provinsi, sesuai dengan skala dan kebutuhan masyarakat setempat.
3. Pengerupukan
Setelah upacara Mecaru, dilanjutkan dengan Pengerupukan yang ditandai dengan arak-arakan ogoh-ogoh, yaitu patung raksasa yang melambangkan roh jahat atau sifat negatif manusia.
Ogoh-ogoh dibuat dengan kreativitas tinggi dan diarak keliling desa sambil membunyikan kentongan, alat musik tradisional, atau membuat suara gaduh lainnya.
Tujuannya adalah mengusir dan menetralisir kekuatan negatif dari lingkungan sekitar. Setelah diarak, ogoh-ogoh biasanya dibakar sebagai simbol pembersihan diri dan lingkungan dari pengaruh buruk.
4. Hari Raya Nyepi
Pada hari Nyepi, umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian, yaitu empat pantangan utama:
ADVERTISEMENT
Tujuan dari pantangan ini adalah memberikan kesempatan bagi umat Hindu untuk merenung, mengendalikan diri, dan melakukan introspeksi guna mencapai keseimbangan batin dan kesucian diri. Selama 24 jam, suasana di Bali menjadi hening dan sunyi, menciptakan atmosfer yang kondusif untuk meditasi dan refleksi diri.
5. Ngembak Geni
Sehari setelah Nyepi, umat Hindu merayakan Ngembak Geni yang menandai berakhirnya masa penyepian.
Pada hari ini, umat Hindu kembali beraktivitas seperti biasa dan saling berkunjung ke rumah sanak saudara, tetangga, serta teman untuk mempererat tali silaturahmi dan saling memaafkan.
Tradisi ini mencerminkan semangat rekonsiliasi dan pembaruan diri, memulai tahun yang baru dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih.
Rangkaian hari raya Nyepi ini mencerminkan kedalaman spiritual dan komitmen umat Hindu untuk mencapai keharmonisan dengan diri sendiri, sesama, dan alam semesta.
ADVERTISEMENT
Melalui serangkaian ritual ini, diharapkan tercipta keseimbangan dan kedamaian dalam kehidupan, serta hubungan yang harmonis antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. (BAI)
Baca Juga: Jadwal Pengerupukan 2025 pada Perayaan Nyepi