Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Serat Wedhatama: Pengertian, Urutan dan Cuplikan Isinya
26 September 2024 16:36 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Serat Wedhatama adalah karya sastra Jawa yang terdiri dari 5 pupuh yaitu pangkur, sinom, pocung, gambuh, dan kinanti. Serat ini ditulis oleh Mangkunegara IV.
ADVERTISEMENT
Serat Wedhatama sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai Jawa dan Islam. Karena Mangkunegara IV hidup dan dibesarkan dalam budaya Jawa dan tradisi Islam kejawen yang kental.
Pengertian Serat Wedhatama
Dikutip dalam buku Serat Wedhatama: Mandiri Caraka Trah Mataram oleh Sabdacarakatama (2010:7) Serat Wedhatama mengandung makna yang sangat dalam sekali. Serat artinya kitab, wedha artinya pengetahuan, dan tama adalah utama.
Maka pengertian Serat Wedhatama yaitu Kitab Pengetahuan yang Utama, untuk dapat kiranya memiliki budi atau jiwa yang utama atau luhur bagi setiap kehidupan insan di dunia.
Serat Wedhatama adalah karya sastra yang ditulis oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IV pada abad ke-19. Serat ini ditujukan bagi para putra dan turunannya, agar memiliki watak yang luhur.
ADVERTISEMENT
Namun di kemudian harinya, ternyata isi dan ajaran tersebut bersifat universal yang artinya bermanfaat bagi siapapun dan berlaku sepanjang masa.
Urutan dan Cuplikan Serat Wedhatama
1. Urutan Tembang Macapat
Untuk pembagian dan urutan tembang macapat yang terdapat dalam Serat Wedhatama yaitu:
2. Cuplikan Serat Wedhatama
Isi dari Serat Wedhatama berupa falsafah kehidupan yang menggabungkan nilai-nilai Jawa dan Islam. Cuplikan isi dari sejumlah bait dalam pupuh yang terkandung dalam Serat Wedhatama di antaranya yaitu:
ADVERTISEMENT
Dapat disimpulkan bahwa Serat Wedhatama adalah kitab Jawa yang berisikan pengetahuan tentang budi pekerti untuk menumbuhkan jiwa yang luhur dalam bermasyarakat dengan berlandaskan nilai-nilai Jawa dan Islam. (MRZ)
ADVERTISEMENT
Baca juga: 2 Jenis Karangan Sastra Jawa