Konten dari Pengguna

Sinopsis Cerpen Tanah Air Karya Martin Aleida yang Sangat Emosional

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
8 November 2024 16:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sinopsis Cerpen Tanah Air Karya Martin Aleida. Foto hanya ilustrasi. Sumber foto: Unsplash/Syd
zoom-in-whitePerbesar
Sinopsis Cerpen Tanah Air Karya Martin Aleida. Foto hanya ilustrasi. Sumber foto: Unsplash/Syd
ADVERTISEMENT
Sinopsis cerpen Tanah Air Karya Martin Aleida mengangkat tema kehilangan dan kerinduan terhadap tanah air yang harus ditinggalkan tokoh utama pada era Orde Baru. Cerpen Tanah Air memperoleh penghargaan sebagai Cerpen Terbaik Kompas tahun 2016.
ADVERTISEMENT
Penghargaan ini menunjukkan apresiasi terhadap kemampuan Aleida dalam menggambarkan pergulatan manusia dengan identitas dan pengasingan. Tokoh utama dalam cerita ini merasakan betapa besarnya harga yang harus dibayar untuk mendapatkan kebebasan.

Sinopsis Cerpen Tanah Air Karya Martin Aleida

Sinopsis Cerpen Tanah Air Karya Martin Aleida. Foto hanya ilustrasi. Sumber foto: Unsplash/J Weisner
Sinopsis cerpen Tanah Air karya Martin Aleida menggambarkan perjalanan seorang eksil bernama Ang, yang terpaksa meninggalkan tanah airnya, Indonesia. Hal ini dikarenakan peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru yang dikuasai Soeharto.
Konflik utama cerpen ini adalah pergulatan batin Ang sebagai seorang korban represi politik yang menjadi pelarian dan mengalami keterasingan yang mendalam di negeri asing. Dalam cerpen ini, Aleida menggambarkan ironi kecintaan Ang terhadap Indonesia.
Ang menyebut Indonesia sebagai tanah air meskipun mengakibatkan dirinya tersingkir dan terusir. Saat melarikan diri, Ang mengembara dari satu negara ke negara lain, seperti Mesir dan Cina, demi menyelamatkan diri.
ADVERTISEMENT
Di Cina, ia menjadi saksi revolusi budaya yang dilakukan oleh Mao Zedong. Namun, tak lama kemudian, situasi di Cina menjadi berbahaya, dan Ang pun berpindah ke Belanda, di mana ia bertemu kembali dengan istrinya, An Sui.
Meski hidup jauh dari tanah kelahirannya, Ang membawa segenggam tanah Indonesia yang menjadi simbol ikatan batinnya dengan tanah airnya. Ironisnya, meskipun menyimpan cinta terhadap Indonesia, Ang merasakan kebencian akibat perlakuan rezim yang represif.
Ia menyebut Indonesia sebagai negara yang dikuasai oleh fasisme. Dalam kondisi keterasingannya, Ang semakin tenggelam dalam perasaan bersalah karena meninggalkan keluarganya.
Akhirnya, ketika rasa putus asa mencapai puncaknya, ia memilih mengakhiri hidupnya. Tindakan tersebut sebagai bentuk pelepasan dari penderitaan yang terus menghantuinya.
ADVERTISEMENT
Adegan tragis ini memperlihatkan kepedihan seorang eksil yang terjebak antara cinta dan kebencian terhadap negaranya sendiri. Cerpen Tanah Air menggambarkan bagaimana kecintaan pada negara bisa menjadi paradoks dalam situasi postkolonial.
Di mana konsep nasionalisme yang dijunjung tinggi justru menjadi alat penindasan bagi minoritas seperti Ang. Melalui narasi yang mendalam, Martin Aleida mengangkat tema alienasi, identitas, dan nasionalisme yang rumit.
Dikutip dari situs resmi ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id, karya ini menggambarkan bahwa perasaan terhadap tanah air bagi seorang eksil lebih dari sekadar batas geografis. Perasaan tersebut adalah ikatan emosional yang tidak lekang meskipun dipenuhi luka.
Itulah sinopsis cerpen Tanah Air Karya Martin Aleida mengangkat tema kehilangan dan kerinduan terhadap tanah air yang harus ditinggalkan tokoh utama pada era Orde Baru. (Msr)
ADVERTISEMENT