Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Taksonomi Bloom: Sistem Klasifikasi dalam Perumusan Tujuan Pembelajaran
13 Juli 2024 10:58 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Taksonomi bloom merupakan salah satu alat yang sering digunakan oleh para pengembang kurikulum . Suatu kurikulum harus memiliki tujuan dan target yang jelas. Taksonomi yang dibuat melalui penelitian ini menyediakan dasar bagi perencanaan kurikulum.
ADVERTISEMENT
Perencanaan di bidang pendidikan harus dilakukan dengan hati-hati karena menyangkut masa depan peserta didik. Para pendidik menggunakan taksonomi ini karena sudah teruji sejak lama.
Mengenal Taksonomi Bloom
Dikutip dari Kurikulum dan Pengembangan Pembelajaran: Dalam Perspektif Pragmatis, Sudirman (2023:31), taksonomi bloom adalah struktur hierarki yang mengidentifikasi keterampilan berpikir dari jenjang yang rendah ke jenjang yang tinggi.
Taksonomi ini diterbitkan oleh seorang psikolog pendidikan bernama Dr. Benjamin Bloom. Taksonomi ini banyak digunakan dalam perencanaan tujuan dan aktivitas pembelajaran.
Bloom mengategorikan tujuan pendidikan dari yang sederhana hingga kompleks dan dari yang faktual hingga konseptual. Sedangkan ranah dari taksonomi ciptaannya meliputi 3 domain sebagai berikut.
1. Ranah Kognitif (Cognitive Domain)
Ranah kognitif berhubungan dengan ingatan, cara berpikir dan proses-proses penalaran.
ADVERTISEMENT
Pada ranah ini terdapat 6 tingkatan proses berpikir, yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation).
Deskripsi pada ranah ini berupa kata kerja yang menunjukkan tindakan nyata pada suatu objek sehingga isi kurikulum lebih mudah dimengerti oleh peserta didik. Contohnya, mengingat, memahami, menerapkan, menguraikan, dan mengevaluasi.
2. Ranah Afektif (Affective Domain)
Ranah afektif berhubungan dengan rasa, emosi dan sikap. Konsep pembelajaran dalam kurikulum harus menyentuh sisi emosional peserta didik. Hal-hal yang sudah dipahami di ranah kognitif harus bisa melahirkan sikap emosional yang positif.
Jika ranah kognitif mengisi otak maka ranah afektif terserap ke dalam otak lalu dirasakan oleh hati. Guru harus menyadari bahwa mengajar bukan hanya untuk mengisi otak siswa tapi juga menyirami hati mereka dengan nilai-nilai yang baik.
ADVERTISEMENT
Dalam ranah afektif ada 5 tingkatan perilaku, yaitu penerimaan (receiving), partisipasi (responding), nilai yang dianut (valuing), organisasi (organization) dan karakterisasi (characterization).
3. Ranah Psikomotorik (Psychomotoric Domain)
Ranah psikomotorik berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan fisik, seperti menulis, mengetik berenang dan sebagainya.
Ranah psikomotorik meliputi 7 tingkatan, yaitu persepsi (perception), kesiapan (set), reaksi yang diarahkan (guided response), reaksi yang natural (mechanical response), reaksi yang kompleks (complex rensponse), adaptasi (adjusment) dan kreativitas (creativity).
Penerapan taksonomi bloom dapat dijadikan bukti bahwa pembuatan kurikulum tidak asal-asalan. Untuk hasil terbaik, pengisian data dan eksekusinya juga harus dilakukan dengan benar. (lus)