Tema Hari Perempuan Internasional 2025, Mempercepat Aksi Kesetaraan

Ilustrasi tema hari perempuan internasional 2025. Sumber: www.pexels.com

Hari Perempuan Internasional (International Women's Day/IWD) yang diperingati setiap tanggal 8 Maret, bukan sekadar perayaan, melainkan momentum refleksi atas perjuangan panjang menuju kesetaraan gender. Seperti tema Hari Perempuan Internasional 2025 yaitu For ALL women and girls: Rights. Equality. Empowerment.

Mengutip laman resmi internationalwomensday.com, Hari Perempuan Internasional telah berlangsung selama lebih dari seratus tahun, begitu pula dengan berbagai isu yang masih berdampak pada kemajuan perempuan.

Tema Hari Perempuan Internasional 2025: Perwujudan Hak, Kekuasaan dan Kesempatan yang Setara

Ilustrasi tema hari perempuan internasional 2025. Sumber: www.pexels.com

Sejak tahun 1911, IWD adalah milik semua orang yang peduli akan kesetaraan perempuan. Merayakan pencapaian perempuan. Meningkatkan kesadaran tentang diskriminasi. Mengambil tindakan untuk mewujudkan kesetaraan gender.

Tema Hari Perempuan Internasional 2025 yang diartikan "Untuk SEMUA Perempuan dan Anak Perempuan: Hak. Kesetaraan. Pemberdayaan", menekankan pentingnya mewujudkan hak, kekuasaan, dan kesempatan yang setara bagi semua perempuan dan anak perempuan, tanpa terkecuali.

Peringatan tahun ini juga menandai 30 tahun Deklarasi dan Platform Aksi Beijing, sebuah landasan penting dalam upaya global mencapai kesetaraan gender.

Dalam konteks ini, terdapat tiga bidang utama yang menjadi fokus untuk mempercepat aksi menuju kesetaraan. Berikut penjelasannya.

1. Menghapus Kekerasan Berbasis Gender

Mengambil langkah konkret untuk mengakhiri segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan.

2. Memajukan Kepemimpinan Perempuan

Mendorong partisipasi aktif perempuan dalam berbagai sektor, termasuk politik, ekonomi, dan sosial.

3. Meningkatkan Akses terhadap Kesempatan Ekonomi

Memberikan akses yang setara bagi perempuan dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.

Aksi nyata untuk mencapai kesetaraan gender bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau organisasi tertentu, tetapi juga individu. Setiap orang dapat berkontribusi melalui beberapa hal di bawah ini.

1. Edukasi dan Kesadaran

Menyebarkan informasi tentang pentingnya kesetaraan gender dan melawan stereotip yang merugikan.

2. Dukungan terhadap Kebijakan Inklusif

Mendukung kebijakan yang memastikan hak dan kesempatan yang setara bagi perempuan.

3. Pemberdayaan Perempuan di Lingkungan Sekitar

Mendorong dan mendukung perempuan dalam komunitas untuk mengambil peran aktif dan memimpin.

Sejarah Hari Perempuan Internasional

Ilustrasi tema hari perempuan internasional 2025. Sumber: www.pexels.com

Sejarah Hari Perempuan Internasional telah dimulai sejak awal 1900-an, saat dunia industri mengalami berbagai pergolakan besar. Pada tahun 1908, perempuan menghadapi ketidaksetaraan, krisis, hingga kerusuhan besar. Sebanyak 15.000 perempuan di New York City turun ke jalan untuk menuntut hak-hak mereka sebagai pekerja.

Peringatan pertama Hari Perempuan Nasional (NWD) di Amerika Serikat berlangsung pada 28 Februari 1908 dan terus diperingati setiap hari Minggu hingga 1913.

Sementara itu, perayaan pertama Hari Perempuan Internasional terjadi pada tahun 1911 di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss. Dalam momen ini, perempuan mengampanyekan hak mereka dalam dunia kerja, politik, pendidikan, serta menentang diskriminasi.

Pada periode 1913-1914, menjelang Perang Dunia I, setelah serangkaian diskusi panjang, tanggal 8 Maret ditetapkan sebagai Hari Perempuan Internasional di Rusia. Sejak saat itu, tanggal ini dimanfaatkan untuk pertemuan dan aksi solidaritas perempuan di berbagai negara, termasuk Eropa dan Inggris Raya.

PBB secara resmi memperingati Hari Perempuan Internasional pada tahun 1975. Kemudian, pada tahun 1996, tema pertama yang diusung adalah "Merayakan masa lalu, merencanakan masa depan."

Peringatan Hari Perempuan Internasional dengan tema Hari Perempuan Internasional 2025 For ALL women and girls: Rights. Equality. Empowerment ini bukan sekadar seremonial tahunan, tetapi menjadi pengingat akan perjuangan panjang menuju kesetaraan gender.

Semangat perjuangan ini harus terus dilanjutkan, agar hak, kesetaraan, dan pemberdayaan perempuan dapat benar-benar terwujud di masa depan.(VAN)

Baca juga: Apakah Setelah Pubertas Kulit Anak Perempuan Mengalami Perubahan?