Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten dari Pengguna
Tradisi Nyekar Sebelum Puasa Sebagai Bentuk Penghormatan kepada Leluhur
25 Februari 2025 10:44 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Menjelang bulan suci Ramadan , umat muslim di Indonesia memiliki berbagai tradisi khas. Salah satunya adalah tradisi nyekar sebelum puasa yang telah mengakar kuat dalam budaya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ritual yang biasa disebut nyekar atau nadran itu telah menjadi momen spiritual yang tak bisa terpisahkan dalam menyambut Ramadan. Tradisi ini mengandung makna yang mendalam.
Tradisi Nyekar Sebelum Puasa Mengandung Makna Mendalam
Dikutip dari buku Al-Quran dan Bentuk Spiritualitas Jawa Modern, Samsul Ariyadi (2021:45) konsep dari nyekar atau ziarah kubur adalah untuk mengingatkan kembali bahwa manusia akan kembali kepada Tuhan dan akan mendapat perlakuan yang sama di hadapan Tuhan kecuali iman dan taqwanya semasa hidup.
Tradisi nyekar sebelum puasa merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur, sekaligus persiapan rohani menghadapi ibadah puasa.
Di berbagai daerah, tradisi ke makam sebelum puasa dilakukan secara beragam. Namun tetap mempertahankan esensi utamanya yaitu mendoakan arwah leluhur dan mengingatkan diri akan kehidupan akhirat.
ADVERTISEMENT
Walau tradisi ke makam sebelum puasa sudah ada sejak zaman pra-Islam, para wali songo berhasil mengakulturasikan nilai-nilai Islam sehingga menjadi praktik budaya yang tidak bertentangan dengan syariat.
Nyekar biasanya dilaksanakan pada bulan Sya’ban atau seminggu sebelum Ramadan. Tradisi tersebut menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi dengan keluarga, karena biasanya dilakukan bersama-sama dengan anggota keluarga lain.
Hal ini sejalan dengan semangat Ramadan yang mengajarkan pentingnya memperkuat ikatan kekeluargaan.
Nyekar juga dapat menjadi sarana untuk mengingatkan diri akan kematian. Hal ini menjadi persiapan untuk meningkatkan kesadaran spiritual yang baik sebelum memasuki bulan Ramadan.
Selain itu, tradisi nyekar dapat menjadi sarana untuk berbakti kepada orangtua dan leluhur, bahkan setelah mereka wafat.
Seperti yang disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Umar :
ADVERTISEMENT
”Barang siapa berziarah ke makam bapak atau ibunya, paman atau bibinya, atau berziarah ke salah satu makam keluarganya, maka pahalanya adalah sebesar haji mabrur. Dan barang siapa yang istiqamah berziarah kubur sampai datang ajalnya, maka para malaikat akan selalu menziarahi kuburnya.”
Selama tradisi tersebut dilaksanakan sesuai dengan tuntunan syariat, maka tradisi ini tidak hanya menjadi sarana mengenang dan mendoakan leluhur, tapi juga sekaligus mempersiapkan diri secara spiritual untuk menyambut bulan Ramadan.