Konten dari Pengguna

Ulasan Unsur Ekstrinsik Cerpen Robohnya Surau Kami

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
15 November 2024 17:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi unsur ekstrinsik cerpen Robohnya Surau Kami. Sumber: Pexels/Melike Benli
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi unsur ekstrinsik cerpen Robohnya Surau Kami. Sumber: Pexels/Melike Benli
ADVERTISEMENT
Cerpen Robohnya Surau Kami menjadi salah satu cerita pendek yang biasa dijumpai pada buku kelas 11 SMA. Maka dari itu, guru sering meminta siswa untuk menganalisis unsur ekstrinsik cerpen Robohnya Surau Kami.
ADVERTISEMENT
Cerita pendek (cerpen) adalah sebuah cerita berbentuk prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung ditulis secara singkat, padat, dan langsung pada tujuannya sehingga ceritanya dapat selesai dibaca dalam sekali duduk.

Unsur Ekstrinsik Cerpen Robohnya Surau Kami

Ilustrasi unsur ekstrinsik cerpen Robohnya Surau Kami. Sumber: Pexels/Davyd Bortnik
Pada umumnya, cerpen memiliki dua unsur pembangun yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya tersebut.
Biasanya, unsur ekstrinsik ini tidak berhubungan secara langsung dalam membangun suatu karya. Unsur ekstrinsik di antaranya latar belakang pengarang, kondisi sosial budaya, nilai, dan juga aspek psikologis serta emosional.
Mengutip dari buku Menulis Teks Cerpen (Berbasis Kearifan Lokal Rakyat Sumatera Selatan) Buku Ajar Kelas X SMA/MA, Anisa'u Fitriyatus Sholihah (2024:29), berikut ini unsur ekstrinsik cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis.
ADVERTISEMENT

1. Latar Belakang Pengarang

Cerpen Robohnya Surau Kami ditulis oleh Ali Akbar Navis atau yang lebih dikenal dengan sebutan A. A Navis. Ia dikenal sebagai seorang sastrawan, kritikus budaya, dan politikus Indonesia asal Sumatra Barat.
Cerpen ini merupakan karya monumental dalam dunia sastra Indonesia yang ditulis pada tahun 1956. Penulis menyampaikan cerpen tersebut dengan makna eksplisit dan mengandung kritik.

2. Latar Belakang Masyarakat

Alur cerita dan bahasa yang digunakan dalam cerpen menggambarkan latar belakang masalah sosial masyarakat Minangkabau. Adanya latar belakang tersebut dapat mempengaruhi bahasa yang digunakan dalam tokoh.

3. Mendeskripsikan Nilai dalam Cerpen

Setelah membaca cerpen Robohnya Surau Kami, pembaca dapat menemukan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Berikut ini penjelasannya.
ADVERTISEMENT
Ulasan unsur ekstrinsik cerpen Robohnya Surau Kami dapat membantu siswa dalam menjawab pertanyaan mengenai cerpen tersebut. Semoga informasi yang disampaikan ini bermanfaat bagi pembaca. (NTA)