Konten dari Pengguna

Unsur Intrinsik Karya Sastra: Memahami Elemen Kunci dalam Sebuah Cerita

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
6 November 2024 16:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Unsur Intrinsik Karya Sastra. Foto hanya ilustrasi. Sumber foto: Unsplash/Chris
zoom-in-whitePerbesar
Unsur Intrinsik Karya Sastra. Foto hanya ilustrasi. Sumber foto: Unsplash/Chris
ADVERTISEMENT
Unsur intrinsik karya sastra merujuk pada elemen-elemen yang berasal dari dalam karya itu sendiri. Elemen tersebut membentuk fondasi utama dalam cerita, novel, atau puisi.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs resmi repositori.kemdikbud.go.id, unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang ada di dalam batang tubuh suatu karya sastra.

Mengenal Unsur Intrinsik Karya Sastra

Unsur Intrinsik Karya Sastra. Foto hanya ilustrasi. Sumber foto: Unsplash/Patrick
Dalam dunia sastra, pemahaman tentang unsur intrinsik karya sastra menjadi penting bagi pembaca dan penulis. Unsur-unsur ini berfungsi untuk memberikan makna dan membangun struktur cerita sehingga menarik dan memikat pembaca.
Secara umum, ada beberapa unsur ekstrinsik utama yang sering ditemukan dalam karya sastra. Unsur ini penting dan tidak boleh dilewatkan dalam karya sastra.

1. Latar Belakang Penulis

Latar belakang penulis meliputi pengalaman hidup, pendidikan, keyakinan, dan lingkungan sosial yang mempengaruhi penulis dalam menciptakan karya. Misalnya, novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata.
Novel ini dipengaruhi oleh pengalaman pribadinya selama tumbuh di Belitung. Latar belakang penulis membantu memahami perspektif atau sudut pandang yang digunakan dalam karya sastra, seperti cara penulis menggambarkan karakter, konflik, dan latar cerita.
ADVERTISEMENT

2. Kondisi Sosial dan Politik

Kondisi sosial dan politik pada masa tertentu bisa memengaruhi tema serta alur cerita dalam karya sastra. Misalnya, karya-karya Pramoedya Ananta Toer banyak mengangkat isu kolonialisme dan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Hal tersebut dikarenakan karya ini ditulis dalam masa pergolakan politik yang mendalam. Karya yang dihasilkan dalam situasi sosial-politik tertentu sering kali memiliki pesan atau kritik tersirat yang mencerminkan realitas pada zamannya.

3. Budaya dan Tradisi

Budaya dan tradisi yang ada di masyarakat tempat penulis tinggal bisa menjadi unsur ekstrinsik yang berpengaruh besar. Dalam karya sastra, pengaruh budaya dapat terlihat dari penggambaran tokoh, nilai-nilai moral, atau tradisi tertentu.
Misalnya, karya sastra yang mengangkat budaya Jawa akan menampilkan karakteristik khusus. Contohnya penggunaan bahasa, adat, atau norma yang berkaitan dengan budaya Jawa itu sendiri.
ADVERTISEMENT

4. Situasi Ekonomi

Situasi ekonomi juga bisa memberikan pengaruh yang signifikan. Karya-karya sastra yang muncul dari kelas sosial rendah sering kali mencerminkan kehidupan penuh perjuangan, kemiskinan, dan ketidakadilan.
Sebagai contoh, novel "Pengemis dan Anjing" karya Mochtar Lubis. Novel ini menggambarkan situasi orang-orang miskin di kota besar dengan penuh kesedihan dan ironi.

5. Pandangan Filsafat atau Agama

Pandangan filsafat atau agama penulis bisa memberikan corak tertentu dalam karyanya. Misalnya, karya-karya Kahlil Gibran banyak mengandung filosofi cinta dan kehidupan yang dipengaruhi oleh pandangan religius dan spiritualnya.
Memahami unsur ekstrinsik karya sastra tidak hanya membantu pembaca mengapresiasi karya dengan lebih mendalam, tetapi juga memperkaya interpretasi pembaca terhadap makna yang terkandung di dalamnya. (Msr)
ADVERTISEMENT