Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Unsur Sampiran dan Isi pada Pantun Syair
20 September 2024 14:58 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu jenis karya sastra Indonesia yang tersohor pada masanya adalah syair. Unsur sampiran dan isi pada pantun syair sangat berbeda dengan pantun biasa. Syair memiliki struktur dan aturan sendiri yang membuatnya unik dan mudah untuk diidentifikasi sebagai syair.
ADVERTISEMENT
Adapun hal paling mencolok yang terdapat pada syair yaitu pola rimanya yang berbunyi a-a-a-a. Semua syair pada bagian akhir katanya memiliki bunyi vokal (huruf a, i, u, e, o) atau konsonan (huruf selain vokal) yang sama.
Unsur Sampiran dan Isi pada Pantun Syair dan Ciri-cirinya
Unsur sampiran dan isi pada pantun syair begitu unik. Mengutip dari buku Mengenal Sastra Lama oleh Eko Sugianto (2015:50), Menurut L.F. Brakel, semua baris dalam syair adalah isi karena di dalamnya tidak ada sampiran.
Dulu, syair Indonesia merupakan karya yang bercorak keagamaan, khususnya pengaruh kesusasteraan sufi. Seiring perkembangan zaman, isi syair bukan hanya tentang aspek agama melainkan aspek kehidupan lainnya yang lebih luas.
Pada abad ke-18, syair menjadi karya sastra yang booming dan digemari oleh masyarakat. Dalam kesusasteraan Indonesia, syair digunakan untuk mengungkapkan suatu kisah hingga media dakwah.
ADVERTISEMENT
Adapun ciri-ciri syair dalam sastra Indonesia adalah sebagai berikut.
Setelah membaca penjelasan di atas, diketahui bahwa unsur sampiran dan isi pada pantun syair berbeda dengan pantun biasa. Hal itu dikarenakan syair tidak memiliki sampiran dan keseluruhan baris di dalam baitnya dianggap sebagai isi. (IMA)
ADVERTISEMENT