Konten dari Pengguna

AfCFTA: Alat Politik atau Katalis Perubahan Sosial di Afrika?

Rahel Novi Yanti
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia
22 Oktober 2024 12:24 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahel Novi Yanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
AfCFTA, sebagai zona perdagangan bebas kontinental terbesar di dunia, tidak hanya sekadar perjanjian ekonomi. Ia memiliki potensi untuk menjadi alat politik yang digunakan oleh negara-negara besar dan aktor domestik untuk mencapai tujuan geopolitik mereka. Di sisi lain, AfCFTA juga dapat menjadi katalisator perubahan sosial yang signifikan, mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan memperkuat integrasi regional.
ADVERTISEMENT
Sebagai sebuah kawasan perdagangan bebas kontinental yang ekstensif, AfCFTA telah menjadi pusat perhatian bagi berbagai negara, baik yang telah maju maupun yang sedang berkembang. Potensi pasarnya yang sangat besar menjadikan AfCFTA sebagai sasaran menarik untuk ekspansi pasar, akuisisi sumber daya alam, serta promosi pengaruh ekonomi dan geopolitik. Konsekuensinya, negara-negara anggota AfCFTA berpotensi terjebak dalam dinamika persaingan antar kekuatan besar, yang dapat mengkompromikan otonomi nasional dan tujuan pembangunan jangka panjang mereka.
Di sisi lain, AfCFTA juga memiliki potensi untuk menjadi katalisator perubahan sosial yang positif. Melalui perluasan akses pasar dan peningkatan investasi, AfCFTA dapat mengakselerasi proses industrialisasi, meningkatkan efisiensi produksi, serta memunculkan kelas menengah yang lebih besar. Dinamika ini berpotensi memicu tuntutan yang lebih kuat terhadap praktik pemerintahan yang baik, transparansi, dan akuntabilitas. Lebih jauh lagi, AfCFTA dapat mempererat kolaborasi regional dan mendorong integrasi sosial budaya yang lebih mendalam di antara masyarakat Afrika.
ADVERTISEMENT
Salah satu dimensi yang paling menarik dalam dinamika AfCFTA adalah bagaimana negara-negara adidaya seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa akan memanfaatkan perjanjian ini sebagai wahana untuk memperluas pengaruh geoekonomi mereka di benua Afrika. Ketiga blok kekuatan ini memiliki kepentingan strategis dan ekonomi yang signifikan di kawasan Afrika, dan AfCFTA menawarkan peluang emas untuk memperkuat jaringan hubungan bilateral dan multilateral. Dengan memanfaatkan instrumen seperti investasi langsung asing, bantuan pembangunan, serta transfer teknologi, negara-negara adidaya tersebut berpotensi membentuk lanskap kebijakan ekonomi dan politik negara-negara Afrika.
Shutterstock
Pertanyaan yang muncul adalah apakah negara-negara Afrika dapat memanfaatkan persaingan antara negara-negara besar ini untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik bagi rakyat mereka, atau apakah mereka akan terjebak dalam perang proksi yang merugikan.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan mengenai kapasitas negara-negara Afrika dalam mengeksploitasi dinamika persaingan geoekonomi antar kekuatan besar dalam konteks AfCFTA merupakan sebuah pertanyaan yang sangat relevan dalam diskursus pembangunan kontemporer. Di satu sisi, persaingan antar negara adidaya ini menciptakan peluang strategis bagi negara-negara Afrika untuk memperoleh aliran investasi yang signifikan, transfer teknologi canggih, serta akses yang lebih luas ke pasar global. Dalam konteks ini, negara-negara Afrika memiliki potensi untuk melakukan negosiasi yang lebih kuat dengan negara-negara adidaya guna memperoleh kesepakatan yang lebih menguntungkan bagi kepentingan nasional mereka.
Namun demikian, dinamika persaingan geoekonomi antar negara adidaya di kawasan Afrika juga berpotensi memicu konflik proksi yang merugikan kepentingan jangka panjang negara-negara di benua tersebut. Negara-negara adidaya dapat mengeksploitasi instrumen seperti bantuan pembangunan, investasi langsung asing, serta pinjaman sebagai alat pengaruh untuk membentuk lanskap politik domestik negara-negara Afrika. Hal ini dapat memicu polarisasi politik, ketidakstabilan pemerintahan, dan praktik korupsi yang sistemik. Lebih jauh lagi, ketergantungan yang berlebihan pada utang luar negeri dapat membatasi ruang fiskal negara-negara Afrika dan menghambat upaya pembangunan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
AfCFTA, sebagai inisiatif perdagangan bebas terbesar di dunia, menawarkan potensi transformatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mempererat kohesi regional di benua Afrika. Namun demikian, implementasi AfCFTA dihadapkan pada tantangan multidimensi yang kompleks, baik dari dinamika geopolitik global maupun dari kondisi domestik masing-masing negara anggota. Persaingan geoekonomi antar negara-negara adidaya menjadikan benua Afrika sebagai arena persaingan pengaruh yang intensif, sehingga negara-negara Afrika perlu bernavigasi dengan hati-hati untuk menghindari terjebak dalam dinamika konflik proksi. Di sisi lain, AfCFTA juga berpotensi memperburuk disparitas ekonomi antar negara anggota dan memicu ketidakstabilan jika tidak dikelola dengan tata kelola yang baik. Keberhasilan AfCFTA sangat bergantung pada kapasitas negara-negara Afrika untuk membangun institusi yang kuat, merumuskan kebijakan yang koheren, serta menjalin kerja sama yang sinergis dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Singkatnya, AfCFTA merupakan persimpangan kritis antara ambisi transformatif dan realitas geopolitik yang dinamis. Masa depan benua Afrika sangat bergantung pada kemampuan negara-negara Afrika untuk mengelola kompleksitas integrasi ekonomi regional dalam konteks global yang terus berubah.
ADVERTISEMENT