Pentingnya Menjaga Data Pribadi di Era Digital

Faris Ersan Arizona
Mahasiswa jurusan Manajemen Universitas Jenderal Soedirman
Konten dari Pengguna
1 Oktober 2021 21:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faris Ersan Arizona tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.freepik.com/free-vector/global-data-personal-data-security-cyber-data-security-online-concept-internet-security-information-privacy-protection-idea-flat-isometric-illustration-isolated_13330112.htm#page=1&query=private%20data&position=4&from_view=search
zoom-in-whitePerbesar
https://www.freepik.com/free-vector/global-data-personal-data-security-cyber-data-security-online-concept-internet-security-information-privacy-protection-idea-flat-isometric-illustration-isolated_13330112.htm#page=1&query=private%20data&position=4&from_view=search
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat ini, digitalisasi sudah tak terelakkan bagi semua orang di seluruh dunia. Kehadiran teknologi digital dianggap membawa perubahan besar lantaran mampu mengefisienkan kegiatan banyak orang. Meski begitu, menjaga keamanan terutama saat sedang mengakses layanan digital melalui internet harus tetap dilakukan. Terlebih, jika perangkat digital yang dimiliki menyimpan berbagai informasi penting. Sayangnya masyarakat khususnya di Indonesia pada saat ini belum memahami pentingnya melindungi data pribadi mereka di tengah era pertumbuhan pengguna ponsel dan internet yang kian masif.
ADVERTISEMENT
Sementara itu kasus bocornya data pribadi masyarakat Indonesia seringkali terjadi antara lain:
1. Kebocoran data BPJS Kesehatan
Pada Mei 2021, data sejumlah peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dijual di Raid Forums seharga 0,15 Bitcoin. Data tersebut dijual oleh pengguna forum dengan nama id 'Kotz'.
2. Kebocoran data Cermati dan Lazada
Kasus kebocoran data dari dua perusahaan itu beredar di situs Raidforums pada akhir tahun 2020. Di dalamnya, ada data yang diperjualbelikan dari cermati.com sebanyak 2,9 juta pengguna yang diambil dari kegiatan 17 perusahaan, sebagian besar kegiatan finansial. Sedangkan, Lazada mengalami kebocoran sebanyak 1,1 juta data.
3. Penjualan data nasabah BRI Life
Sempat ramai beredar di media sosial ihwal dugaan penjualan data dua juta nasabah BRI Life dengan harga $7.000 atau sekitar Rp 101,6 juta. Unggahan tersebut dibeberkan akun Twitter @HRock.Terdapat 463.000 dokumen yang diperjualbelikan. Dokumen yang tertera dalam tangkapan layar berupa foto KTP elektronik, nomor rekening, nomor wajib pajak, akte kelahiran, dan rekam medis nasabah BRI Life.
ADVERTISEMENT
4. Kebocoran data Tokopedia
Pada Mei 2020 ramai jutaan akun pengguna e-commerce Tokopedia diduga telah bocor. Bahkan, pemilik akun twitter @underthebreach menyebut aktor peretas telah menjual database Tokopedia sejumlah 91 juta akun seharga US$ 5.000 di dark web. Adapun pihaknya mengklaim aksi peretasan telah dilakukan sejak Maret 2020.
5. Kebocoran data Komisi Pemilihan Umum
Peretas mengklaim telah membobol 2,3 juta data warga Indonesia dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Informasi itu datang dari akun @underthebreach, Kamis malam 21 Mei 2020."Aktor (peretas) membocorkan informasi 2.300.000 warga Indonesia. Data termasuk nama, alamat, nomor ID, tanggal lahir, dan lainnya,"
Dari kasus di atas seharusnya membuka mata masyarakat Indonesia untuk lebih berhati hati dalam penggunaan data pribadi di dunia digital. Adapun berbagai cara yang bisa dilakukan seseorang untuk menjaga data pribadinya di Internet
ADVERTISEMENT
1. Bijak menggunakan media sosial
Media sosial saat ini sudah menjadi tempat berbagi setiap detail kehidupan penggunanya. Bahkan informasi yang menurut Anda aman untuk dibagikan, misalnya tanggal ulang tahun atau sebuah lokasi bisa saja disalahgunakan oleh orang atau kelompok yang tidak bertanggung jawab. Untuk menghindari hal tersebut, atur personalisasi keamanan di akun jejaring sosial Anda. Pastikan Anda telah melakukan pengaturan sebelum Anda mengunggah sesuatu yang berisi informasi pribadi.
2. Jangan gunakan kartu kredit Anda untuk semua transaksi online.
Saat melakukan pembelian secara online, selalu pastikan bahwa situs yang Anda gunakan aman dan terpercaya untuk memasukkan informasi kartu kredit Anda. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Anda bisa membatasi nominal untuk berbelanja online. Hal ini mengurangi risiko jika seseorang mencuri informasi kartu kredit Anda.
ADVERTISEMENT
3. Gunakan cloud penyimpanan untuk backup data
Mengantisipasi jika perangkat Anda hilang atau rusak, backup semua data penting Anda di cloud penyimpanan. Anda bisa menggunakan Google Drive, Dropbox, atau iCloud, di mana Anda bisa mengunggah data dan mengaksesnya dari mana saja di seluruh dunia selama jaringan internet tersedia.
4. Lakukan factory reset dan penghapusan keseluruhan
Menghapus sesuatu dari komputer atau perangkat tidak berarti secara permanen menghapus informasi di mesin perangkat. Sebelum Anda menjual atau memberikan perangkat tersebut kepada orang lain, pastikan bahwa drive telah sepenuhnya bersih dan Anda telah melakukan factory reset agar perangkat kembali seperti pengaturan pertama saat Anda membelinya.
ADVERTISEMENT
5. Sandi pengaman
Saat ini sudah banyak situs yang mengharuskan Anda membuat sandi yang kompleks sebelum mendaftar. Beberapa situs saat ini juga mengharuskan Anda membuat kata sandi yang kompleks, misalnya dengan perpaduan huruf kapital, angka, dan dengan panjang minimal yang telah ditentukan. Selain itu, pastikan Anda menggunakan kata sandi yang berbeda untuk semua akun penting seperti akun bank atau email. Yang terpenting adalah, hindari menggunakan ulang tahun, nama anggota keluarga, atau identitas lainnya dalam membuat kata sandi.