Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Asnawi Mangkualam, Bukti Bahwa Pemain Indonesia Itu Bisa
20 September 2021 14:19 WIB
Tulisan dari Raihan Ibrahim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kepindahan Asnawi Mangkualam ke Ansan Greeners, klub yang berkompetisi di liga 2 Korea Selatan pada awal tahun ini membawa kabar gembira bagi pecinta sepak bola tanah air ditengah terhentinya kompetisi lokal akibat pandemi yang tak kunjung usai. Kepindahan tersebut tidak terlepas dari andil besar Shin Tae-yong, pelatih kepala Timnas yang merekomendasikan anak kesayangannya itu. Seakan membalas kepercayaan coach Shin Tae-yong, Asnawi kerap tampil gemilang semenjak mendaratkan kaki di negeri ginseng tersebut.
ADVERTISEMENT
Bakat sepak bola Asnawi Mangkualam mengalir deras dari ayahnya, Bahar Muharram, mantan pesepak bola yang saat ini menjabat sebagai asisten pelatih PSM Makassar, klub Asnawi yang juga merupakan tanah kelahirannya sebelum ia bergabung ke Ansan Greeners. Berposisi sebagai fullback kanan, Asnawi sudah tampil 13 kali di liga dan mencetak satu assist untuk timnya. Merupakan salah satu bek moderen, ia mempunyai kecepatan dan stamina luar biasa yang membuatnya selalu melakukan overlap saat timnya menyerang dan sering mengirim umpan ke pertahanan lawan. Gaya permainan eksplosif dan kuat dalam berduel menjadi faktor utama ia selalu mendapat kepercayaan pelatih sebagai starter dan tak jarang, ia menjadi kreator dalam melakukan build-up serangan. Sudah mendapatkan menit bermain yang cukup meski belum juga semusim di liga Korea adalah hal yang patut dibanggakan oleh Asnawi, terlebih untuk pecinta sepak bola tanah air.
Masih berusia 21 tahun, tentu memilih untuk bermain di negara asing yang bukan saja berbeda jauh dari kultur sepak bolanya, namun juga gaya hidup dan budaya adalah pilihan yang tak mudah. Namun untuk Asnawi sendiri, hal itu malah memacunya agar mempunyai karir cemerlang dan bisa menaikkan level permainannya ke tingkat yang lebih tinggi. Untuk bergabung dengan Ansan, pemegang rekor sebagai pemain termuda (17 tahun 161 hari) yang debut di Timnas senior ini rela memotong gajinya hingga miliaran rupiah, hal yang sangat jarang ditemui di pemain kita ini. Mentalitas luar biasa yang ditunjukkan Asnawi ini seakan menjadi tamparan keras bagi pemain lokal zona nyaman yang tidak mau berkembang.
ADVERTISEMENT
Sebagai pendukung setia Timnas, tentu mempunyai pemain seperti Asnawi adalah sebuah harapan, harapan agar timnas bisa naik ke tingkat selanjutnya, bersaing dengan negara-negara besar asia seperti Jepang, Korea Selatan, bahkan Vietnam, tim yang sekarang mulai naik sebagai ancaman baru di asia. Melihat keadaan sekarang, tentu masih sulit rasanya membayangkan Timnas bisa naik level. Liga dagelan masih menampilkan permainan yang bikin sakit mata dan juga inkompetensi dari ofisial yang menjalankan pertandingan. Terasa percuma menunjuk pelatih sekaliber Shin Tae-yong jika pemain masih bermain di liga busuk di segala aspek.
Sebenarnya pemain lokal kita tidaklah kekurangan bakat dan juga kemampuan, banyak tawaran datang dari luar negeri untuk pemain Indonesia namun ditolak dengan dalih faktor keluarga, meski kenyataannya sih tidak jauh dari persoalan gaji. Kalau saja pemain liga dagelan terutama pemain senior mempunyai mental seperti Asnawi maupun pemain muda lainnya yang kini berkompetisi di asia maupun eropa, pasti Timnas tidak hancur lebur seperti sekarang.
ADVERTISEMENT
Ewako, Asnawi!
***
"Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”"
"Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”"
"Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”"