Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Menjadi Fanatik Timnas karena Boaz Solossa
14 September 2021 13:39 WIB
Tulisan dari Raihan Ibrahim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Piala Tiger 2004 (atau sekarang disebut Piala AFF) menjadi awal kemunculan Boaz Solossa di kancah sepak bola Indonesia dan juga tim nasional. Pelatih Timnas di ajang tersebut, Peter White, langsung mempercayai pemain yang bernama lengkap Boaz Theofilus Erwin Solossa yang kala itu masih berusia 18 tahun sebagai ujung tombak utama berduet dengan Ilham Jayakesuma. Tak disangka, duet tersebut sukses membuat nama Boaz bersinar karena torehan gol dan andil besarnya dalam membantu Ilham Jayakesuma menyabet gelar top skor. Meski gelaran tersebut berakhir antiklimaks karena Indonesia harus menjadi runner-up, tapi publik jadi punya harapan untuk Timnas serta munculnya sosok idola baru dalam diri Boaz. Dan untuk saya pribadi, Boaz sendiri yang membuat saya menjadi fanatik Timnas Indonesia, bahkan sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
Kecepatan luar biasa ditambah lihainya dalam mengolah bola membuatnya dengan mudah melewati lawan. Belum lagi insting tajamnya sebagai striker dalam menjebol gawang lawan. Semudah itu saya lihat Boci, sapaan akrab Boaz Solossa dalam bermain sepak bola. Bahkan, dulu saya sering berkhayal jika suatu saat bisa menjadi pesepak bola profesional dan berduet dengan beliau.
Turnamen Piala Tiger 2004 sangat membekas buat saya pribadi. Saya yang masih berusia 9 tahun dan baru mulai mengikuti sepak bola Indonesia langsung diperkenalkan sosok Boaz Solossa. Laga semifinal kedua saat tandang melawan Malaysia akan selalu saya kenang sebagai match of a lifetime. Kalah di Jakarta pada leg pertama, tanpa ampun Timnas membantai sang musuh abadi 1-4 di Bukit Jalil. Boaz Solossa tampil sangat gemilang, satu assist dan satu gol indah aksi individu sukses membuat saya sekeluarga bergemuruh didepan layar kaca.
ADVERTISEMENT
Di musim ini, Boaz Solossa masih aktif bermain meski sudah berusia 35 tahun, Di penghujung karirnya ini, ia bisa berbangga diri dengan apa yang telah ditorehkan selama lebih dari 15 tahun karirnya sebagai pesepak bola. Menjadi top skor liga tiga kali, cedera patah kaki saat membela panji Garuda pada medio 2007 yang hampir mengakhiri karir sepakbolanya di usia dini cuma sedikit dari sekian banyak ingatan para pecinta sepakbola tentang beliau.
Boaz Solossa bukan hanya melegenda untuk Persipura Jayapura dan tim nasional, namun juga dalam buku kehidupan saya.
***
"Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”"
"Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”"
"Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”"