Kecantikan Bukan Hanya tentang Wajah, Stop Membenci Diri Sendiri!

raisya azizah
Mahasiswa Bina Nusantara - Marketing Communication
Konten dari Pengguna
30 Januari 2023 15:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari raisya azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Body shaming kerap kali kita jumpai. Barangkali itu dapat ditemukan di majalah, surat kabar, program televisi, film, pembicaraan teman, dan disitus digital dan jejaring sosial. Atau, bahkan kita sendirilah yang menjadi korbannya.
ADVERTISEMENT
Mungkin kita sering melihat komentar yang sering sering kali dapat menjengkelkan hati kita. Dan, sayangnya sekarang hal tersebut sering digunakan dalam komedi, malahan seolah dianggap sepele oleh orang-orang.
Tidak realistis saat ini keberadaan standar kecantikan adalah salah satu alasan utama di balik tindakan body shaming. Standar kecantikan ini mendefinisikan apa yang dianggap dan diinginkan oleh budaya kita seperti, menarik, ideal, dan umumnya adalah indah.
Masyarakat telah menghubungkan kecantikan dengan harga diri. Ini memperkuat cita-cita kecantikan yang tidak sehat serta tidak dapat dicapai yang bisa membawa dampak buruk pada citra diri pada tubuh perempuan.
Sebagai konsekuensi dari standar kecantikan yang selalu berubah-ubah, menjadikan perempuan ini mengubah yang ada dalam dirinya mengikuti standar yang ada. Seperti misalnya mengubah bentuk tubuh, bentuk wajah, dan juga bentuk rambut mereka. Semua itu mereka lakukan demi menjadi cantik.
ADVERTISEMENT
Saya akan berbagi cerita tentang pengalaman mendapatkan body shaming. Pengalaman itu saya dapatkan ketika pergi ke suatu toko pakaian yang berada di daerah Jakarta barat.
Pada suatu hari saya pergi ke toko pakaian tersebut mencari baju untuk suatu acara. Ketika saya masuk ke dalam toko tersebut, pegawai yang ada di sana melihat saya dengan tatapan sinis. Matanya melihat dari atas kepala saya hingga bawah. Saya tentunya tidak peduli dan mengabaikan hal tersebut. Tetapi tak lama ketika saya telah menemukan baju yang saya butuhkan dan saya ingin membayarnya, saya mendengar ada dua penjaga toko tersebut berbisik-bisik.
“Ih, ko badan dia kurus banget, sih. Apa dia gak pernah makan ya?” bisik salah satu penjaga toko kepada temannya.
ADVERTISEMENT
Saya yang dengan jelas mendengar kata-kata tersebut langsung merasa sakit hati. Saya tersinggung. Tetapi saya adalah orang yang memendam. Saya tidak bisa mengutarakan sakit hati dengan berbicara. Oleh karenanya, saya hanya terdiam lalu pergi dari toko tersebut.
Setelah kejadian tersebut saya merasa kurang percaya diri akan diri saya sendiri. Jadi, menurut saya body shaming bukanlah hal yang sepele. Selain itu, body shaming kini juga bukan hanya ada pada dunia nyata, melainkan bisa dilakukan lewat media social.
SUmber: Pexels.com
Gambar di atas sudah mendefinisikan standardisasi dari kecantikan yang ada di Indonesia. Seperti halnya berkulit putih, memiliki rambut yang panjang dan lebat, hidung yang mancung, dan lain sebagainya.
Sebenarnya kecantikan itu tidak harus memiliki kulit yang putih, rambut yang lurus, dan juga hidung yang mancung. Kecantikan itu adalah bagaimana kita percaya dengan diri kita sendiri dan tidak memedulikan apa yang dikatakan oleh orang lain serta tidak mencocokkan standar diri yang kita punya dengan standar kecantikan yang ada.
ADVERTISEMENT
Media sosial menjadi wadah baru untuk melakukan body shaming. Di sana mereka memiliki akses yang mudah untuk memperlakukan dan membuat komentar bodoh tentang apapun yang dimiliki oleh orang lain.
Beberapa penelitian mengatakan dan menemukan hubungan yang kuat antara media sosial dengan peningkatan risiko depresi, yaitu menyebabkan seseorang menjadi merasa kesepian, ketakutan, kecemasan. Selain itu, mereka cenderung ingin untuk menyakiti diri mereka sendiri dan ada percobaan untuk bunuh diri.
Maka dari itu, kita perlu menjaga ketikan kita terhadap foto atau apapun yang seseorang unggah dan penting bagi kita untuk mengontrol dosis media sosial harian kita demi kesehatan mental kita sendiri.
Sumber: Pexels.com
Menurut saya kecantikan bukanlah melulu soal fisik. Kecantikan adalah ketika kita bisa untuk mencintai serta menerima apa yang telah kita punya. Dan, kecantikan yang sesungguhnya itu berasal dari hati kita.
ADVERTISEMENT
Jika kita memiliki kecantikan hati, maka secara tidak langsung keseluruhan dari diri kita terbawa cantik. Ketika orang yang merasa dirinya cantik tetapi hati mereka busuk, maka kecantikan fisik yang dimiliki akan hilang begitu saja.
Kecantikan adalah penerimaan. Kecantikan adalah cara kita memproyeksikan kepositifan dari diri kita. Kecantikan adalah ketika kita percaya bahwa kita semua ini cantik.
Menurut saya orang harus berhenti untuk membenci dirinya sendiri. Selain kita harus berhenti untuk membenci diri kita, kita harus juga berhenti untuk membenci orang lain hanya karena mereka tidak sesuai dengan standar kecantikan yang ada.
Saya percaya bahwa tidak ada perempuan yang pantas dikatakan jelek, terlalu kurus atau bahkan terlalu gemuk. Dan, juga kita tidak bisa mengatakan seseorang karena warna kulit dan juga jenis rambut mereka. Karena itu semua akan membuat orang tidak jadi dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Kita—perempuan—semua cantik dengan cara kita sendiri.