Konten dari Pengguna

Pasar Pawon : Wujudkan Pasar Aman melalui Identifikasi dan Pemetaan Bahaya K3

Ramadhani Dzakiya Primananda
Merupakan seorang mahasiswi aktif tahun ketiga di Universitas Diponegoro dari program studi Kesehatan Masyarakat.
16 Agustus 2024 11:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ramadhani Dzakiya Primananda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Dokumen Pribadi. Edukasi mengenai identifikasi dan pengenalan potensi bahaya kecelakaan kerja di Pasar Pawon ke pada pengelola Pasar Pawon
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Dokumen Pribadi. Edukasi mengenai identifikasi dan pengenalan potensi bahaya kecelakaan kerja di Pasar Pawon ke pada pengelola Pasar Pawon
ADVERTISEMENT
Pasar Pawon yang terletak di Dusun Dangun, Desa Mergowati, Kecamatan Temanggung, merupakan sebuah pasar kuliner tradisional yang dilaksanakan setiap Ahad Kliwon/ Di Pasar Pawon tersedia berbagai kuliner tradisional nusantara, seperti Entho Cotot, Cetil, Sate, Sego Gono, dan berbagai kuliner lainnya. Pasar Pawon didirikan dan dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Wahyu Aji Dusun Dangun sekaligus menjadi pusat kegiatan perekonomian KWT Wahyu Aji.
ADVERTISEMENT
Seperti halnya pasar kuliner tradisional lainnya, Pasar Pawon juga menghadapi berbagai tantangan terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Terlebih, Pasar Pawon merupakan pasar kuliner tradisional yang bernuansa alam dan didominasi oleh bambu sehingga menambah peluang terjadinya kebakaran maupun kecelakaan kerja lainnya. Untuk itu, Ramadhani Dzakiya, KKN Tim II UNDIP dari program studi Kesehatan Masyarakat mengajukan program “Identifikasi dan Pemetaan Tanda Bahaya K3 di Pasar Pawon dalam Peningkatan Kondisi Kerja yang Aman bagi Pedagang dan Pengunjung Pasar Pawon” sebagai program monodisiplin. Program ini bertujuan untuk mengenal berbagai risiko bahaya di Pasar Pawon sekaligus meningkatkan wawasan dan kesadaran Mba para pengelola Pasar Pawon sehingga diharapkan dapat menjadi referensi para pengelola saat melakukan pemeliharaan pasar. Selain itu, melalui identifikasi bahaya ini, para pengunjung dan pedagang dapat lebih berhati-hati pada saat melakukan transaksi jual beli di Pasar Pawon.
ADVERTISEMENT
Kegiatan diawali dengan observasi di Pasar Pawon terlebih dahulu yang dilakukan oleh Rahma. Observasi ini bertujuan untuk mengenal secara lebih dalam mengenai apa saja potensi bahaya yang mungkin terjadi di Pasar Pawon. Setelah melakukan observasi dan mengambil beberapa gambar potensi bahaya di Pasar Pawon, Rahma melakukan analisis dari potensi bahaya yang sudah didapat di Pasar Pawon. Setelah dilakukan analisis, Rahma mendapatkan beberapa hasil analisis terkait potensi bahaya yang dapat terjadi di Pasar Pawon yang dikaitkan dengan potensi bahaya secara fisika, kimia, dan biologi.
Pada potensi bahaya secara fisika, Rahma menemukan berbagai potensi bahaya secara fisik di Pasar Pawon yang dapat meningkatkan potensi kecelakaan kerja, seperti bambu pembatas yang sudah tidak saling terikat dengan kencang yang ditali dengan jenis tali yang kurang kuat, bambu yang sudah lapuk dan tidak kokoh, penataan lahan untuk anak tangga yang kurang aman, ujung anyaman bambu maupun tangga di Pasar Pawon yang dapat melukai pengunjung, penataan lahan yang miring yang dapat berpotensi longsor, dan dari struktur bambu sendiri yang mudah terbakar. Sementara itu, Rahma juga mengidentifikasi bahaya secara kimia di Pasar Pawon. Di dalam Pasar Pawon sendiri, terdapat sungai yang terkadang menjadi tempat pembuangan limbah dari aktivitas pedagang, yaitu aktivitas mencuci piring. Selain itu, pada saat observasi di Pasar Pawon, Rahma juga melihat adanya aktivitas pembakaran sampah daun yang dilakukan oleh warga sekitar yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan. Rahma juga menemukan adanya identifikasi bahaya biologis yang terdapat di Pasar Pawon, yaitu risiko penyakit demam berdarah sebagai akibat dari air yang menggenang di sungai Pasar Pawon.
Sumber : Dokumen Pribadi. Penyerahan infografis kepada pengelola Pasar Pawon
Rahma menyampaikan hasil analisisnya melalui metode edukasi kepada perwakilan dari pengelola Pasar Pawon, yaitu Mba Eri selaku ketua KWT Wahyu Aji dan bendahara KWT Wahyu Aji pada tanggal 2 Agustus 2024. Edukasi dilakukan dengan menyampaikan potensi bahaya fisika, kimia, dan biologi di Pasar Pawon sekaligus memberikan rekomendasi penanganan bahaya yang dapat terjadi di Pasar Pawon. Dengan edukasi terkait identifikasi dan pemetaan tanda bahaya K3 di Pasar Pawon, Rahma berharap apa yang disampaikan dapat menjadi referensi bagi pengelola Pasar Pawon dalam hal pemeliharaan sehingga para pedagang dan pengunjung Pasar Pawon tidak hanya dapat beraktivitas dengan nyaman, tetapi dapat terjamin keselamatan dan kesejahteraannya.
ADVERTISEMENT