Konten dari Pengguna

Manfaat Pendidikan Berbasis Aswaja untuk Anak

Rangga Sa'adillah SAP
Dosen, Peneliti, Guru, Trainer, Motivator, Penulis, Jurnalis, Fasilitator.
16 September 2024 9:50 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rangga Sa'adillah SAP tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dewan Guru MI Taswirul Afkar I Surabaya, Menjadikan Pendidikan Aswaja Sebagai Model Pengembangan Karakter Sekolah. Sumber Dokumentasi Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Dewan Guru MI Taswirul Afkar I Surabaya, Menjadikan Pendidikan Aswaja Sebagai Model Pengembangan Karakter Sekolah. Sumber Dokumentasi Pribadi.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pendidikan adalah salah satu pilar penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak. Setiap sistem pendidikan tentu memiliki pendekatan dan prinsip yang mendasari tujuannya. Di Indonesia, khususnya di lembaga-lembaga pendidikan yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU), pendidikan berbasis Aswaja (Ahlus Sunnah wal Jamaah) menjadi salah satu model yang diandalkan dalam membangun generasi berkarakter. Pendekatan ini tidak hanya menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan akhlak, spiritualitas, dan pemahaman sosial yang lebih luas. Dalam konteks ini, manfaat pendidikan berbasis Aswaja bagi anak menjadi sangat relevan untuk dibahas.
ADVERTISEMENT
1. Membangun Pondasi Akhlakul Karimah
Salah satu ciri utama pendidikan berbasis Aswaja adalah penekanan pada nilai-nilai akhlakul karimah, atau akhlak mulia. Dalam proses pendidikan, anak diajarkan untuk menghormati orang tua, guru, teman, dan masyarakat di sekitarnya. Nilai-nilai ini diajarkan sejak dini agar menjadi kebiasaan yang melekat kuat pada diri anak. Dengan terbentuknya akhlak yang baik, anak tidak hanya menjadi pribadi yang santun, tetapi juga mampu berinteraksi dengan masyarakat secara positif.
Pendidikan Aswaja menekankan pentingnya adab dalam segala hal, baik dalam konteks belajar maupun bergaul. Sebagai contoh, anak-anak diajarkan untuk selalu memulai aktivitas dengan doa, berperilaku baik di kelas, dan menghargai pendapat orang lain. Kebiasaan-kebiasaan ini tidak hanya membentuk karakter pribadi yang unggul, tetapi juga menumbuhkan sikap toleran dan menghargai keragaman.
ADVERTISEMENT
2. Pengembangan Pemahaman Spiritual yang Mendalam
Pendidikan berbasis Aswaja juga menekankan aspek spiritualitas yang kuat. Anak-anak diajarkan untuk mengenal Tuhan dan memahami agama dengan cara yang seimbang dan moderat. Mereka belajar tentang pentingnya keimanan kepada Allah, menjalankan ibadah dengan baik, serta memahami ajaran-ajaran Islam yang rahmatan lil alamin atau membawa rahmat bagi seluruh alam.
Dengan pendidikan ini, anak-anak tidak hanya diajarkan aspek-aspek formal dalam beribadah, seperti shalat dan puasa, tetapi juga dilatih untuk merenungkan makna di balik ibadah tersebut. Sebagai hasilnya, mereka tumbuh dengan kesadaran spiritual yang kuat, memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan, serta mampu menempatkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan Sikap Tawadhu’ dan Santun
Pendidikan Aswaja sangat menekankan sikap tawadhu’, atau kerendahan hati. Anak-anak diajarkan untuk tidak sombong dan selalu menghormati orang lain, baik yang lebih tua, sebaya, maupun yang lebih muda. Sikap tawadhu’ ini sangat penting dalam kehidupan sosial, karena dapat mencegah terjadinya konflik dan membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sikap santun yang diajarkan dalam pendidikan Aswaja membentuk anak menjadi pribadi yang lembut, ramah, dan mudah diterima di lingkungan sosialnya. Santun dalam bertutur kata, santun dalam bersikap, serta selalu mengedepankan sikap baik dalam segala situasi adalah hal-hal yang akan menjadi karakter utama anak yang tumbuh dalam pendidikan Aswaja.
4. Menumbuhkan Toleransi Beragama
Salah satu ciri khas ajaran Aswaja adalah sikap moderat atau wasathiyah. Anak-anak diajarkan untuk tidak ekstrem dalam beragama dan selalu menghargai perbedaan pendapat serta keyakinan orang lain. Pendidikan Aswaja menekankan pentingnya sikap toleran terhadap keragaman agama, budaya, dan tradisi.
Dengan mengedepankan sikap toleransi ini, anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang mampu hidup berdampingan dengan orang lain meskipun terdapat perbedaan keyakinan dan pandangan. Mereka belajar untuk menghargai keberagaman dan tidak mudah terpengaruh oleh pemahaman-pemahaman yang cenderung menimbulkan perpecahan. Sikap ini sangat penting di era modern, di mana keragaman masyarakat semakin nyata dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
5. Membentuk Anak yang Berprestasi Akademik dan Non-Akademik
Meskipun pendidikan berbasis Aswaja menekankan pentingnya pembentukan akhlak dan spiritualitas, hal ini tidak berarti mengabaikan aspek akademik. Justru, pendekatan ini berusaha membentuk siswa yang unggul dalam berbagai aspek, termasuk prestasi akademik dan non-akademik. Pendidikan Aswaja memberikan penekanan pada pentingnya belajar dengan sungguh-sungguh dan mencapai prestasi yang baik di sekolah.
Pendekatan ini juga membekali anak dengan kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif, serta membangun keterampilan sosial yang kuat. Anak-anak diajarkan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan bakat dan minat mereka, baik di bidang seni, olahraga, maupun keagamaan. Dengan demikian, pendidikan berbasis Aswaja memberikan keseimbangan antara pencapaian akademik dan pengembangan karakter.
ADVERTISEMENT
6. Melestarikan Tradisi Lokal dan Kearifan Budaya
Pendidikan berbasis Aswaja tidak terlepas dari pelestarian tradisi lokal dan kearifan budaya yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Anak-anak diajarkan untuk menghargai tradisi, budaya, dan nilai-nilai leluhur yang telah diwariskan oleh generasi sebelumnya. Pendidikan ini mengajarkan pentingnya menjaga identitas budaya dan agama dalam menghadapi arus modernisasi.
Sebagai contoh, dalam pendidikan Aswaja, anak-anak diajarkan untuk menghafal nadzaman Aqidatul Awwam, sebuah karya klasik yang mengajarkan dasar-dasar akidah Islam. Melalui pengajaran ini, anak-anak tidak hanya belajar tentang agama, tetapi juga tentang pentingnya melestarikan warisan intelektual Islam yang telah diwariskan oleh ulama-ulama terdahulu.
7. Membangun Kesadaran Sosial dan Kepedulian
Pendidikan berbasis Aswaja juga mengajarkan anak-anak tentang pentingnya memiliki kesadaran sosial dan kepedulian terhadap sesama. Anak-anak dididik untuk selalu peduli terhadap lingkungan sekitar dan terlibat dalam kegiatan sosial yang bermanfaat. Melalui program-program seperti Jumat Sedekah dan kegiatan ziarah, anak-anak belajar tentang pentingnya berbagi dengan sesama dan menghormati para tokoh yang berjasa dalam agama dan bangsa.
ADVERTISEMENT
Kesadaran sosial ini membantu anak-anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang tidak egois, melainkan peduli terhadap kesejahteraan orang lain dan lingkungan mereka. Dengan memiliki kepedulian yang tinggi, anak-anak akan lebih siap untuk berkontribusi secara positif dalam masyarakat ketika mereka dewasa nanti.
Pendidikan berbasis Aswaja memberikan banyak manfaat bagi perkembangan anak, baik dari segi akhlak, spiritualitas, akademik, maupun sosial. Dengan pendekatan yang seimbang dan komprehensif, anak-anak tidak hanya tumbuh menjadi individu yang cerdas, tetapi juga berkarakter mulia, toleran, dan peduli terhadap sesama. Melalui pendidikan ini, diharapkan lahir generasi penerus yang mampu mengemban nilai-nilai Aswaja dalam kehidupan pribadi dan sosial, serta menjadi teladan bagi lingkungan mereka.