Konten dari Pengguna

Menyulam Sejarah yang Berserakan dari Taswirul Afkar Surabaya

Rangga Sa'adillah SAP
Dosen, Peneliti, Guru, Trainer, Motivator, Penulis, Jurnalis, Fasilitator.
15 September 2024 8:59 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rangga Sa'adillah SAP tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dewan Guru MI Taswirul Afkar I Surabaya, Credit (Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Dewan Guru MI Taswirul Afkar I Surabaya, Credit (Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
Taswirul Afkar Surabaya adalah lembaga pendidikan dan intelektual yang telah memainkan peran penting dalam sejarah Islam di Indonesia, terutama dalam membentuk dan mengembangkan pemikiran Aswaja (Ahlussunnah wal Jamaah) serta memperkuat posisi Nahdlatul Ulama (NU) dikancah nasional hingga internasional. Berdiri pada awal abad ke-20, lembaga ini tak hanya menjadi pusat pendidikan agama bagi generasi muda, tetapi juga sebagai tempat berkembangnya diskusi-diskusi ilmiah yang mengedepankan pemikiran progresif dalam konteks sosial dan keagamaan.
ADVERTISEMENT
Sejarah Berdirinya Taswirul Afkar
Taswirul Afkar didirikan pada tahun 1918 oleh sekelompok ulama Surabaya, salah satunya adalah KH. Ahmad Dahlan Achyad, seorang ulama terkemuka yang memiliki peran penting dalam perkembangan Nahdlatul Ulama. KH. Ahmad Dahlan Achyad lahir pada 30 Oktober 1885 di Kebondalem, Surabaya. Beliau berasal dari keluarga ulama yang memiliki silsilah yang luhur hingga bersambung sampai Sunan Gunung Jati, salah satu Walisongo yang sangat dihormati.
KH. Ahmad Dahlan Achyad, selain dikenal sebagai pendiri Taswirul Afkar, juga memiliki kontribusi besar dalam NU. Beliau pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Rais Akbar Nahdlatul Ulama pertama, posisi yang menunjukkan betapa besar pengaruhnya dalam organisasi ini. KH. Dahlan Achyad memimpin lembaga ini dengan tujuan memperkuat pendidikan Islam berbasis Aswaja dan mengembangkan pemikiran yang moderat serta inklusif terbukti dengan karyanya yang berjudul Tadzkiratun Nafah.
ADVERTISEMENT
Taswirul Afkar sendiri awalnya didirikan sebagai forum diskusi bagi para ulama untuk membahas berbagai isu keagamaan dan sosial. Diskusi-diskusi yang diadakan di Taswirul Afkar turut membentuk gagasan yang menjadi dasar lahirnya NU pada tahun 1926. Forum ini menjadi tempat bertemunya para kiai dan ulama dari berbagai daerah yang saling bertukar pikiran tentang fiqih, tafsir, dan bahkan isu-isu kebangsaan pada masa penjajahan. Sehingga, bisa dikatakan bahwa Taswirul Afkar berperan sebagai wadah intelektual dan spiritual yang melahirkan generasi ulama yang berkontribusi pada gerakan kebangsaan Indonesia.
Peran KH. Ahmad Dahlan Achyad dalam Pengembangan Taswirul Afkar
KH. Ahmad Dahlan Achyad dikenal sebagai ulama yang teguh dalam memegang ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah sekaligus tokoh pendidikan di wilayah Surabaya Utara. Beliau tidak hanya fokus pada pengajaran ilmu agama, tetapi juga menekankan pentingnya pendidikan umum. Di bawah kepemimpinan beliau, Taswirul Afkar menggabungkan pendidikan agama dan umum dalam kurikulumnya, yang saat itu masih jarang ditemui di lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa KH. Ahmad Dahlan Achyad telah memiliki pemikiran maju dalam konteks pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lebih dari sekadar lembaga pendidikan, Taswirul Afkar juga menjadi pusat pembinaan karakter bagi para santri. KH. Ahmad Dahlan Achyad menanamkan nilai-nilai Aswaja yang moderat dan toleran, yang kemudian menjadi ciri khas lembaga ini. Melalui pendekatan yang inklusif, Taswirul Afkar berhasil membangun komunitas pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki karakter keislaman yang kuat dan berperan aktif dalam masyarakat.
KH. Dahlan Achyad Pendiri Taswirul Afkar Surabaya, Credit dari Majalah Aula Edisi Mei 2016.
Kontribusi Taswirul Afkar dalam Perkembangan NU
Seiring dengan berdirinya Nahdlatul Ulama pada tahun 1926, Taswirul Afkar memainkan peran penting sebagai salah satu pusat pendidikan yang mendukung visi dan misi NU. Para santri dan ulama yang lahir dari Taswirul Afkar menjadi tulang punggung dalam menyebarkan ajaran Aswaja di Surabaya dan sekitarnya. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan penguasaan ilmu agama yang mendalam, muasis-muasis Taswirul Afkar menjadi tokoh-tokoh kunci dalam perkembangan organisasi NU.
ADVERTISEMENT
Taswirul Afkar juga terletak di lokasi strategis, dekat dengan kawasan Makam Sunan Ampel, salah satu tokoh Walisongo yang sangat dihormati di Indonesia. Hal ini menambah nilai historis dan religius lembaga tersebut, sekaligus memperkuat ikatan antara pendidikan agama dan tradisi Walisongo.
Pendidikan di Taswirul Afkar: Kombinasi Agama dan Ilmu Umum
Dalam konteks pendidikan, Taswirul Afkar berevolusi dan mengembangkan kurikulumnya agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Salah satu Lembaga yang ada di dalam naungan Taswirul Afkar adalah MI Taswirul Afkar I Surabaya telah mengadopsi berbagai pendekatan baru dalam pembelajaran, salah satunya adalah penerapan Kurikulum Merdeka yang menekankan kebebasan dalam belajar dan pengembangan potensi individu. Pendekatan ini diharapkan dapat menjawab tantangan pendidikan modern tanpa mengabaikan esensi keislaman yang telah menjadi ciri khas Taswirul Afkar.
Kegiatan MI Taswirul Afkar I Surabaya beserta siswa-siswa, Credit (Dokumentasi Pribadi)
Taswirul Afkar juga memiliki program unggulan dalam pembelajaran Al-Quran, salah satunya adalah metode Bilqolam, yang telah menjadi salah satu kebanggaan lembaga ini. Program ini memungkinkan para siswa untuk tidak hanya mampu membaca Al-Quran dengan baik, tetapi juga menghafalkannya. Selain itu, berbagai program ekstrakurikuler seperti Pramuka, Banjari, dan Pencak Silat Pagar Nusa memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan bakat non-akademik mereka, sehingga mereka tumbuh menjadi individu yang seimbang antara ilmu pengetahuan dan keterampilan.
ADVERTISEMENT
Refleksi Sejarah Taswirul Afkar dan Masa Depan
Melalui sejarah yang panjang, Taswirul Afkar telah menjadi bagian penting dari perjalanan pendidikan Islam di Indonesia. Namun, sejarah ini tidak selalu terdokumentasi dengan baik. Banyak peristiwa, tokoh, dan kontribusi yang berserakan dalam berbagai sumber, dan sering kali tidak diperhatikan oleh masyarakat luas. Refleksi sejarah Taswirul Afkar mengajarkan kita bahwa sejarah bukanlah sekadar catatan masa lalu, melainkan fondasi yang harus terus dipelihara dan dikembangkan agar lembaga ini tetap relevan di masa depan.
Mengingat kontribusi besar KH. Ahmad Dahlan Achyad dan para ulama lainnya dalam mendirikan dan mengembangkan Taswirul Afkar, penting bagi kita untuk terus menggali dan mempelajari sejarah ini. Hanya dengan memahami akar sejarah kita dapat menjaga warisan intelektual dan spiritual yang telah dibangun oleh generasi terdahulu. Di tengah tantangan modernisasi dan globalisasi, Taswirul Afkar perlu mempertahankan identitasnya sebagai lembaga pendidikan yang berlandaskan Aswaja dan tetap berkontribusi pada pengembangan masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, refleksi ini juga menjadi pengingat bagi generasi sekarang bahwa tugas besar untuk menjaga dan melanjutkan perjuangan KH. Ahmad Dahlan Achyad dan pendiri Taswirul Afkar lainnya masih berlanjut. Lembaga ini harus tetap menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan moral yang mampu menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan akar spiritualnya.
Dengan demikian, Taswirul Afkar tidak hanya menjadi saksi sejarah dalam lintasan waktu, tetapi juga menjadi aktor penting dalam perjalanan bangsa ini. Refleksi sejarah yang berserakan ini memberi kita pelajaran tentang pentingnya menjaga warisan, membangun masa depan, dan terus mengembangkan potensi generasi muda Indonesia.