PJJ Jadi Pintu Kerja Sama Keluarga dan Sekolah

Rangkul Keluarga Kita
Rangkul adalah Relawan Keluarga Kita, sebuah program pemberdayaan keluarga yang diinisasi oleh Keluarga Kita dengan dukungan berbagai kalangan di berbagai daerah. Rangkul mendorong orangtua berdaya untuk orangtua lain dengan terus menjadi sumber belajar yang efektif dan berbagi praktik baik pengasuhan untuk mendukung tumbuh kembang anak. Pada akhirnya, tanggung jawab pengasuhan adalah peran kolektif untuk masyarakat dan negara yang lebih baik, bukan hanya dari dan untuk satu keluarga. Cita-cita kami adalah menyebarkan dan menggerakkan Rangkul ke seluruh wilayah di Indonesia dan memberikan dampak bermakna dalam mencapai tujuan pendidikan. Semoga Program Rangkul dapat menjadi wadah yang positif bagi para orangtua di Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat. Salam, Tim Keluarga Kita
Konten dari Pengguna
6 November 2020 11:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rangkul Keluarga Kita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dimulai sejak Maret 2020 mengubah banyak hal, termasuk sekolah formal. Saat itu, masih banyak sekolah formal yang belum siap melakukan PJJ, termasuk sekolah anak-anak saya. Tidak semua keluarga pun siap mendampingi anak-anak PJJ.
ADVERTISEMENT
Selama masa awal PJJ, tentu keluarga kami mencoba beradaptasi dengan kondisi yang baru ini. Belajar daring dengan guru memberikan tugas dan instruksi melalui aplikasi pesan di grup orang tua yang kemudian harus dikerjakan anak. Hal ini cukup menyulitkan karena kami bekerja di bidang medis yang meskipun tidak menangani pasien COVID-19 secara langsung, tetapi tetap harus memberikan pelayanan kesehatan dan hanya melakukan kerja dari rumah secara parsial. Kesulitan yang kami rasakan adalah guru tidak menjelaskan materi sebelum tugas diberikan sehingga kewajiban itu diambil alih oleh kami, orang tua, di rumah. Setiap pagi saya mencetak lembaran tugas yang diberikan guru tanpa sempat memberikan penjelasan tentang materi tersebut. Saya meminta kakak yang saat itu masih duduk di Kelas Satu SD untuk mengerjakan sebisanya dan akan membahasnya sore hari ketika saya pulang kerja.
Saat PJJ, rutinitas keluarga kami sesuaikan dengan jadwal sekolah.
Ternyata metode ini berjalan tidak efektif di rumah saya. Kakak malah tidak mengerjakannya dan lebih memilih bermain dan menunggu saya pulang untuk mengerjakan tugasnya. Alhasil pengumpulan tugas pun selalu terlambat. Beruntungnya, kami memiliki guru yang cukup responsif serta menerima semua masukkan dari orang tua. Metode pembelajaran pun jadi lebih dinamis dan mengalami perubahan yang cukup signifikan. Sekolah berbenah mencari metode paling efektif yang tidak membuat anak dan orang tua merasa terbebani dengan tugas sekolah.
ADVERTISEMENT
Kami pun berbenah diri di rumah. Akhirnya, saya dan kakak mencoba membuat kesepakatan baru tentang jadwal harian yang menyesuaikan dengan kondisi di rumah dan juga jadwal dari sekolah. Kami menyebutnya jadwal modifikasi. Kenapa? Sekolah tetap memberikan jadwal yang mirip dengan kegiatan pembelajaran di sekolah, tetapi ternyata jadwal tersebut tidak bisa kami terapkan begitu saja di rumah. Prioritas membuat jadwal kami adalah anak tetap memiliki rutinitas dan memahami pembelajaran dari guru tanpa membuat saya dan kakak stres.
PJJ membuat keluarga kami selalu cari cara untuk menyeimbangkan jadwal kegiatan sekolah anak, jadwal orangtua bekerja, serta rutinitas lainnya.
Para guru akhirnya membuat video pembelajaran yang lebih menarik sehingga anak lebih mudah memahami materi pembelajaran. Tugas yang dikumpulkan juga dibuat dengan berbagai media, seperti foto, video, atau berupa pengisian kuisioner. Pembelajaran yang dilakukan lewat Google Classroom membuat tugas sekolah jadi tidak membingungkan orang tua karena instruksinya jelas dan hanya dari satu tempat. Saya juga mengelola ekspektasi bahwa kakak tidak bisa begitu saja mengikuti jadwal sekolah. Saya pun cari cara dengan memintanya mencoba mengerjakan tugas sebelum jam makan siang.
ADVERTISEMENT
Kesepakatan pemakaian gawai jadi hal paling penting selama PJJ ini. Meskipun manfaatnya tidak bisa kita abaikan dalam pembelajaran daring saat ini, tapi anak perlu batasan dalam menggunakannya. Kami memberi amanah kepada anak memakai sendiri gawai untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Tentunya disertai dengan pengawasan dari kami. Secara rutin saya mengecek percakapan di gawai serta aplikasi yang anak pakai. Adanya pengasuh anak di rumah turut membantu saya dalam proses pembelajaran anak. Apabila tidak mengerti, saya meminta Kakak untuk kembali menonton video dari guru atau menanyakan kepada pengasuh sebelum menghubungi saya.
Semoga kerja sama keluarga dengan sekolah selama PJJ ini dapat kita teruskan.
Masa pandemi ini membuat kita mendefinisikan kembali bahwa tanggung jawab pendidikan itu ada di tangan kita semua: keluarga, guru, sekolah, pemerintah, dan lingkungan sekitar. Semoga kita bisa meneruskan kerja sama yang baik ini demi anak-anak kita meskipun pandemi telah usai. (edit SNA)
ADVERTISEMENT
oleh Zulda Musyarifah, ibu 2 anak, Penggerak Rangkul Padang