Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Rangkum 16 September 2018: Miris SD Joni hingga Jembatan Sukabumi
16 September 2018 3:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Sekolah tempat Joni bocah heroik pemanjat tiang bendera mengenyam pendidikan dasar, memprihatinkan. Sekolah tersebut hanya mempunyai 7 guru yang mengajar semua mata pelajaran kepada 67 murid dari kelas 1 sampai 6. Itu satu dari lima berita yang ada di Rangkum edisi ini.
ADVERTISEMENT
1. Terima Suap Rp 5,7 Miliar, Bupati Ngada Nonaktif Divonis 8 Tahun Penjara
Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Surabaya menjatuhkan vonis 8 tahun penjara ke Bupati Ngada nonaktif, Marianus Sae, karena terbukti menerima suap Rp 5,7 miliar. Selain itu, Marianus Sae juga harus membayar uang denda sebesar Rp 300 juta subsidair 4 bulan penjara dikurangi masa penahanan.
Tak hanya itu, Marianus juga dijatuhi pidana tambahan berupa pencabutan hak politik selama 4 tahun.
Baca selengkapnya: Terima Suap Rp 5,7 M, Bupati Ngada Nonaktif Divonis 8 Tahun Penjara
2. Warga Cibadak Sukabumi Bertaruh Nyawa Lewati Jembatan yang Lapuk
Jembatan berusia puluhan tahun yang menghubungkan Kampung Bojongkoneng dan Kampung Cipanas di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, sudah lapuk. Lantai jembatan dari kayu sudah banyak yang bolong, tali besi penopang goncangan pun sudah ada yang putus, sehingga membuat warga khawatir jembatan akan ambruk secara tiba-tiba.
ADVERTISEMENT
Jembatan tersebut sudah beberapa kali ditinjau oleh pemerintah namun belum pernah ada perbaikan hingga sekarang. Warga berharap jembatan segera diperbaiki karena menjadi satu-satunya akses ke jalan raya dan untuk akses anak-anak berangkat dan pulang sekolah.
Baca selengkapnya: Warga Cibadak Sukabumi Bertaruh Nyawa Lewati Jembatan yang Lapuk
3. Mirisnya Kondisi SD Joni, Tak Seindah Cerita Panjat Tiang Bendera
SD Kelas Jauh Halimuti, Desa Silawan, Tasifeto Timur, Belu, Nusa Tenggara Timur, tempat Joni sang bocah heroik pemanjat tiang bendera mengenyam pendidikan dasar, memiliki kondisi yang memprihatinkan. SD yang menginduk pada SDI Motaain ini baru dibangun pada 2012, memiliki total 67 murid dari kelas 1 hingga 6 dan hanya memiliki 7 orang guru yang mengajar semua pelajaran dengan peralatan mengajar yang tidak up to date.
ADVERTISEMENT
Terdapat dua bangunan utama di SD tersebut, pertama bangunan semi permanen yang dindingnya terbuat dari bambu, beratap jerami, dan berlantai semen untuk kelas 1, 2, dan 3. Kedua, bangunan permanen seluas 3x4 meter tanpa kaca jendela untuk kelas 4, 5, dan 6. Masing-masing bangunan hanya diberi penyekat seadanya untuk membagi bangunan tersebut menjadi 3 bagian, sehingga suara dari kelas lainnya masih terdengar.
Baca selengkapnya: Mirisnya Kondisi SD Joni, Tak Seindah Cerita Panjat Tiang Bendera
4. Tunggakan Air RSUD Jayapura Selama 5 Tahun Capai Rp 1,2 Miliar
Tunggakan air di RSUD Dok II Jayapura selama lima tahun mencapai Rp 1,2 miliar, tunggakan ini kabarnya akan dibayar secepatnya pada akhir 2018 oleh manajemen rumah sakit yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Papua. PDAM memang memberikan kebijakan berupa keringanan bulan berjalan bila rumah sakit tidak memiliki anggaran.
ADVERTISEMENT
Baca selengkapnya: Tunggakan Air RSUD Jayapura Selama 5 Tahun Capai Rp 1,2 Miliar
5. Hutan di Lereng Gunung Arjuno Terbakar
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terjadi di seputar jalur pendakian blok 36 dan Banyu Kuning wilayah Gunung Arjuno, Jawa Timur, Sabtu (15/9) pukul 11.00 WIB. Akibat kebakaran ini, jalur pendakian di Gunung Arjuno ditutup sementara. Hingga saat ini belum diketahui penyebab kebakaran dan belum ada laporan adanya pendaki yang memuncak.
Baca selengkapnya: Hutan di Lereng Gunung Arjuno Terbakar
-----------------------------------
Jika Anda tertarik membaca rangkuman berita setiap pagi, ikuti Rangkum di sini .