Rangkum 2 April 2019: Prabowo Bagi Jatah, Jalan di Merauke Rusak Parah

Konten Media Partner
1 April 2019 23:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ihwal perseteruan dua polisi di Garut, menjadi pembuka Rangkum edisi ini. Simak ulasan selengkapnya berikut.
ADVERTISEMENT
Eks Kapolsek Pasirwangi Garut AKP Sulman Aziz didampingi Haris Azhar di kantor Lokataru, Rawamangun, Jakarta Timur. Foto: kumparan
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Garut, AKBP Budi Satria Wiguna, dilaporkan oleh anak buahnya, eks Kapolsek Pasirwangi Garut, AKP Sulman Aziz, ke lembaga hukum Lokataru. Sulman menuding Budi melakukan mobilisasi massa di Garut dan seluruh polsek yang ada di bawah jajarannya untuk memenangkan pasangan calon presiden nomor urut 01.
Hanya sehari berselang, Sulman pun mengklarifikasi jika tudingannya terhadap Budi mencuat lantaran emosi usai dimutasi. “Saya sudah melakukan suatu kesalahan saya. Saya menyatakan bahwa Polri itu tidak netral dalam ajang Pilpres 2019," jelas Sulman, dalam jumpa pers di Mapolda Jabar, Bandung, Senin (1/4).
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto (tengah) bersama pimpinan partai koalisi kampanye di Stadion Sidolig, Bandung, Kamis, (28/3). Foto: Dok. Tim Media BPN
Partai Amanat nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masing-masing telah dibagi jatah kursi jabatan menteri oleh Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hashim Djojohadikusumo. Bahkan, Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), juga masuk ke dalam daftar menteri Prabowo.
“Kita kan sudah sepakat kalau Prabowo-Sandi menang, ada 7 menteri alokasi untuk PAN, 6 kursi menteri untuk PKS,” ujar Hashim, Senin (1/4).
Jika musim hujan jalan di Distrik Jagebob Merauke, tergenang banjir. (Foto Abdel)
Jalan penghubung empat kampung di Distrik Jagebob, Kabupaten Merauke, Papua, rusak parah. Akibatnya, warga kampung Jagebob 9, Jagebob 10, Jagebob 11, dan Jagebob 12, terisolasi karena akses utamanya tertutup lumpur.
Jalan yang rusak parah di Distrik Jagebob Merauke. (Foto Abdel)
Menurut seorang warga Distrik Jagebob, Yafet Makarjay, jalanan itu sudah mulai rusak sejak 2007 dan belum pernah ada perbaikan dari pemerintah setempat. “Kalau sudah masuk musim hujan, jalan sepanjang 20 kilometer ini tidak bisa dilewati karena air tinggi atau tergenang banjir. Kalau sudah seperti itu, empat kampung di wilayah itu terisolasi. Masyarakat makan seadanya," kata Yafet, Senin (1/4).
ADVERTISEMENT
Ratnia (49), warga korban likuefaksi Balaroa, Kecamatan Palu Barat, ini bersama 10 kepala keluarga lainnya sudah 6 bulan bertahan di shelter pengungsi di Bundaran STQ Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Talise Valangguni, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Foto: Dok.PaluPoso
11 kepala keluarga korban gempa Palu, yang tinggal enam bulan di tenda pengungsian, terancam tak mendapat hunian sementara (Huntara). Bahkan, mereka yang tinggal di pengungsian Bundaran STQ Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Mantikulore, sudah dua bulan tak mendapatkan bantuan sembako.
“Kalau kami pengungsi yang bertahan di tenda ini tidak mendapatkan huntara, karena dari pemerintah bilangnya begitu. Alasannya, karena kami cuma tinggal menetap di Palu tanpa memiliki rumah sendiri, hanya ngontrak,” ujar Ratnia (49), salah satu pengungsi, Senin (1/4).
ADVERTISEMENT
----------------
Ikuti Rangkum edisi lainnya di sini.