news-card-video
14 Ramadhan 1446 HJumat, 14 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Seni Ubrug dalam Pelestarian Bahasa di Banten

Ratna Juwitasari Emha
Linguis, peneliti, dan dosen
13 Maret 2025 10:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ratna Juwitasari Emha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dibuat oleh penulis
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dibuat oleh penulis

Menghidupkan Bahasa Daerah Lewat Seni Ubrug di Banten

ADVERTISEMENT

Oleh Ratna Juwitasari Emha (Dosen Sastra Indonesia UNPAM)

Kesenian Ubrug merupakan salah satu bentuk pertunjukan tradisional yang ada di Banten. Sebagai teater rakyat, Ubrug menggabungkan elemen drama, musik, tarian, dan humor. Dalam perspektif antropolinguistik, Ubrug menjadi contoh yang jelas mengenai bagaimana bahasa, budaya, dan identitas orang-orang di daerah itu saling terkait. Melalui pertunjukan Ubrug, kita bisa melihat bahwa bahasa tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi, tetapi juga sebagai tanda identitas budaya yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
ADVERTISEMENT
Dalam pertunjukannya, Ubrug memanfaatkan bahasa Jawa Serang dan Sunda Banten yang unik. Perbedaan bahasa yang dipakai dalam pertunjukan ini menunjukkan adanya perubahan sosial dalam masyarakat Banten. Penggunaan bahasa dalam Ubrug lebih dari sekadar alat komunikasi, tetapi juga merupakan cara untuk menunjukkan budaya yang mencerminkan cara pikir dan nilai-nilai sosial orang-orang. Contohnya, dalam percakapan para pemain, sering kali ada kosakata khusus yang hanya dimengerti oleh masyarakat setempat. Ini menunjukkan bagaimana bahasa dalam Ubrug menggambarkan pengalaman dan sejarah hidup masyarakat Banten.
Selain itu, dalam pandangan antropolinguistik, Ubrug juga berfungsi sebagai sarana untuk menjaga bahasa daerah. Saat ini, banyak bahasa daerah mulai hilang karena bahasa nasional dan pengaruh globalisasi. Namun, melalui Ubrug, bahasa Jawa Serang dan Sunda Banten tetap ada dalam pertunjukan seni. Acara ini memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk belajar dan memahami bahasa dan budaya lokal yang mungkin tidak mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, Ubrug memiliki peranan penting dalam menjaga keberagaman bahasa di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dari sudut pandang bahasa, Ubrug juga menunjukkan bagaimana bahasa bisa fleksibel dan menyesuaikan diri dengan zaman yang berubah. Dalam beberapa pertunjukan, ada penggunaan bahasa Indonesia dalam dialog. Ini menunjukkan adanya pengaruh sosial yang semakin meluas di kalangan masyarakat Ubrug. Fenomena ini bisa diteliti lebih dalam dalam studi antropolinguistik untuk memahami bagaimana perubahan sosial mempengaruhi penggunaan bahasa di budaya yang berbeda.
Namun, tantangan terbesar dalam menjaga Ubrug adalah berkurangnya jumlah penutur asli bahasa daerah dan kurangnya minat generasi muda terhadap seni tradisional. Jika tidak ada usaha untuk menghidupkannya kembali, sangat mungkin Ubrug akan kehilangan fungsi bahasa dan hanya menjadi tontonan yang tidak memiliki makna budaya yang dalam. Oleh karena itu, peran para akademisi, pemerintah, dan komunitas budaya sangat diperlukan untuk memastikan Ubrug tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
ADVERTISEMENT