Antara Kompromi Demi Inovasi dan Krisis Identitas di Koleksi Terbaru Prada

Rayoga Akbar Firdaus
Fashion is food for thought
Konten dari Pengguna
18 Januari 2021 12:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rayoga Akbar Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Koleksi Prada menswear fall/winter 2021/Courtesy of Prada
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi Prada menswear fall/winter 2021/Courtesy of Prada
ADVERTISEMENT
Koleksi menswear perdana dari Prada dengan Raf Simons di mana banyak mendapat kritikan di media sosial seolah menjadi contoh akan risiko yang harus dihadapi oleh desainer ketika melakukan kolaborasi yakni berkompromi demi berinovasi namun akhirnya malah terlihat mengalami krisis identitas. Banyak yang beranggapan bahwa koleksi Prada menswear untuk musim fall/winter 2021 yang dipresentasikan secara digital tersebut terlalu banyak menampilkan ciri khas desain dari Raf Simons ketimbang Prada. Akun Instagram Diet_Prada yang dikenal vokal bahkan mengunggah foto yang membandingkan sejumlah rancangan Raf Simons dengan karyanya untuk Prada.
ADVERTISEMENT
Bagi penulis, ada dua hal yang paling mencirikan visi estetik Raf Simons. Pertama, styling trick yang diaplikasikan pada setelan jas di mana lengan jas digulung yang dikenakan atasan lengan panjang bermotif grafis. Dan yang kedua pemilihan siluet oversize pada bomber jacket dan sweater, di mana banyak dijumpai pada koleksi label pribadi Raf Simons.Bahkan menilik secara keseluruhan citra lini menswear Prada yang semula elegan, formal, fashionable namun tetap fungsional kini berubah menjadi lebih rebel, tak ubahnya dari karakter label Raf Simons.
Koleksi Prada menswear fall/winter 2021/Courtesy of Prada
Koleksi Prada menswear fall/winter 2021/Courtesy of Prada
Tentu menjadi pertanyaan bagi Raf Simons bukankah perlu adanya penekanan yang jelas akan perbedaan dari kedua label tersebut? Kolaborasi antar desainer sebenarnya bukanlah hal baru. Halston pernah melakukannya bersama Charles James. Dan John Galliano selepas dipecat dari Dior sempat ‘magang’ di Oscar de la Renta. Kedua proyek tersebut memang tidak pernah diproyeksikan sebagai bentuk komitmen jangka panjang seperti Prada dengan Raf Simons. Meski Prada membantah bahwa Raf Simons sedang dipersiapkan sebagai penerus, namun keleluasaan yang diberikan pada Raf untuk mengimplementasikan visi desainnya pada koleksi ini kian mempertegas akan indikasi tersebut.
ADVERTISEMENT

Inspirasi dan prospek bisnis

Di situsnya Prada menyatakan inspirasi dari koleksi ini adalah: an intimate and personal wish for contact, our urge to exchange and relate. The foundation of all is the individual: the human body, and its freedom. The need to feel, the pleasure of tactility, results in a panoply of surface, texture and textile. Selain coat, Prada menerjemahkan spirit akan intimacy dan freedom ke dalam baju santai seperti longjohn dalam bahan jacquard.
Koleksi Prada menswear fall/winter 2021/Courtesy of Prada
Namun koleksi Prada bukan hanya perkara tentang tren tapi juga selalu bersinggungan dengan geliat sosial di masyarakat. Di saat label lain meninggalkan tailoring dan baju formal, Prada dan Raf Simons justru banyak menawarkan setelan jas. Styling dengan lengan digulung tak hanya berkesan rileks tapi juga seolah merefleksikan perubahan dominasi tatanan kepemimpinan. Dari para pengusaha korporat yang formal menjadi para miliuner perusahaan startup yang lebih kasual. Atau seperti di Amerika Serikat dari era Donald Trump yang sarat akan ketegangan, beralih ke Joe Biden yang dinilai lebih kasual dan progresif
Koleksi Prada menswear fall/winter 2021/Courtesy of Prada
Koleksi Prada menswear fall/winter 2021/Courtesy of Prada
ADVERTISEMENT
Di awal tahun 2021, dalam rilisan laporan keuangannya selama paruh kedua tahun 2020 Prada Group menyatakan bahwa meski secara keseluruhan penjualan turun sebanyak 6 persen namun berhasil pulih di level penjualan yang sama dengan Desember tahun 2019. Grup basis Milan yang juga menaungi label Miu Miu ini juga menyatakan bahwa kontribusi terbesar datang dari China di mana penjualan naik hingga 52 persen. Perlu dicatat bahwa tingginya angka penjualan pada periode tersebut terjadi sebelum koleksi perdana lini busana wanita dari Prada dan Raf Simons dijual di butik. Selain itu, hal ini juga bisa menjadi acuan bagi Raf Simons dan Miuccia Prada untuk mencari formulasi yang lebih tepat guna menghadirkan koleksi yang inovatif namun tetap merefleksikan karakteristik dari Prada.
ADVERTISEMENT