Konten dari Pengguna

The Midnight Confession Effect: Alasan Orang Lebih Terbuka di Malam Hari

Rayya Aulia Rahma
Mahasiswa Psikologi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
23 November 2024 23:32 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rayya Aulia Rahma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi berbincang di malam hari. Sumber: https://www.pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berbincang di malam hari. Sumber: https://www.pexels.com
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda berbincang dengan teman di tengah malam dan merasa bahwa percakapan menjadi lebih dalam dan terbuka? Atau mungkin Anda sendiri merasa lebih mudah mencurahkan perasaan atau rahasia saat berbicara di waktu-waktu larut malam? Fenomena ini dikenal sebagai The Midnight Confession Effect.
ADVERTISEMENT
Pada saat-saat seperti itu, orang sering kali cenderung lebih jujur, rentan, atau bahkan mengungkapkan hal-hal yang biasanya tidak mereka bagikan di siang hari. Hal ini biasanya terjadi saat seseorang berada dalam periode off-peak atau di luar waktu sibuk mereka, di mana energi mereka lebih rendah dan kontrol terhadap emosi atau pikiran sedikit melemah.
Fenomena ini ternyata memiliki hubungan erat dengan konsep "kronotipe" atau "jam internal" tubuh manusia. Malam hari seolah menjadi waktu yang paling tepat untuk mencurahkan pikiran dan perasaan. Tapi, apa yang sebenarnya terjadi di balik fenomena ini? Mengapa banyak orang merasa lebih nyaman berbicara pada larut malam? Artikel ini akan mengulas alasan-alasan psikologis yang memengaruhi keterbukaan seseorang saat malam tiba. Yuk, simak penjelasannya!
ADVERTISEMENT

Apa Itu Kronotipe?

Sebelum membahas lebih jauh tentang The Midnight Confession Effect, kita perlu memahami terlebih dahulu tentang kronotipe. Istilah ini berasal dari kajian psikologi dan kronobiologi—cabang ilmu yang mempelajari ritme biologis tubuh, termasuk siklus tidur-bangun atau sirkadian. Kronotipe menggambarkan kecenderungan alami tubuh untuk tidur, bangun, dan beraktivitas pada waktu tertentu.
Singkatnya, kronotipe adalah "jadwal alami" tubuh kita, yang menentukan kapan kita menjadi energik dan kapan kita butuh istirahat. Jam biologis ini tidak hanya memengaruhi produktivitas, tetapi juga emosi dan perilaku kita dalam berbagai situasi. Dengan mengetahui kronotipe, kita dapat lebih memahami kapan tubuh dan pikiran kita bekerja paling optimal.
Secara umum, ada tiga jenis kronotipe utama yang sering dibahas:
ADVERTISEMENT
1. Tipe Pagi (Morning Lark/Burung Pagi)
Orang dengan tipe ini cenderung bangun lebih awal dan merasa paling produktif di pagi hari. Mereka biasanya menyukai rutinitas pagi yang teratur dan mulai kehilangan energi menjelang malam.
2. Tipe Malam (Night Owl/Burung Hantu)
Sebaliknya, tipe ini merasa lebih produktif di malam hari. Mereka sering kesulitan bangun pagi, tetapi justru aktif dan kreatif saat larut malam.
3. Tipe Campuran (Intermediate/Colibri)
Ini adalah tipe yang fleksibel, tidak terlalu pagi atau malam. Orang dengan tipe campuran dapat beradaptasi dengan berbagai jadwal, meskipun mungkin tidak mencapai puncak produktivitas yang signifikan sebagaimana dua tipe yang telah dijelaskan sebelumnya.

Hubungan Kronotipe dengan Kejujuran

Ternyata, kronotipe juga berkaitan dengan kejujuran dan keterbukaan seseorang! Berdasarkan penelitian berjudul “Midnight Confessions: The Effect of Chronotype Asynchrony on Admissions of Wrongdoing”, ditemukan bahwa waktu tertentu, dikombinasikan dengan kronotipe seseorang, dapat memengaruhi kecenderungan mereka untuk mengaku atau berbicara lebih jujur.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini melibatkan partisipan yang diuji pada periode on-peak (waktu aktif mereka) dan off-peak (waktu di luar jam sibuk mereka). Hasilnya menunjukkan bahwa partisipan lebih cenderung membuat pengakuan atas kesalahan mereka saat berada dalam periode off-peak. Sebagai contoh, seseorang dengan kronotipe tipe pagi (Morning Lark) yang biasanya aktif di pagi hari akan lebih terbuka jika diuji pada malam hari, ketika mereka merasa lelah dan kurang waspada.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Penelitian tersebut menunjukkan bahwa rasa lelah pada periode off-peak membuat kemampuan berpikir dan kontrol diri seseorang menurun. Dalam kondisi ini, individu cenderung mengambil keputusan yang lebih cepat, termasuk mengaku atas sesuatu yang mungkin mereka sembunyikan di waktu lain.
Namun, keputusan yang diambil saat lelah sering kali bersifat impulsif. Orang cenderung memilih solusi cepat untuk menghindari tekanan saat ini, meskipun mungkin keputusan itu bisa merugikan mereka di masa depan. Fenomena ini menunjukkan bahwa kronotipe dapat memengaruhi tidak hanya produktivitas seseorang, tetapi juga aspek emosional dan moral, termasuk kejujuran mereka.
ADVERTISEMENT

Mengapa Malam Hari Membuat Orang Lebih Terbuka?

Malam hari sering kali dianggap sebagai waktu refleksi. Saat aktivitas harian berkurang, pikiran kita memiliki lebih banyak ruang untuk merenung. Dalam suasana yang lebih tenang, orang cenderung merasa lebih santai dan rentan, terutama jika mereka telah melewati hari yang melelahkan.
Selain itu, kontrol kognitif—kemampuan untuk menyaring atau mengatur apa yang kita katakan—juga melemah saat malam tiba. Kondisi ini menyebabkan seseorang lebih mudah berbicara jujur atau terbuka, tanpa terlalu banyak menyaring kata-kata mereka. Hal ini mirip dengan efek alkohol yang dapat menurunkan hambatan sosial seseorang, menjadi sebuah "waktu rawan" yang membuat orang cenderung jujur, tetapi dalam konteks alami tanpa stimulan eksternal.
Namun, perlu diingat bahwa fenomena ini tidak secara mutlak berlaku untuk semua orang. Kronotipe memainkan peran penting, orang dengan kronotipe yang berbeda kemungkinan memiliki "waktu rawan" yang berbeda pula.
ADVERTISEMENT

Kapan Waktu Terbaik untuk Berbicara Terbuka?

Sumber: https://www.pexels.com
Jika Anda ingin mengenal seseorang dengan lebih dalam atau mendapatkan pengakuan yang jujur dari mereka, berbincang pada periode off-peak seseorang dapat menjadi pilihan yang menarik. Jika lawan bicara Anda adalah tipe pagi (Morning Lark), cobalah untuk berbincang dengannya pada malam hari karena pada waktu tersebut lawan bicara anda kemungkinan akan cenderung berbicara dengan lebih terbuka.
Namun, Anda juga harus memperhatikan kondisi dan kenyamanan lawan bicara. Jangan memaksakan percakapan pada waktu yang mungkin mengganggu mereka. Percakapan yang bermakna terjadi saat kedua belah pihak merasa nyaman dan saling menghormati privasi masing-masing.
Sebaliknya, jika Anda ingin membuat keputusan penting atau berdiskusi tentang hal-hal serius, cobalah melakukannya pada waktu on-peak lawan bicara Anda. Pada waktu ini, mereka berada dalam kondisi terbaik untuk berpikir kritis dan mengambil keputusan rasional sehingga dapat meminimalisir hal-hal yang dapat disesali di kemudian hari.
Foto oleh SHVETS production dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/perempuan-wanita-istri-kaum-hawa-7176325/
The Midnight Confession Effect adalah fenomena menarik yang menunjukkan bagaimana waktu, kronotipe, dan kondisi mental seseorang dapat memengaruhi keterbukaan mereka. Malam hari, khususnya bagi tipe pagi, sering kali menjadi momen refleksi yang mendalam, di mana mereka lebih jujur terhadap diri sendiri dan orang lain.
ADVERTISEMENT
Namun, memahami fenomena ini juga mengingatkan kita untuk lebih peka terhadap kondisi fisik dan emosional lawan bicara. Jangan hanya memanfaatkan momen keterbukaan mereka, tetapi gunakan kesempatan tersebut untuk membangun hubungan yang lebih tulus dan saling menghormati.