Mata Uang Kripto Mewakili Rakyat

Realino Nurza
Team Leader dan Peneliti Lepas Institute of Religion and Sustainable Development (IRSAD.ORG)
Konten dari Pengguna
27 September 2021 22:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Realino Nurza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Artikel mata uang kripto mewakili rakyat adalah sebuah refleksi terhadap nasib masyarakat dan negara El Savador yang terisolasi dari akses terhadap bank. Mereka memilih untuk menggunakan mata uang Kripto sebagai cara menjawab persoalan unbankable. menurut data ada 70% penduduk El Savador tidak memiliki rekening Bank. Jika kita amati, penggunaan uang kripto ini tidak sebatas hanya karena keuntungan yang ditawarkan. Tapi adalah tingkat keamanan yang dibantu oleh teknologi blokchain merupakan kekuatan dari mata uang kripto. Sehingga fungsinya sebagai alat tukar membuat ia jauh dari inflasi.
ADVERTISEMENT
Kurang dari 15 tahun kapitalisasi aset Kripto telah menjadi fenomena dan ancaman terhadap banyak negara. Selain terancam oleh kehilangan hak monopoli negara terhadap alat tukar. Juga merasa terancam dari hak istimewa dalam mengendalikan ekonomi melalui uang. Dan tentu saja kehilangan potensi pendapatan pajak.
Namun, lebih dari 5 dekade, kritik terhadap sistem keuangan fiat dan kendali negara terhadap alat tukar menjadi pembicaraan akademisi di belahan dunia. Karena efeknya, pada terciptanya kemiskinan baru, secara masif. Secara sadar kita melihat kenyataan akan timpangnya kehidupan ekonomi secara global bukan saja berdampak pada individu. Hanya karena tidak memiliki kesetaraan nilai mata uang terhadap negara kaya. Tetapi juga membuat negara miskin semakin sulit mensejahterakan rakyatnya karena mata uangnya tidak memiliki daya tawar yang cukup.
ADVERTISEMENT
Proses isolasi secara terstruktur dibangun dari sistem ekonomi global yang menggerus kekayaan dari orang orang miskin yang menyediakan waktu mereka untuk diperdagangkan untuk uang. Namun apa yang terjadi, Inflasi merampok kekayaan mereka di depan mata mereka, tanpa mereka sadar. Itu dilakukan karena adanya banjir ketersediaan mata uang yang berlebihan yang dipaksa oleh dominasi mata uang negara kaya.
Jika kita perhatikan baik-baik, strategi dominasi mata uang adalah model penjajahan baru. Penjajahan dengan tujuan menguasai sumberdaya serta akses pada sumberdaya.
Baik, paragraf ini mungkin akan membingungkan pembaca karena materi ini memang tidak biasa. Sederhananya, seperti hukum pasar, barang berlebih di pasar membuat harga barang menjadi turun, begitu juga sebaliknya. Nah, jika diibaratkan uang itu adalah barang, yang jumlahnya tidak terbatas apa yang akan terjadi?, tentu secara jelas kita melihat uang mengalami penurunan nilai.
sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/kerumunan-orang-foto-hitam-putih-2246258/
Jika contoh di atas belum bisa kita cerna, mari kita ambil contoh jumlah penduduk kerja Indonesia tanpa keahlian yang populasinya besar, membuat nilai tenaga kerja tersebut rendah di pasaran. Dan nilainya cenderung dikendalikan oleh pemberi kerja. Berangkat dari dua contoh tersebut, begitulah kira kira keputusan dari warga negara yang sedang menghadapi krisis seperti El Savador, Lebanon, Venezuela atau Zimbabwe mendorong kepopuleran Kripto sebagai alat transaksi mereka.
ADVERTISEMENT
Penulis juga melihat, bahwa negara yang mata uangnya lebih rendah dari mata uang dominan, maka mata uang tersebut dan negara serta rakyatnya terpinggirkan. Dan dikuasai oleh mata uang dominan itu, dan tentu ini membuat negara tersebut tidak memiliki daya tawar mata uang serta ekonomi. Mau diarahkan ke mana saja, nilai sebuah barang yang angka nominal jika dibandingkan dengan nominal mata uang dominan, tidak memiliki daya tawar nilai yang sama adalah bagian dari politik penjajahan mata uang.
Lalu apa relevansinya dengan Mata Uang Kripto mewakili Rakyat?, Terletak pada regulator kripto yang ter-desentralisasi dan tidak dikendalikan oleh siapa pun, tidak terpusat pada Bank sentral seperti uang fiat saat ini. Dan menariknya, Kripto mewakili langsung pemegangnya, tidak mewakili negara atau bank sentral di negara tersebut. Hal ini yang menyebabkan kedaulatan negara menjadi diusik(bisa dibaca disini). Menutup akses masyarakat pada Kripto, sama dengan menutup akses rakyat terhadap kekayaan dan hak untuk kaya. Dengan memiliki Mata uang yang mewakili pemegangnya bukan negara atau Bank sentral.
ADVERTISEMENT
Maka orang yang hidup di zona krisis tetap memiliki akses yang sama dengan orang yang tinggal di zona aman. Atau orang yang tinggal di pedalaman tidak mengerti bank, tetap bisa memiliki akses pada kekayaan dan bank, selama ada akses internet. Dan tentu kelebihan lain adalah mata uang mereka mewakili diri mereka dan ke-unikan mereka membangun kekayaannya yang tidak dikontrol oleh siapa pun kecuali pasar. Dan hal ini menjadikan ide tiga kategori mata uang.
Jika Emas adalah mata uang Tuhan karena tercipta dari alam dan dimonopoli semesta. Fiat (Uang Kertas) adalah mata uang pemerintah yang lahir dari mesin print, dan dikendalikan pemerintah. Dan Kripto adalah mata uang rakyat, yang mewakili pemegangnya dan tidak bisa dikontrol oleh siapa pun.
ADVERTISEMENT
Lalu pertanyaannya, kriteria mana yang cocok dengan pembaca? Apakah mata uang Tuhan, pemerintah, atau rakyat?
Sumber: