Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Feminisme dalam Ekonomi Global: Apakah Wanita Memiliki Andil?
29 Desember 2021 14:25 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Regita Safitri Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Sumber: https://unsplash.com/s/photos/feminism](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1640755102/qj06tqkiw6hnlhldsppj.png)
ADVERTISEMENT
Istilah Feminisme pertama kali muncul pada tahun 1808, paham ini dicetuskan oleh seorang filsuf yang berasal dari Prancis, bernama Charles Fourier. Feminisme adalah sebuah paham yang memiliki makna untuk memperjuangkan kebebasan perempuan agar tidak dieksploitasi, tidak di marginalisasi, dan tidak dijadikan objek kekerasan oleh laki-laki. Selain itu paham ini juga menginginkan adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang (Adaruddin, 2020).
ADVERTISEMENT
Zaman dahulu, perempuan selalu dikaitkan dengan kegiatan non-ekonomi, yakni peran perempuan sebagai pengurus rumah tangga dan mengasuh anak, padahal kenyataannya perempuan bisa lebih dari itu.
Seiring perkembangan zaman, serta masyarakat yang ada kian kompleks, maka peran perempuan pun semakin bergeser. Tidak hanya para lelaki yang dapat berkarier dalam ranah publik, kaum perempuan tentunya dapat ikut andil pada kegiatan perekonomian dan publik (Tuwu, 2018).
Selama 30 tahun terakhir, peradangan telah menjadi salah satu tiang yang berfungsi untuk menstabilkan komunitas global, seperti menciptakan lapangan pekerjaan, mendukung adanya pengembangan serta penyebaran teknologi dan ide, meningkatkan produktivitas, dan membuka saluran komunikasi lintas batas (Abney & Laya, 2018).
Namun, selama bertahun-tahun pertumbuhan perekonomian yang ada kian lambat dan terjadi persebaran yang tidak merata, hal ini terjadi setelah krisis dan mengakibatkan kekhawatiran ini mencuat ke permukaan.
ADVERTISEMENT
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan juga melakukan pemerataan, peran perempuan sangatlah diperlukan, hal ini dapat dilihat dari miliaran perempuan yang siap untuk terjun ke dalam kegiatan ekonomi (Abney & Laya, 2018).
Dengan melibatkan perempuan dalam kegiatan perekonomian tentunya akan memberikan dampak positif, beberapa di antaranya dapat mewujudkan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender; pemberdayaan perempuan dalam lingkup ekonomi adalah kunci untuk bisa mencapai agenda pembangunan berkelanjutan tahun 2030; lebih banyak perempuan bekerja, maka perekonomian akan tumbuh; dan yang terakhir, kesetaraan ekonomi perempuan baik untuk bisnis (unwomen.org, 2018).
Selain itu, dengan terlibatnya perempuan dalam kegiatan perekonomian, baik domestik maupun global, tidak hanya akan meningkatkan pertumbuhan perekonomian, namun juga akan menjadikan perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki.
ADVERTISEMENT
Selama ini kita dapat melihat bahwa perempuan sering kali dianggap tidak memiliki kompetensi yang layak. Hanya laki-laki saja yang dapat mengimplementasikan skill dan potensi diri yang dimiliki dalam dunia pekerjaan.
Pada umumnya, hal yang terlintas ketika melihat perempuan, adalah berprofesi sebagai ibu rumah tangga, dan jika ada perempuan yang bekerja dan sudah berumah tangga, sering kali di cap maka keluarganya tidak akan terurus.
Padahal sebenarnya antara mengurus keluarga dan bekerja, bukanlah suatu hal yang harus dipilih oleh perempuan. Di sinilah hebatnya perempuan, bisa melakukan peran ganda dalam waktu yang bersamaan. Saat dirumah tentunya akan menjadi seorang ibu yang akan mengurus keluarganya, dan saat di dunia pekerjaan, perempuan bisa menjadi seorang wanita karier yang hebat.
ADVERTISEMENT
Walaupun sejatinya perempuan memiliki hak dan juga skill yang bisa dikatakan setara dengan laki-laki, pada kenyataannya masih sering ditemui adanya ketidaksetaraan gender. Hal ini dapat kita lihat masih ada perusahaan yang membedakan pemberian gaji antara laki-laki dan perempuan, masih ada stigma sosial bahwa perempuan hanya bisa bekerja sebagai perawat dan bekerja di panti, padahal perempuan sebenarnya bisa bekerja di berbagai bidang yang diminatinya.
Oleh karena itu, setiap perempuan harus terus mengembangkan skill, pengetahuan, integritas, dan hal-hal lain yang dapat menjadi bukti bahwa sebenarnya perempuan pantas bersanding setara dengan laki-laki.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh para perempuan untuk bisa meningkatkan skill yang dimiliki, salah satunya adalah menempuh pendidikan setinggi mungkin. Dengan berlatar pendidikan tinggi maka perempuan tentunya akan semakin berkompeten untuk terjun ke dunia kerja dan bisa menepiskan stigma bahwa perempuan hanya bisa menjadi seorang ibu rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Dengan terlibatnya perempuan dalam dunia pekerjaan, maka dapat meningkatkan perekonomian. Seiring berkembangnya waktu, peluang kerja dan kepemimpinan wanita semakin meningkat. Meskipun demikian, perempuan masih kurang terwakili dalam ekonomi global, terutama pada tingkat atas. Hal ini dapat menyebabkan semakin buruknya masa depan (Pantuliano & Gonzales, 2020).
Oleh karena itu, kita sebagai perempuan, agar dapat turut andil dalam meningkatkan perekonomian global, maka harus memulai untuk menepiskan stigma sosial yang selama ini mengatakan perempuan harus di rumah saja untuk mengurus rumah tangga dan tidak boleh bekerja. Karena sebenarnya, perempuan dapat bekerja di tempat, profesi pekerjaan yang sama dengan laki-laki. Karena pada hakikatnya perempuan dan laki-laki memiliki hak serta kewajiban yang sama sebagai seorang manusia.
ADVERTISEMENT
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa sejatinya perempuan bisa melebihi apa yang telah ada di stigma sosial. Memang tidak mudah menepiskan stigma sosial yang telah melekat di masyarakat selama bertahun-tahun. Namun hal itu tentunya dapat diubah secara perlahan tapi pasti. Terlibatnya perempuan dalam kegiatan ekonomi sangatlah penting, karena dengan begitu, maka perempuan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan dapat membantu perekonomian keluarga.
Dengan demikian maka secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian global. Oleh karena itu, harapannya para perempuan di seluruh negara yang ada di dunia, dapat terus mengembangkan bakat yang ada dalam dirinya, dan bisa senantiasa bergelut di kegiatan perekonomian. Hal ini dilakukan agar perekonomian global perlahan dapat menunjukkan pergerakan ke atas. Selain itu, perempuan dapat memperoleh hak yang setara dengan laki-laki dan adanya ketidaksetaraan gender ini akan berkurang atau bahkan bisa menghilang dari masyarakat Indonesia maupun masyarakat global. Sehingga perempuan dapat menjalani kehidupan yang adil dan lebih baik ke depannya.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Abney, D & Laya, A. G. (2018, 24 Januari). This is why women must play a greater role in the global economy. Dikutip dari https://www.weforum.org/agenda/2018/01/this-is-why-women-must-play-a-greater-role-in-the-global-economy/.
Adaruddin, S. (2020). Feminisme Perspektif Islam. Journal of Kajian Perempuan, Gender dan Agama. 14(2), 245-253.
Pantuliano, S & Gonzales, A. (2020, 24 Januari). Women in the world economy: the next decade of action.Dikutip dari https://odi.org/en/insights/women-in-the-world-economy-the-next-decade-of-action/.
Tuwu, D. (2018). Peran Pekerja Perempuan Dalam Memenuhi Ekonomi Keluarga: Dari Peran Domestik Menuju Sektor Publik. Journal of Hasil-Hasil Penelitian. 13(1), 63-76.
Unwomen. (2018, Juli). Facts and Figures: Economic Empowerment. Dikutip dari https://www.unwomen.org/en/what-we-do/economic-empowerment/facts-and-figures.