Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kesetaraan Gender bagi Perempuan dan Laki-laki
25 Mei 2022 13:02 WIB
Tulisan dari Reinata Satriani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kesetaraan gender menurut United Nations Women merupakan kesetaraan hak, tanggung jawab, dan kesempatan bagi perempuan dan laki-laki dewasa, maupun anak perempuan dan laki-laki. Di mana berdasarkan definisi tersebut, kesetaraan gender berarti di mana perempuan maupun laki-laki memiliki kesetaraan pilihan pada aspek kehidupannya. Kesetaraan gender ini bukan berarti di mana perempuan dan laki-laki menjadi sama dan tidak dibedakan karena pada dasarnya secara biologis perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan, namun gender di sini berarti peran pada masyarakat yang mana berarti kesetaraan gender berarti perempuan dan laki-laki memiliki peran yang setara pada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kesetaraan gender ini sangatlah penting untuk diperjuangkan karena bukan hanya merugikan perempuan, namun laki-laki juga dirugikan dengan adanya ketidaksetaraan gender. Menurut data dari UNICEF, anak-anak perempuan mendapat lebih sedikit dukungan edukasi daripada anak-anak laki-laki. Keterbatasan pendidikan dan lapangan kerja bagi perempuan, keterbatasan berekspresi bagi laki-laki, terciptanya lingkungan yang tidak aman bagi perempuan, hingga terciptanya kesenjangan upah bagi laki-laki dan perempuan merupakan bentuk kerugian masyarakat dari ketidaksetaraan gender.
Ketidaksetaraan gender menciptakan stigma dan ekspektasi sosial yang tidak masuk akal bagi perempuan maupun laki-laki. Stigma di mana perempuan tidak perlu berpendidikan terlalu tinggi, perempuan tidak perlu memiliki peran dan jabatan penting dalam dunia pekerjaan, hal ini lama-kelamaan menghambat seorang perempuan untuk berkembang hingga menghambat satu generasi untuk berkembang. Laki-laki tidak boleh mengekspresikan perasaannya dikarenakan menjadi sensitif merupakan ciri perempuan, yang mana hal ini membawa kita kepada persentase data dari WHO di mana tercatat bahwa kematian laki-laki di dominasi dengan kematian akibat bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Dengan inilah kesetaraan gender hanya dapat diraih apabila perempuan dan laki-laki bekerjasama dalam memerangi ketidaksetaraan yang dikonstruksi oleh patriarki. Apabila laki-laki tidak perlu menjadi gender yang dominan, maka perempuan tidak perlu menjadi gender yang submisif. Apabila laki-laki tidak perlu menjadi pihak berkuasa, maka perempuan tidak perlu menjadi pihak yang dikuasai. Apabila perempuan dan laki-laki dapat berhenti mendefinisikan dirinya masing-masing dengan siapa diri mereka dan apa gender mereka, maka setiap gender dapat menjalankan hidupnya dengan lebih bahagia. Sudah saatnya kita semua memandang gender dalam satu spektrum alih-alih dua set cita-cita yang berlawanan.
Bagian yang terpenting adalah hal ini harus dimulai dari kita sebagai generasi penerus bangsa. Di mulai dari hal-hal kecil, seperti berhenti menilai kemampuan seseorang berdasarkan gendernya; mendorong teman laki-laki, saudara laki-laki, dan siapapun untuk mengekspresikan perasaannya; perempuan mendukung perempuan satu sama lain, saling mengingatkan serta menyebarkan kesadaran dan kepedulian atas permasalahan ini, dan lain sebagainya. Dengan usaha-usaha kecil yang dilakukan setiap kesempatan yang ada, perlahan-lahan akan melahirkan kesetaraan gender yang hakikat dan mengubah dunia menjadi lebih baik.
ADVERTISEMENT