Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Faith Over Fear: Prinsip Bryan Aptana Widjaja, Wisudawan Berprestasi ITB
27 Oktober 2021 9:29 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Perayaan Wisuda Oktober ITB 2021 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Institut Teknologi Bandung, tempat di mana banyak mahasiswa berprestasi memulai langkah awalnya sebagai orang yang sukses. Banyak dari mereka yang sudah berlomba-lomba untuk memiliki berbagai macam ambisi pada tahun pertamanya. Namun, lain halnya dengan Bryan Aptana Widjaja atau yang akrab dipanggil Bryan, Wisudawan Berprestasi ITB pada Wisuda Oktober 2021 ini.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, tidak apa-apa jika mahasiswa belum memiliki goals atau ngambis pada tahun pertama. “Mencari dan memiliki cita-cita memang sangat penting, tapi setiap orang punya timeline-nya masing-masing, maka tidak perlu khawatir kalau kalian menjalani tahap eksplorasi lebih lama daripada teman-teman kalian”, ujarnya. Bryan sendiri menghabiskan tahun pertamanya di kuliah dengan melakukan banyak eksplorasi, dengan begitu ia bisa mendapat ilmu yang banyak.
Sejak duduk di bangku SMA, Bryan menggemari mata pelajaran Matematika dan Ekonomi, namun ia memilih untuk melanjutkan studi Matematika di Institut Teknologi Bandung. “Aku memutuskan Matematika karena pertama, sesuai dengan bidang yang dipelajari saat SMA (sains), dan kedua, untuk ekonomi, atau terutama bisnis, lebih bisa dipelajari sendiri karena ilmunya lebih praktis.” Alhasil, selama perkuliahan ia aktif bergabung dalam berbagai organisasi dalam dan luar kampus, salah satunya Kelompok Studi dan Pasar Modal (KSEP) ITB, di mana ia sempat mengemban jabatan presiden KSEP.
ADVERTISEMENT
Bryan sendiri juga tengah mengembangkan Internnet, sebuah organisasi non-profit yang bertujuan untuk mencapai pemerataan kesempatan untuk menempuh jalur karier profesional bagi mahasiswa-mahasiswi di seluruh Indonesia. “Yang mahasiswa butuhkan itu bukan hanya teori, tetapi juga cerita yang nyata dan saran yang praktis”, cetusnya mengenai konsepsi Internnet. Saat ini, Internnet berdedikasi menyelenggarakan private 1-to-1 mentoring bersama lebih dari 300 mentor yang berasal dari berbagai bidang, mulai dari perbankan, consulting, fast-moving consumer goods (FMCG) startup, modal ventura, hingga BUMN. Internnet telah menjangkau lebih dari 1,000 mentees dari lebih dari 70 universitas di Indonesia sejak dibentuk pada September 2020. “Memang cita-cita sih ya, membangun suatu wadah berskala masif untuk membantu orang lain meraih mimpinya tanpa perlu ikatan komersial.”
Menurut Bryan, penting untuk memiliki strategi dan keberanian untuk merealisasikan strategi tersebut secara nyata, “Tapi awalnya jelas harus tentukan dulu apa yang mau diraih, kemudian lakukan aksi yang nyata untuk itu. Jika tujuan ini nanti berubah juga tidak apa-apa, memang harus banyak-banyak eksplor dan mencoba, jangan takut gagal. Seiring dengan perjalanan, kamu akan semakin kenal dirimu dan tahu apa cita-citamu sebenarnya. Kalau gak mulai jalan, kamu gak akan kemana-mana”
ADVERTISEMENT
Pikirnya, sangat penting memiliki intellectual curiosity, yaitu pola berpikir yang selalu ingin tahu serta berkeinginan besar belajar dan mendalami hal baru. Melalui pola berpikir tersebut, Bryan antusias untuk mencoba berbagai macam kompetisi sebelum akhirnya menggeluti kompetisi bisnis dan berhasil memenangkan banyak penghargaan. Alokasi juga penting dalam berprestasi; menurutnya pula, bukan manajemen waktu yang diperlukan melainkan manajemen energi karena produktivitas dan efisiensi kerja bergantung pada penggunaan energi yang teratur.
Selanjutnya, ia menekankan pentingnya memiliki manajemen diri dan tujuan. “Tentukan hal apa yang sejalan dengan goals-mu, akademik maupun non-akademik. Contoh yang sejalan misalnya menjaga IPK, mempersiapkan karir, maka prioritaskan hal tersebut sekalipun kamu tahu akan membutuhkan energi yang besar. Kemudian, susun aktivitas sehari-hari kamu agar tercipta keseimbangan antara aktivitas yang membutuhkan energi dan aktivitas yang memberikan energi. Dengan melakukan ini, kamu dapat mencapai tujuanmu dengan efektif dan menghindari burn out”, tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sekarang, Bryan sudah bekerja di perusahaan management consulting ternama yakni McKinsey & Company. Berbekal intellectual curiosity serta berbagai eksplorasi yang ia lakukan, Bryan mampu mengambil bagian di perusahaan raksasa tersebut. Perjalanannya cukup unik, berawal dari seseorang yang ia temui melalui suatu seminar. Terinspirasi oleh orang tersebut, Bryan berinisiatif menghubunginya secara langsung. Tak disangka-sangka, inisiatif tersebut membawanya kepada kesempatan bekerja di Global Founders Capital, salah satu perusahaan modal ventura terbesar di dunia dengan aset puluhan triliun rupiah. Pengalaman tersebut ia yakini berperan besar dalam perjalanan karirnya sampai ia berada di McKinsey & Company sekarang. Untuk itu, Bryan menekankan penting sekali bagi mahasiswa untuk membangun network sejak masa kuliahnya.
Tidak ada kesuksesan tanpa sebuah proses. Bryan sendiri memandang bahwa kebanyakan orang sekarang ingin meraih kesuksesan secara instan, padahal Bryan sendiri perlu grinding dari titik nol sampai pada akhirnya menjadi salah satu wisudawan berprestasi di ITB. Menurutnya, tidak perlu muluk-muluk untuk mendapatkan sebuah pengalaman. Apabila ada kesempatan, gunakan saja kesempatan itu sebaik mungkin, karena yang terpenting itu adalah pengalamannya. Untuk itu, berproses juga merupakan langkah untuk meraih kesuksesan.
ADVERTISEMENT
“Faith over fear,” ujarnya, “Selalu lakukan yang terbaik walaupun kadang kala destinasi akhir dari perjuangan kalian belum terlihat jelas. Karena semua yang dilakukan dengan baik pasti akan menjadi baik pada waktunya.”