Kue Mochi Daun Kelor Sedikit Islami

Panjirendragraha
Bachelor of Comunication Science
Konten dari Pengguna
12 September 2020 11:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Panjirendragraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dimasa pandemi seperti ini pemerintah menggalakan campaign dirumah aja, work from home, tentunya dengan tujuan untuk membatasi aktivitas diluar rumah yang dapat memicu bertambahnya korban orang yang terjangkit virus semakin banyak.
ADVERTISEMENT
Beragam aktivitas banyak dilakukan masyarakat untuk menyibukan diri dirumah seperti berkebun, merawat hewan peliharaan, sampai mencoba resep masakan misalnya. Karena merasa memiliki waktu luang yang lebih banyak saat dirumah saya dan ibu mencoba memanfaatkan bahan makanan yang ada di dapur dan disekitar kita, yaitu mochi daun kelor.
Pada saat menjajal resep baru bernama mochi daun kelor maka dalam benak saya terfikirkan bahwa ini adalah kue yang agak Islami.Namun sebelum saya lebih jauh memikirkanya ternyata terdapat cuitan media sosial yang sempat viral menyebut bahwa kue Kelepon tidak Islami beberapa waktu lalu di tengah-tengah pandemi saat ini.
Saat pertama kali mengetahui akan pernyataan tersebut sebagai orang pada umumnya saya merasa terkejut, terheran-heran lantaran ramai-ramai masyarakat media membagikan di beberapa akun media sosial mereka baik hanya sekedar sebuah screenshoot story, hingga komentar pedas langsung kepada pemilik akun Abu Ikhwan Aziz.
ADVERTISEMENT
Kelepon adalah makana berwarna hijau didalamnya terdapat cairan terbuat dari gula merah atau gula aren biasa dijual dipasar-pasar tradisional yang saya temui, lalu dimana unsur tidak Islaminya dalam hati saya. Dalam unggahan tersebut terdapat sebuah foto dengan gambar kue kelepon seperti umumnya dengan taburan kelapa diatasnya, dengan tambahan keterangan kue kelepon tidak Islami.
Tertulis, "Kue klepon tidak Islami. Yuk tinggalkan jajanan yang tidak Islami dengan cara membeli jajanan Islami, aneka kurma yang tersedia di toko syariah kami" tuturnya.
Kebetulan saya sewaktu kuliah saya pernah mempelajari Copy Writing atau biasa disebut bahasa pemasaran, dengan salah satu tools bernama focus on benefit dan value akan sebuah produk yang dijual.
Dalam hati saya saudara Ikhwan ini berhasil membuat sebuah copy yang menarik namun kontra karna menjatuhkan harkat dan martabat kue kelepon yang dibuat dari tepung beras ketan dan taburan kelapa diatasnya dengan alasan tidak syariah atau sebuah jajanan Islami yang ia sebut.
ADVERTISEMENT
Untuk itu wahai saudaraku saya mengusulkan sebuah jajanan yang Islami dan syariah versi saya dengan dalih karena di takuti oleh musuh kita yaitu Jin, setan dan bangsanya.
Jawabanya adalah kue mochi daun kelor,mochi cara pembuatanya yaitu dengan menggunakan bahan dasar tepung ketan, sedangkan daun kelor kita gunakan sebagai pewarna alami agar bewarna hijau tanpa menggunakan pewarna buatan. Daun kelor sejak dahulu dikenal sebagai daun yang ditakui jin dan bangsanya, yang dimana sering digunakan sebagi media mengusir setan jika kita saksikan di beberapa acara eksorsis,ruqyah, dalam pengusiran setan yang bersarang ditubuh manusia yang tentunya dengan dibacakan ayat-ayat tertentu.
Daun kelor dihancurkan sampai halus untuk dibuat ramuan berupa minuman atau makanan kepada orang yang kesurupan, konon katanya daun kelor dapat membantu menetralkan gangguan jin yang ada didalam tubuh manuisa.
ADVERTISEMENT
Bagaimana pendapat teman-teman jika saya menjual kue Mochi daun kelor dengan menulis copy "Kue Mochi Islami Ekstra Daun Kelor " makanan halal bersertifikasi,manfaat dapat mengusir mahluk halus dalam tubuh kita, tentu saja akan tetap menimbulkan ke gaduhan sekaligus gelak tawa, karena sesungguhnya makanan semua sama saja sama-sama ada penikmatnya dan segemen pasar. Tidak perlu mendiskreditkan makanan tertentu dengan value yang salah dan menimbulkan kegaduhan.
Ditengah pandemi seperti ini saya banyak mengaktualisasi diri dan waktu luang untuk berselancar di media sosial, fikiran-fikiran aneh sedikit kritis banyak muncul, saya merasa terbantu dengan beberapa fenomena- fenomena yang ada seperti kue Islami dan cara memasarkanya di media sosial cukup menarik diperbincangkan dan merasa sedikit segar dari berita- berita yang ada pada umumnya.
ADVERTISEMENT
memperhatikan pemasaran agak nyeleneh tersebut, saya sedikit mengapresiasi salam pemasaran, salam copy KISS " keep is simple."