Konten dari Pengguna

Mengenal Suharti, Penggerak Tenun Stagen yang Berdayakan Lansia di Sedayu Bantul

Renshiana Jawang
Mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta
10 Januari 2025 18:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Renshiana Jawang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sosok Suharti yang sedang tersenyum saat di wawancarai. Sumber Foto: Renshiana
zoom-in-whitePerbesar
Sosok Suharti yang sedang tersenyum saat di wawancarai. Sumber Foto: Renshiana
ADVERTISEMENT
Bantul – Usaha produksi stagen yang didirikan oleh perempuan bernama suharti (65) warga Padukuhan Botokan Kalurahan Argosari Kapanewon Sedayu Bantul berhasil menjadi sebuah wadah untuk masyarakat terutama para lansia di sekitarnya agar tetap berkarya. Usaha yang digeluti sejak tahun 2007 ini masih eksis dengan jumlah karyawan sekitar 20 orang.
ADVERTISEMENT
Suharti yang kerap disapa Harti mengungkapkan keahliannya membuat tenun stagen ini diperoleh sejak ia masih muda dan bekerja sebagai buruh tenun di salah satu industri stagen di kabupaten Bantul.
”Saya itu kerja ikut orang sejak saya kelas 5 SD, saya suka ikut orang kerja jadi buruh tenun setelah pulang sekolah makanya saya bisanya ini” ungkapnya, Rabu (01/01/2025)
Suharti memilih untuk fokus bekerja di industri stagen daripada melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya. Hal ini kemudian yang mengahantarkan Suharti pada usaha yang sekarang karena ia mengungkapkan tidak memiliki keahlian lain selain menenun. Namun, lebih dari sekedar bisnis Suharti menjadikan usahanya sebagai wadah untuk memberdayakan para lansia. Suhari memiliki karyawan sekitar 20 orang yang rata-rata adalah para lansia di sekitar tempat ia tinggal, para karyawan bekerja dari rumah mereka masing-masing dan untuk di rumahnya sendiri hanya ada 3 orang karyawan.
ADVERTISEMENT
”Yang kerja itu rata-rata di atas 50 tahun. Tapi itu enggak semua mengerjakan di rumah saya, mereka mengerjakan dari rumah masing-masing nanti saya setiap hari keliling hantar bahan dan ambil stagen yang sudah jadi”. Ungkapnya.
Ibu Suharti saat sedang melakukan proses penggulungan benang. Sumber Foto: Renshiana
Suharti juga menjelaskan alasan kenapa karyawan tidak dipekerjakan satu tempat adalah karena banyak lansia di sini yang masih ingin bekerja namun ada yang punya cucu sehingga kalau kerja dari rumah masing-masing mereka bisa sambil menjaga cucunya.
Salah satu karyawan yang bekerja di rumah Suharti mengaku merasa senang karena di usia yang sekarang masih bisa tetap aktif dan memiliki penghasilan. Salah seorang karyawan, Mbah Rohimah (70) yang sudah bekerja selama satu tahun di rumah Suharti mengatakan bahwa bekerja di tempat Suharti memberikan semangat baru dalam hidupnya.
ADVERTISEMENT
Ibu Rohimah, karyawan Suharti yang sudah bekerja selama 1 tahun. Sumber Foto: Renshiana
”Di sini selain bekerja saya juga bisa bertemu dengan teman-teman, bisa guyon-guyon, tukar pengalaman, itu yang buat saya senang” ujarnya.
Dalam sebulan, Harti bisa menghasilkan sekitar 50 kodi tenun yang kemudian hasil tenun yang sudah jadi disetorkan ke juragan dalam kurun waktu 1 bulan dua kali dengan satu kali setor 25 kodi. Harti mengaku produk tenun stagen yang diproduksi masih cukup laris di pasaran dan karena sudah dirintis sejak lama dan memiliki distributor sendiri maka ia tidak kesulitan untuk memasarkan produk tenun stagen.
Usaha Suharti tidak hanya berdampak pada pelestarian budaya, tetapi juga memberi inspirasi bagi banyak orang untuk peduli pada kesejahteraan lansia. Di tengah modernisasi, usaha stagen Suharti masih mempertahankan ATBM (alat tenun bukan mesin) ini membuktikan bahwa warisan tradisional dan nilai kemanusiaan tetap berjalan beriringan. (Renshiana)
ADVERTISEMENT