Overthinking? Ini 6 Nasihat Buku 'La Tahzan' yang Tidak Ingin Kamu Dengar!

Retvika Fatimah Zahra
Seorang mahasiswi di Bina Nusantara University / Mahasisi Economic and Communications Faculty / Mass Communication Fields
Konten dari Pengguna
11 Februari 2022 12:03 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Retvika Fatimah Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Illustrasi Buku La Tahzan oleh Retvika Fatimah Zahra
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi Buku La Tahzan oleh Retvika Fatimah Zahra
ADVERTISEMENT
Apakah anda sering merasa overthinking? Pernahkah anda merasa kewalahan dengan pikiran anda sendiri? Apakah pikiran-pikiran tersebut menghambat aktivitas keseharian anda?
ADVERTISEMENT
Setiap manusia memiliki naluri dasar untuk berjuang keluar dari rasa tidak aman yang mengganggu ketentraman hidupnya dan bertahan hidup. Tidak terkecuali sejak dalam pikiran, meskipun telah berevolusi berjuta-juta tahun lamanya manusia tetap memiliki naluri dan sifat dasarnya, yang hanya berubah bentuknya saja.
Overthinking merupakan sebuah fenomena yang banyak menggerogoti generasi muda saat ini. Dalam jurnal yang dipublikasikan oleh Psychological Bulletin, Thomas Curran dan Andrew P. Hill menyatakan, generasi milenial memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan mental, khususnya depresi.
Mengamati fenomena tersebut, seorang penulis Arab Saudi, Dr. ‘Aidh Al-Qarni menerbitkan sebuah buku yang ditujukan sebagai obat bagi jiwa manusia yang kerap kali gelisah, galau, gundah, diliputi kesedihan, rasa bersalah maupun penyesalan, atas segala permasalahan dan ujian hidup yang terjadi pada manusia. Dalam bukunya tersebut beliau menegaskan bahwa manusia pada dasarnya hanyalah memiliki 3 hari di dalam hidupnya, yakni hari kemarin, hari esok, dan hari ini. Hari kemarin adalah hari yang tidak akan pernah kita miliki lagi. Sedangkan hari esok, adalah hari yang belum kita ketahui. Dan sesungguhnya kita hanyalah memiliki hari ini, saat ini, di menit ini untuk menjalani kehidupan yang kita miliki.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimanakah cara terbaik yang dapat kita lakukan dalam menghadapi dan mengatasi Overthinking menurut buku La Tahzan? Mari simak selengkapnya!
1. Jalani Harimu Hari Ini, Seperti Tidak Akan Ada Hari Esok yang Akan Datang!
Tidak akan pernah cukup waktu dan ruang bagi diri kita untuk memikirkan segala sesuatu yang telah terjadi begitu pula membayangkan apa yang kelak akan terjadi. Padahal sebagian besar dari apa yang kita khawatirkan tidak akan menjadi kenyataan. Jika saja kita sadar bahwa yang kita miliki hanya hari ini, maka kita akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan segala pekerjaan dan urusan kita. Sebaik mungkin, untuk menggunakan waktu yang ada dengan tidak menyia-nyiakannya. Dan sebaik mungkin pula untuk melakukan hal-hal yang membuat kita bahagia dan tidak menunda ketenteraman hati kita seperti mengucap maaf, dan menyudahi permusuhan.
ADVERTISEMENT
2. Berhenti Mencari Pembenaran atas Kesedihanmu Lewat Media Sosial!
Segala perasaan yang muncul dari pikiran kita, kesedihan, kegalauan, kegundahan, segala sesuatu yang kita ragukan ataupun kita takutkan tidak perlu untuk kita manjakan dengan mencari pembenarannya. Memanjakan segala emosi negatif yang ada di dalam diri kita hanya akan memperpanjang perasaan-perasaan buruk tersebut. Menghambat diri kita untuk merasakan emosi positif dan berbahagia, menghalangi diri kita untuk tertidur di malam hari, dan menghalangi diri kita untuk menyelesaikan tugas-tugas kita. Berhenti mencari sesuatu yang tidak ada jawabannya di dalam diri dan hatimu. Setiap manusia memiliki solusi yang berbeda-beda. Jangan menyimpan segala permasalahan duniamu terlalu dalam di dalam hatimu, atau itu hanya akan merusak jiwa dan menganiaya dirimu sendiri.
ADVERTISEMENT
3. Perbanyaklah Bersyukur dan Bersabar!
Tidak banyak yang dapat kau lakukan atas segala cobaan yang menimpamu. Jika kamu belum menemukan jawabannya maka bersabarlah. Dan jika kamu menemukan kebaikan dan ketenteraman atas sesuatu maka bersyukurlah. Tidak perlu menunggu dengan khawatir kapan atau akankah ketakutan atau keraguanmu akan terjadi. Tidak perlu menyusahkan pikiranmu dan menyesakkan dadamu sendiri atas sesuatu yang telah diatur untuk dirimu dan bukan menjadi kapasitasmu untuk mengatur kemungkinan yang akan terjadi. Tugasmu hanyalah untuk bersabar dan bersyukur. Memikirkan suatu masalah secara berlarut-larut, bukan berarti bahwa kamu sedang mengatasi masalahnya, maka berhentilah!
4. Jangan Memanjakan Rasa Sedih, Kegelisahan, dan Kegundahan Hatimu, Hidupmu Tetap Berjalan
Tidak ada gunanya bergundah gulana, meratapi kesedihanmu, menunda pekerjaanmu, menunggu waktu meringankan beban dan kesengsaraan dirimu, karena tidak akan ada artinya jika bukan kamu yang berusaha melewatinya. Jalani kehidupanmu hanya pada hari ini. Masa lalu telah terhanyut diterpa zaman dan waktu, sedangkan hari esok belum benar-benar terjadi, dan yang sesungguhnya benar-benar kita miliki hanyalah hari ini. Meratapi permasalahan tidak akan menyelesaikan apa pun dan tidak pula menuntaskan pekerjaan dan kewajibanmu. Maka cukupkanlah apa yang telah terjadi sebelumnya, dan lepaskanlah pikiranmu akan masa yang akan datang. Hidupmu terus akan berjalan, dengan ataupun tanpa kamu menyadarinya. Jangan pernah sesali waktu yang telah terjadi, karena semua berawal pada harimu saat itu.
ADVERTISEMENT
5. Jangan Menebak-Nebak dan Berprasangka Terhadap Masa Depan yang Belum Terjadi
Jangan bebankan diri dan pikiranmu dengan segala persoalan dunia. Dunia tidak berjalan dengan bergantung pada dirimu saja. Dunia hanyalah sementara dan tidak ada hal terlalu berat yang pantas untuk terlalu kamu cemaskan. Pikirkan lah permasalahan, kesedihan, dan kegundahan secukupnya saja. Biarkanlah dunia berjalan dan terjadi dengan sendirinya sebagaimana mestinya, jangan kuras pikiran dan hatimu, ketahuilah kapasitasmu. Jangan menganiaya dirimu atas sesuatu yang belum terjadi, dan lakukan segala sesuatu secukupnya.
6. Sisihkan Waktu untuk Diri Anda Sendiri, Anda Berhak Menjaga Jarak Dari Segala Permasalahan Dunia Sejenak
Sesungguhnya menjernihkan pikiran, dan mendahului dirimu sendiri adalah perbuatan baik yang akan sangat membantu dirimu. Istirahatkanlah dirimu sejenak dari segala beban hidupmu, letakkanlah perlahan segala permasalahan dan kesulitan hidupmu. Berilah jarak sejenak, dan istirahatkan dirimu. Biarkan dirimu merasakan sejenak apa yang kamu rasakan, dan biarkan dia merenung dan mendapatkan manfaat dan pelajaran dari segala sesuatu yang telah terjadi. Berjalanlah keluar rumah, ambilah paket liburan ke suatu tempat, atau sekadar me-time dengan membaca buku di sela-sela suntuk yang kamu rasakan. Lakukan sesuatu untuk mengobati kegelisahan dan lawan segala pikiran buruk dan kesedihan. Kamu berhak untuk bahagia dan merelakan segala sesuatu di atas kehendakmu.
ADVERTISEMENT
Semoga berhasil!