Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Film 'Birthday': Kesedihan Orang Tua Siswa Korban Tenggelamnya Kapal Sewol
5 September 2020 17:25 WIB
Tulisan dari Review Drakor tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tragedi tenggelamnya Kapal Feri Sewol sudah enam tahun berlalu. Meski begitu, kejadian ini masih meninggalkan luka yang mendalam bagi dunia, terkhususnya warga Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Pada 16 April 2014, Kapal Feri Sewol membawa 476 penumpang. Dan 325 di antaranya adalah para siswa yang hendak liburan Pulau Jeju dalam rangka acara sekolah.
Malang tak bisa disangkal, kapal tersebut tenggelam di perairan lepas pantai selatan dan menewaskan 304 dari 476 orang penumpang. Sebagian besar penumpang kapal itu merupakan siswa SMP yang sedang berkarya wisata sekolah.
Oleh sineas Korea Selatan, kejadian ini kemudian diangkat menjadi beragam tayangan termasuk film atau dokomenter. Salah satu film Korea yang bercerita mengenai kapal Sewol adalah 'Birthday'.
Film 'Birthday' merupakan karya dari penulis naskah sekaligus sutradara Lee Jong Eon. Dibintangi oleh Sol Kyung Gu dan Jeon Do Yeon, film ini dirilis pada 3 April 2019 bertepatan dengan peringatan lima tahun Tragedi Sewol.
ADVERTISEMENT
Bercerita mengenai sebuah keluarga yang mengalami keterpurukan usai anak mereka tewas dalam tragedi kapal Sewol. Fokus ceritanya adalah mengenai keluarga dari pasangan Jung Il dan Soon Nam.
Putra pertama mereka yang bernama Su Ho merupakan salah satu korban tewas dalam insiden tenggelamnya kapal Sewol. Kepergian Su Ho untuk selamanya menyisakan duka yang sangat mendalam bagi keluarganya, terkhusus sang ibu Soon Nam.
Soon Nam tak bisa merelakan kepergian putranya tersebut. Sejak Su Ho tewas, keadaan Soon Nam sangatlah mengkhawatirkan. Tak ada lagi tawa bahkan sekadar senyum yang tampak di wajahnya.
Ia juga berubah menjadi lebih sensitif dan sering meratapi kepergian Su Ho. Karena sangat merindukan putranya, Soon Nam bahkan membiarkan keadaan kamar Su Ho apa adanya tanpa perubahan sama sekali.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan Soon Nam, suaminya Jung Il justru dihantui rasa bersalah. Pasalnya, ia tak ada bersama keluarganya saat Su Ho tewas dalam kecelakaan.
Sebelum kembali ke Korea Selatan, Jung Il sempat bekerja di Vietnam. Namun karena sebuah insiden yang melibatkan pekerjaannya, Jung Il harus mendekam di penjara Vietnam selama tiga tahun. Hal ini membuat ia tak ada di sisi keluarganya saat Su Ho tewas.
Usai Su Ho tewas, komunikasi antara Soon Nam dan Jung Il pun mulai canggung dan renggang. Soon Nam sebenarnya ingin bercerai dari Jung Il namun mencoba bertahan demi putri mereka yaitu Ye Sol.
Akibat komunikasi orang tuanya yang tak begitu baik dan dingin, Ye Sol menjadi 'korban' pertengkaran. Di tambah, Soon Nam yang belum bisa melupakan Su Ho terkadang bersikap kasar dan pilih kasih pada Ye Sol.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, kematian Su Ho juga menyisakan trauma yang mendalam pada Ye Sol. Mengetahui oppa-nya (kakak laki-laki) tewas tenggelam, ia jadi takut untuk bermain dalam kubangan air atau sejenis kolam.
Keluarga mereka yang dulu hangat dan menyenangkan pun sudah berubah. Canda tawa yang dulu selalu menghiasi wajah para anggotanya kemudian berubah menjadi tangisan dan ratapan kepedihan usai ditinggal Su Ho.
Judul 'Birthday' dipilih karena Soon Nam selalu merasakan sedih yang luar biasa saat mendekati hari ulang tahun Su Ho. Ia dan Ye Sol selalu merayakan ulang tahun putranya setiap tahun usai Su Ho tewas. Namun hal ini justru membuat dirinya makin tak bisa lupa dengan Su Ho.
'Birthday' benar-benar mampu menampilkan kepedihan yang diangkat dari sudut pandang orang tua korban. Dalam beberapa adegan, film ini juga menyinggung isu orang-orang yang memandang para keluarga korban kapal Sewol.
ADVERTISEMENT
"Sangat beruntung jadi mereka, bisa mendapatkan kompensasi yang begitu besar," demikian kata rekan kerja Soon Nam tanpa tahu perasaannya.
Padahal Soon Nam sendiri tak mau menerima uang kompensasi yang ditawarkan karena masih berduka. Bila bisa memilih, ia merasa lebih baik hidup miskin daripada harus kehilangan Su Ho.
Film ini juga benar-benar menyentil penonton untuk tetap menghargai orang-orang di sekitar kita jika masih ada waktu. Tak ada yang tahu kapan kematian itu akan datang dan memisahkan kita dengan orang yang dicintai.