Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Rekomendasi Trilogi Film Pilihan untuk Hari Libur Besok
20 September 2017 21:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Review Sinema tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Biasanya tiap film dalam trilogi memegang bagian penting masing-masing. Bagian pertama perkrnalan atau pendahuluan, bagian kedua inti permasalahan dan bagian ketiga penyelesaian atau kesimpulan.
ADVERTISEMENT
Nah beberapa film trilogi ini sedikit melenceng dari pakem tersebut sehingga terkadang sering dianggap "stand alone" film. Namun begitu penokohan yang sama atau adanya kaitan cerita antara satu yang lain membuat film-film ini masih dikategorikan dalam kategori trilogi.
1. Trilogi "Men in Black"
Kita mulai dengan "Men in Black". Menceritakan tentang dua orang agen dari organisasi rahasia the Men in Black (MIB), organisasi yang lebih rahasia dari CIA dan lebih kuat dari FBI dan berurusan dengan alien. Film aksi yang satu ini cukup sarat unsur komedinya. Film pertama yang dirilis tahun 1997 menceritakan tentang Agent J (Will Smith) yang baru bergabung dengan organisasi unik ini dan mendapat bimbingan dari Agent K (Tommy Lee Jones). Berbagai konflik dengan alien mereka hadapi, berbagai alat canggih juga banyak ditampilkan di seri pertama ini.
ADVERTISEMENT
Nah, "Men in Black II" (2002) dan "Men in Black 3" (2012) memang masih berhubungan antar tokohnya namun masing-masing film dapat berdiri sendiri dan tidak bersifat bersambung antara satu dengan yang sebelumnya. Trilogi ini menjadi semakin kompleks dan menarik (terutama di "Men in Black 3") karena tidak hanya berfokus pada "pembantaian" alien, latar belakang dan penokohan tiap karakter menjadi makin dalam di setiap filmnya.
Film ini cocok buat kamu yang ingin mengisi waktu dengan hiburan ringan yang dibumbui dengan unsur sci fi dan aksi, MIB adalah sajian yang tepat untuk kamu.
2. Trilogi "Before"
Kalau yang satu ini adalah rangkaian film drama yang wajib kamu tonton. Film pertama dibuka dengan Before Sunrise, menceritakan tentang pertemuan sepasang muda-mudi secara spontan dan tidak terduga yang berakhir dalam satu hari yang sangat berkesan. Mengambil latar di Eropa tahun 1995 kisah cinta Jesse dan Celine adalah dambaan semua petualang pencari cinta (syedap).
ADVERTISEMENT
Melompat sembilan tahun, pada tahun 2004, film kedua trilogi ini, Before Sunset baru dibuat. Menariknya jarak sembilan tahun juga diterapkan dalam jalan cerita, sehingga nuansa nostalgia tidak hanya dirasakan penonton juga oleh Jesse dan Celine. Di sini menariknya dalam sembilan tahun mereka berpisah ada banyak sekali kejadian yang perlu mereka saling ceritakan.
Seri terakhir trilogi ini juga berjarak sembilan tahun dari film sebelumnya. Kisah cinta Jesse dan Celine selama 18 tahun akhirnya berujung di Before Midnight. Meski tokoh dalam film sama, setiap film dalam trilogi juga memiliki kedalaman kisah sendiri sehingga bisa kamu nikmati sebagai film lepas juga.
3. Trilogi "Toys Story"
Satu-satunya trilogi animasi di daftar ini. Toy Story adalah salah satu film animasi (kalau bukan yang paling) dengan pendapatan paling tinggi dan berhasil menembus box office. Di awali dengan kisah sederhana persahabatan Sherrif Woody dan Buzz Lightyear (koboi dan polisi antariksa) dalam menjalani persahabatan mereka sebagai mainan milik Andy, Toy Story bukanlah sekadar film kartun anak pada umumnya. Film pertama yang berfokus pada persahabatan dua tokoh yang sangat berbeda latar belakang bisa memberi banyak pelajaran untuk kamu.
ADVERTISEMENT
Toy Story 2 juga bercerita tentang persahabatan namun dikemas dengan lebih banyak drama dan aksi, dari bagaimana Buzz cs harus bertualang di toko mainan sampai Woody yang dihadapkan pilihan sulit antara "keluarga kecil" barunya atau teman-teman lamanya.
Apa rasanya berpisah dengan teman bermain kamu sejak kecil? Toy Story 3 mencecritakan tentang Andy yang akan segera masuk ke bangku kuliah dan harus berpisah dengan mainan-mainan masa kecilnya. Meski sarat dengan drama dan memori masa lalu, Toy Story 3 juga bisa dinikmati sebagai film lepas dengan ceritanya sendiri.
4. Trilogi "Back to The Future"
Bicara film trilogi tanpa menceritakan Back to The Future adalah sebuah dosa besar. Mengambil latar utama pada tahun 1985, Back to The Future akan membawa kamu ke berbagai masa. Meski tiap bagiannya saling berkaitan (dan berbeda dengan film-film di daftar ini) tapi tiap serinya yang menceritakan satu zaman khusu membuat film tetap bisa dinikmati sebagai film terpisah. Selain itu franchise ini juga yang membawa mobil DeLorean menjadi sangata populer.
ADVERTISEMENT
Back to The Future I membawa kita kembali ke tahun 1955, saat Marty McFly bertemu dengan orangtuanya saat masih muda dulu. Inilah awal dari kekacauan waktu dimulai Marty.
Petualangan dengan mesin waktu berlanjut. Marty kini mengarungi masa depan, tahun 2015 lebih tepatnya. Melihat keadaan dirinya di masa depan menjadi pada bagian penting yang menjadi inti cerita film ini. Di film kedua ini juga hoverboard yang tenar itu diperkenalkan.
Sedangkan penutup seri Back to The Future kita di bawa ke tahun 1800-an, saat Amerika masih menjadi rumah bagi koboi dan Suku Indian. Sebagai penutup trilogiBack to The Future, film ini juga merangkum petualangan Marty di empat zaman yang ia kunjungi.
5. Trilogi "Three Flavours Cornetto"
ADVERTISEMENT
Penutup daftar kita hari ini adalah trilogi paling unik (mungkin dari semua trilogi yang ada di dunia ini) karena hanya terhubung oleh cameo es krim Cornetto. Meski ketiga film ini dimainkan oleh pemeran utama yang sama (Simon Pegg dan Nick Frost), mereka memainkan tokoh yang berbeda. Namun ada satu kesamaan lagi yang bisa ditemukan dari tiga film ini yaitu pesan tentang menjadi pribadi yang lebih dewasa.
Dimulai dengan Shaun of The Dead, memadukan comedy dengan horor, film ini juga merupakan versi parodi dari Dawn of The Dead yang melegenda itu. Mendapat rating 8 dari IMDB, kamu tidak akan kecewa dengan komedi yang disajikan pembuka trilogi ini.
Setelah berkutat dengan horor, Simon Pegg dan Nick Frost memadukan komedi dengan laga aksi di film ini. Masih bermain dengan gaya parodi yang serupa, Hot Fuzz siap membuat anda terbahak-bahak dengan kebodohan dua polisi London ini.
ADVERTISEMENT
Penutup trilogi Cornetto memadukan komedi dengan sci fi dan bertemakan kiamat dunia. Meski begitu jangan tertipu dengan judulnya, meski memang bercerita tentang dunia yang diinvasi alien, Simon Pegg dan Nick Frost lebih banyak berurusan dengan budaya minum bir di Inggris.