Ojigi: Budaya Masyarakat Jepang untuk Menghormati Orang Lain

Reza Maulana
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
17 Juni 2021 13:54 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Reza Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi budaya ojigi. Sumber: istockphoto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi budaya ojigi. Sumber: istockphoto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah kalian menonton serial-serial drama yang menggambarkan kehidupan di Jepang? Ya jika kita sedang menonton sebuah serial drama Jepang pasti yang ada di benak pikiran kita masyarakat Jepang memiliki etika sopan-santun yang tinggi seperti gaya berkomunikasi mereka yang meliputi cara mereka bertutur kata, gaya mereka saat bertemu dan memberikan salam kepada orang lain.
ADVERTISEMENT
Ya memang karena selain dikenal sebagai negara yang unggul dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, Jepang ternyata juga dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi etika dan sopan santun dalam menjalani kehidupan sehari-hari loh.
Hal tersebut dapat kita lihat dari kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam aspek kehidupan masyarakat Jepang. Jika di Indonesia berjabat tangan merupakan salah salah satu cara yang kita lakukan untuk memberi salam kepada orang lain, namun hal tersebut tidak berlaku di Jepang loh.
Masyarakat Jepang menganggap bahwa memberi salam dengan cara bersentuhan tangan bukanlah hal yang sopan untuk dilakukan. Lalu bagimana cara masyarakat Jepang untuk memberikan salam terhadap orang lain?
Mari kita ingat kembali materi pelajaran Sosiologi di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Masih ingat kan? di pelajaran sosiologi kita belajar bahwa setiap kelompok masyarakat memiliki karakteristik budaya yang tidak sama dengan kelompok masyarakat lainnya. Karakteristik itulah yang disebut budaya khas. Setiap negara tentunya memiliki budaya khasnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Jepang adalah salah satu negara yang masyarakatnya memiliki budaya khas dalam hal komunikasi interpersonal. Pernahkah kalian melihat orang Jepang membungkukkan badan ketika bertemu orang lain? yaappp di Jepang terdapat suatu budaya yang dikenal dengan sebutan "Ojigi".
Ojigi merupakan salah satu budaya masyarakat Jepang untuk memberikan salam sekaligus rasa hormat kepada orang lain. Biasanya masyarakat Jepang melakukan Ojigi denga cara membungkukkan badan yang menandakan rasa hormat terhadap orang lain atau lawan bicara. Namun apakah kalian tau darimana asal kata "Ojigi"? Kata Ojigi secara etimologi berasal dari kata jigi 「 辞 儀 」 yang pada periode Edo (1603-1868) memiliki arti sebuah harapan baik untuk melakukan sesuatu.
Ilustrasi Negara Jepang. Sumber: Unsplash
Jika kita yang tinggal di Indonesia kebiasaan mencium tangan atau lebih dikenal dengan sebutan "salim" merupakan hal yang lumrah dilakukan jika bertemu orang lain yang lebih tua dari kita. Namun hal tersebut berbeda loh jika kita hidup di Jepang.
ADVERTISEMENT
Di dalam kultur masyarakat Jepang, membungkukkan badan atau Ojigi telah menjadi sebuah keharusan yang harus diajarkan sejak kecil. Dalam diri masyarakat Jepang, jika kita ingin menunjukkan rasa hormat terhadap orang lain maka Ojigi merupakan metodenya. Biasanya masyarakat Jepang akan melakukan Ojigi berulang-ulang jika merasa belum puas atas kehormatannya terhadap orang lain atau lawan biacaranya.
Selain untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang lain, Ojigi ternyata juga memiliki fungsi-fungsi lainnya loh seperti sebagai salam saat bertemu orang lain, sebagai ungkapan terima kasih, dan sebagai ungkapan permintaan maaf.
Lalu bagaimana tata cara masyarakat Jepang melakukan Ojigi? Yang perlu kita ketahui, dalam hal penerapannya ternyata Ojigi memiliki tata cara yang harus diperhatikan. Ojigi tidak hanya sekadar membungkukkan badan loh, tetapi memiliki tata cara yang berbeda-beda berdasarkan jenis kelamin dan berapa derajat badan yang dibungkukkan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki melakukan Ojigi dengan cara meletakkan kedua tangan di samping dan untuk perempuan dilakukan dengan cara meletakkan kedua tangan di paha. Sedangkan berdasarkan seberapa besar derajat membungkukkan badan, Ojigi memiliki 3 jenis yaitu:
1. Eshaku (membungkuk sedikit)
biasanya masyarakat Jepang melakukan Ojigi jenis ini dengan cara membungkukkan badan ± 15 derajat selama 1-2 detik. Ojigi jenis ini dilakukan untuk memberi salam orang yang dikenal tetapi tidak terlalu akrab. Selain itu, digunakan juga oleh atasan untuk membalas atau menjawab Ojigi bawahannya.
2. Keirei (membungkuk penuh hormat)
Dilakukan dengan cara membungkukkan badan ± 30 derajat. Ojigi jenis ini dilakukan untuk menunjukkan rasa hormat kepada atasan atau orang lain yang usianya lebih tua. Selain itu dilakukan dilakukan juga untuk untuk upacara resmi, ucapan terima kasih, permohonan maaf, dan menunjukkan simpati kepada orang lain.
ADVERTISEMENT
3. Saikeirei (membungkuk untuk menyembah)
Dilakukan dengan cara membungkukkan badan ± 45 derajat. Ojigi jenis ini dilakukan untuk menunjukkan perasaan menyesal yang sangat mendalam terhadap orang lain ketika melakukan kesalahan. Ojigi jenis ini juga digunakan untuk menunjukkan rasa hormat yang besar terhadap orang lain yang status sosialnya lebih tinggi semisal Kaisar Jepang atau pemimpin negara.
Semoga tulisan ini dapat membantu menambah wawasan pembaca mengenai salah satu budaya yang di Jepang tanpa harus pergi ke Jepang.