Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Yang Tersisa dari Festival de Cannes 2017...
18 November 2020 19:33 WIB
Tulisan dari Rezzy Nizawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ya, pasti aneh dan absurd.
Tetapi, pemandangan itulah yang saya lihat 3 tahun lalu di depan Théâtre Croisette pada Festival de Cannes 2017. Ternyata, itu hanya sebuah poster film panjang Indonesia yang berhasil masuk ke Les Quinzaines des Réalisateurs, salah satu program di Festival de Cannes yang mempertemukan 15 sineas dari seluruh dunia sebagai ajang untuk mempertontonkan karya filmnya kepada publik internasional.
ADVERTISEMENT
Memang, selain melalui olahraga, gastronomi, musik, tarian, pendidikan, cara yang paling ampuh untuk mempromosikan Indonesia adalah melalui film. Mengapa? Karena film adalah produk seni budaya dengan elemen audio-visual yang paling mendapatkan ruang di hati masyarakat, terutama untuk hiburan. Dan apabila ada sebuah film Indonesia yang bisa ikut serta ke salah satu festival film terbesar di dunia seperti Festival de Cannes sungguh merupakan prestasi yang membanggakan dari para sineas Indonesia.
Dibantu oleh rekan-rekan dari KJRI Marseille, saat itu saya terbang ke kota Cannes, Prancis, untuk memfasilitasi kedatangan para delegasi sineas Indonesia yang disponsori oleh Badan Ekonomi Kreatif (saat itu nomenklatur institusi belum berubah menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif). Mereka adalah sutradara, kru film, dan para pemain dari sebuah film Indonesia yang berjudul “Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak”, film yang berhasil masuk ke kategori «Les Quinzaines des Réalisateurs» di Festival Film de Cannes tahun 2017.
ADVERTISEMENT
Saya menyapa hangat Mouly Surya, sutradara film tersebut, dan mengucapkan selamat atas keberhasilan film Marlina ke festival tahun ini. Setibanya di paviliun Indonesia, Mouly masih belum bisa percaya dengan kenyataan bahwa akhirnya film panjang Indonesia bisa masuk lagi ke festival film bergengsi di dunia ini. "Jujur, saya masih belum percaya. Waktu itu, saya cuma pikir untuk submit film ini ke Cannes, trus terserah programmer festival yang menentukan."
Film yang skenarionya dibuat oleh Garin Nugroho ini awalnya berjudul “Perempuan”, kemudian diubah dan disesuaikan dengan alur cerita dari sang sutradara. Ceritanya cukup unik yaitu mengisahkan tentang Marlina (Marsha Timothy), seorang janda yang memenggal kepala seorang perampok yang telah menyatroni rumahnya dan melakukan perjalanan panjang membawa kepala tersebut ke kantor polisi. Jika sekilas mengetahui kisah tersebut, pasti yang ada di benak kita bahwa film ini akan sangat mencekam dan menyeramkan. Sebaliknya, penonton justru disuguhkan lakon komedi satir yang cukup mengocok perut hingga film selesai.
Benar saja, animo penonton di Théâtre de Croisette Hotel JW Marriot di Cannes saat pemutaran perdana sangat luar biasa. Tepuk tangan terdengar bergemuruh di dalam ruang pertunjukkan. Hampir semua orang berdiri dan memberikan selamat kepada tim Marlina karena telah berhasil membuat penonton berdecak kagum. Ini baru film Indonesia dengan kualitas yang sangat baik dan berbeda dengan kebanyakan tema film Indonesia. Tidak hanya menampilkan hutan belantara, hewan-hewan buas, dan angle ketidakmajuan lainnya, tetapi justru menunjukkan eksotisme budaya, keindahan Indonesia lewat Sumba, dan karakter perempuan Indonesia yang sangat kuat.
Sekarang, 3 tahun sudah berlalu, saya masih mengharapkan ada lebih banyak lagi karya anak bangsa yang dapat diterima di dunia internasional. Perlu peran aktif dari semua pihak. Sineas yang harus membuat karya-karya yang berkualitas dan memenuhi standar internasional, juga pemerintah yang harus mendukung dari segi moril dan materil. Dengan sinergi dan kolaborasi yang sistematik, niscaya perfilman Indonesia akan terus maju dan berkibar. Tidak ada kata tidak mungkin jika suatu hari ada film Indonesia yang bertengger masuk ke kategori Best Foreign Language Film di penghargaan Oscar. *finger crossed*
ADVERTISEMENT