Konten dari Pengguna

Nagorno-Karabakh, Wilayah Tak Habis Dentuman Senjata

Rhaisya Tryananda
saya seorang mahasiswi jurusan Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) yang menulis mengenai informasi seputar konflik suatu negara yang memiliki relasi dengan ilmu hubungan internasional.
8 Februari 2021 14:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rhaisya Tryananda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Konflik perbatasan Armenia-Azerbaijan kembali memanas, (Armenian Defense Ministry Press Service/PanPhoto via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Konflik perbatasan Armenia-Azerbaijan kembali memanas, (Armenian Defense Ministry Press Service/PanPhoto via AP)

Konflik perebutan wilayah Nagorno-karabakh kini kembali hangat.

ADVERTISEMENT
Nagorno-Karabakh, merupakan suatu wilayah yang berada di pegunungan dalam perbatasan Azerbaijan yang telah menjadi sumber konflik sebelum pembentukan Uni Soviet.[1] Konflik ini terjadi dikarenakan perebutan wilayah Nagorno-Karabakh oleh Armenia dan Azerbaijan yang secara hukum internasional merupakan bagian dari wilayah teritorial Azerbaijan, namun secara demografi, etnik mayoritasnya adalah Armenia yang sudah lama menetap. Peperangan ini terjadi disebabkan upaya pasukan Azerbaijan ingin menguasai kembali sebagian wilayah yang diduduki oleh Armenia. Konflik ini tetap berjalan usai Uni Soviet runtuh, yang kemudian wilayah ini menuntut kemerdekaan sendiri dengan bantuan militer yang persenjataannya didapat dari Armenia. Dilihat dari letak geografis, perang antara Armenia dan Azerbaijan merupakan perang antara negara yang bertetangga.[2]
ADVERTISEMENT
Konflik ini kembali hangat setelah beberapa lama dikarenakan kedua negara tersebut saling tuduh atas peluncuran serangan mematikan yang menyebabkan semakin meningkatnya korban di wilayah Kaukasus Selatan. Konflik Armenia-Azerbaijan merupakan perang yang panjang yang menyebabkan 17 ribu hingga 25 ribu jiwa terbunuh, 1 juta pengungsi terusir. Selain itu, konflik ini juga membawa dampak terhadap wilayah Azerbaijan lepas, dan Armenia yang terkena sanksi PBB.[3]
Konflik antara Armenia dan Azerbaijan sudah berlangsung lama, banyak dampak yang terjadi dari konflik tersebut, contohnya seperti kehancuran atau kerusakan serta tewasnya warga adalah dampak yang ditimbulkan. Dapat dilihat dalam konflik perebutan wilayah Nagorno-Karabakh yang dilakukan dengan peperangan yang sudah terjadi beberapa tahun dan memakan banyak korban. Dengan banyaknya jumlah korban yang tewas, tetapi perang tetap saja berlangsung.[4]
ADVERTISEMENT
Terdapat faktor-faktor penyebab terjadinya konflik perebutan wilayah Nagorno-Karabakh, komflik ini sudah dimulai dari akhir tahun 1980 sampai awal tahun 1990. Penyebab awal terjadinya adalah dikarenakan Nagorno-Karabakh, Armenia adanya dorongan untuk memisahkan diri dan merdeka sendiri padahal wilayah Nagorno-Karabakh sendiri merupakan bagian dari Azerbaijan sesuai dengan hukum internasional. Konflik ini semakin buruk ketika adanya perbedaan kepercayaan atau agama di masing-masing negara konflik seperti Armenia yang mayoritasnya menganut agama kristen sedangkan Azerbaijan mayoritas muslim.[5]
Ilustrasi Perang Foto: Wikimedia Commons
Konflik ini semakin meruncing saat Turki masuk dan mendukung Azerbaijan yang tidak mempunyai hubungan dengan Armenia. Sedangkan Armenia mempunyai hubungan baik dengan Rusia dan mendapat dukungan Rusia dalam konflik ini. Setelah sekian lama konflik ini tetap berlanjut, saat ini konflik perebutan wilayah kembali memanas ketika Azerbaijan yang meluncurkan serangan berupa tembakan ke pos-pos angkatan negara Armenia yang menyebabkan Armenia harus mengumumkan darurat militer dan membutuhkan lebih banyak prajurit.
ADVERTISEMENT
Dari konflik tersebut, terdapat solusi atau penyelesaian yang sudah dilakukan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk kedua negara konflik ini, Tetapi solusi ini tidak berjalan dengan baik karena kedua belah negara saling tuduh melakukan serangan baru. Ada beberapa solusi yang penulis tuangkan dalam konflik ini yaitu pertama, salah satu akar permasalahan terjadinya konflik ini berawal dari adanya perbedaan agama di masing-masing negara, menurut penulis permasalahan seperti ini seharusnya dapat diselesaikan dengan cara meningkatkan rasa toleransi agama antara Armenia dan Azerbaijan. Toleransi yang baik dapat memudarkan rasa kebencian satu sama lain dan lebih menghormati agama lain. Kedua, menurut penulis sudah terlalu banyak nyawa yang dikorbankan dalam pertempuran ini seperti banyaknya warga sipil yang tewas akibat peperangan ini hanya dikarenakan keegoisan negara akan perebutan wilayah. Dengan demikian, menurut penulis sebaiknya dilakukan kembali persetujuan gencatan senjata, memastikan akan dilakukan dengan baik oleh kedua negara konflik, dan sesuai apa yang tertuang di dalam persetujuan.
ADVERTISEMENT
Catatan Kaki
[1]Michael Safi, “Why Are Armenia and Azerbaijan Fighting and What Are the Implications?,” The Guardian News and Media. https://www.theguardian.com/world/2020/sep/28/why-are-armenia-and-azerbaijan-fighting-what-are-implications. Diakses pada 14 Desember 2020
[2]Media Blitar. “Ini Faktor Pemicu Konflik Perang Armenia-Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.” https://mediablitar.pikiran-rakyat.com/internasional/pr-32802551/ini-faktor-pemicu-konflik-perang-armenia-azerbaijan-di-nagorno-karabakh Diakses pada 14 Desember 2020
[3]Ibid., halaman 2
[4]“Iran Peringatkan Dampak Buruk Konflik Azerbaijan-Armenia” https://parstoday.com/id/radio/programs-i86370iran_peringatkan_dampak_buruk_konflik_azerbaijan_armenia Diakses pada 5 Januari 2021
[5]Harisanti, R. “Perang Armenia dan Azerbaijan Meletus, Apa Penyebabnya?” https://mediablitar.pikiran-rakyat.com/internasional/amp/pr-32799709/perang-armenia-dan-azerbaijan-meletus-apa-penyebabnya Diakses pada 5 Januari 2021