Alasan Belanda Tidak Membangun Indonesia pada Masa Kolonial

Ricky Suwarno
CEO dan Pendiri Karoomba Asia. Anggota Asosiasi untuk Kecerdasan Buatan China (CAAI)
Konten dari Pengguna
6 Mei 2019 13:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ricky Suwarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di masa lalu, kita selalu menganggap bahwa inovasi teknologi adalah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manusia, salah satunya, masalah sosial. Setelah Teknologi dikembangkan, proses ini lebih rumit dari yang kita bayangkan, dan hasilnya terkadang tidak terduga.
Mengapa waktu menjajah Indonesia, penjajah Belanda tidak melakukan pembangunan atas negeri tercinta ini, melainkan cuma mengambil dan memindahkan ke negerinya?
Belanda menjajah kita selama 350 tahun. Waktu yang sangat lama. Kalau kita membandingkan dengan negara jajahan lain di dunia, kebanyakan negara bekas jajahan Inggris cenderung lebih maju jika dibandingkan dengan negara jajahan Belanda. Sebagai contoh, Hongkong, Singapura, Afrika Selatan atau negara Arab Teluk. Warisan dan kesan terhadap penjajah Belanda, hanyalah kerja dan tanam paksa, serta rel kereta api untuk mengangkut hasil alam dari pelosok Indonesia ke pelabuhan hingga menuju Belanda. Itu saja.
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya, mengapa Belanda tidak membangun Indonesia seperti halnya Inggris membangun daerah koloninya?
Pada tahun 1869, yaitu tepat 150 tahun yang lalu, Terusan Suez dibangun untuk menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah. Tujuan utamanya satu, yakni; kemajuan perdagangan dunia. Pembukaan kanal ini merupakan hasil dari ratusan ribu perjuangan buruh dari Mesir dan bantuan teknologi Eropa, terutama Inggris.
Terusan Suez memperpendek Jarak antara Eropa dan Asia, sehingga tidak perlu melewati Tanjung Harapan di selatan Afrika lagi. Karenanya, biaya pengiriman dari London ke Mumbai langsung turun 30 persen, pelayaran dari Marseille Prancis ke Shanghai berkurang dari 110 hari menjadi 37 hari, serta mampu mempersingkat jarak dan mobilitas orang atau produk antara Timur dan Barat.
ADVERTISEMENT
Salah satu tujuan dari pembuatan terusan Suez untuk menghemat waktu dan biaya pengiriman. Tetapi, tujuan yang lebih dalam adalah untuk mengontrol daerah koloni mereka di Asia, dengan menyalin dan mengasimilasikan budaya Eropa ke Timur. Hal ini dilakukan agar hubungan antara koloni Asia dan negara penguasa Eropa menjadi lebih dekat. Sehingga, mudah bagi mereka untuk membentuk masyarakat Eropa di dunia.
Monumen Perjuangan Laskar Tionghoa dan Jawa Melawan VOC Foto: Akbar Ramadhan/kumparan
Kembali kepada persoalan utama, penjajahan Belanda terhadap tanah air Indonesia. Negara yang disebut oleh Belanda sebagai Dutch East India (India Timur Belanda), terdiri dari puluhan ribu kepulauan, dan kelompok etnis yang sangat kompleks seperti Melayu, India, dan Tionghoa. Melihat kondisi tersebut pada Indonesia, penjajah Belanda sangat optimis dapat melakukan asimilasi pada semua kelompok etnis ini, dengan tujuan utama untuk mengubah Indonesia menjadi masyarakat Eropa.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, setelah pembukaan Terusan Suez, Indonesia tidak hanya tidak menjadi masyarakat Eropa, tetapi kontradiksi etnis internal menjadi semakin sengit dan semakin terpecah.
Sebelum Terusan Suez dibangun, tidaklah mudah bagi orang Eropa atau Belanda untuk datang ke Indonesia. Oleh karena itu, sebagian besar orang Belanda yang datang ke Indonesia tidak bersedia pergi lagi. Mereka memutuskan untuk menetap di Indonesia, menikah dengan penduduk setempat, belajar bahasa Melayu, dan sebaliknya secara aktif mengintegrasikan ke dalam masyarakat setempat.
Ini agak mirip dengan orang Boer di Afrika Selatan. Orang Boer tidak berkulit hitam, melainkan berkulit putih. Leluhur mereka adalah orang Jerman, Prancis, dan Belanda yang datang ke Afrika Selatan.
Ilustrasi penjajahan Belanda Foto: Twitter@tukangpulas
Tetapi, Setelah pembukaan Terusan Suez, semuanya berubah. Orang Eropa merasa tidak begitu sulit untuk datang ke Indonesia lagi. Sangat mudah untuk pulang balik. Jadi, mereka menganggap Indonesia sebagai tempat untuk pekerjaan jangka pendek. Tidak perlu belajar bahasa Melayu lagi dan tidak perlu berintegrasi dengan Budaya lokal atau menikah dengan orang setempat. Karena itu, ide membangun masyarakat Eropa di Asia secara alami hancur.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, maksud pengembangan teknologi baru adalah untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi pada akhirnya, masyarakat manusia adalah sistem yang kompleks. Teknologi hanya memberikan dorongan pertama. Setelah kekuatan pendorong ini muncul, ia akan memengaruhi dan mengubah struktur sosial yang semula, sehingga sulit untuk dinilai dari awal. Bahkan, hasil akhirnya dapat berlawanan dengan harapan.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang perkembangan teknologi terkini, bisa menelusuri di sini.