Konten dari Pengguna

Ar-Rahman, ‘Masjid Nabawi’ di Blitar Jawa Timur

Ridho Danu Prasetyo
Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad - Wakil Ketua Hima Jurnalistik Fikom Unpad - Pemimpin Redaksi LPPM dJatinangor News - Reporter DIVIA Unpad TV
13 Mei 2023 15:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ridho Danu Prasetyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Area halaman Masjid Ar-Rahman Kota Blitar (Dok: NU Blitar)
zoom-in-whitePerbesar
Area halaman Masjid Ar-Rahman Kota Blitar (Dok: NU Blitar)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masjid Nabawi di Kota Madinah, Arab Saudi, merupakan salah satu tempat ibadah utama yang keindahan, kemegahan, dan suasananya sangat membekas di hati dan dirindukan oleh mereka yang pernah menginjakkan kakinya ke tanah suci. Dari keindahan dan kerinduan akan masjid pusara Rasulullah tersebutlah, dibangun sebuah masjid di Kota Blitar, Jawa Timur, bernama Masjid Ar-Rahman, yang melalui arsitektur dan suasananya kemudian disebut sebagai “Nabawi” di Kota Blitar.
ADVERTISEMENT
Masjid Ar Rahman terletak di Jalan Ciliwung, Kelurahan Bendo, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar, Jawa Timur. Masjid ini mulai dibangun pada 24 Desember 2018, dan diresmikan setahun kemudian pada 25 Desember 2019 oleh Gubernur Jawa Timur saat itu, Khofifah Indar Parawansa.
Masjid megah di seberang Stadion Gelora Soeprijadi ini didirikan menggunakan uang pribadi oleh seorang pengusaha ternama asal Kota Blitar yang kerap disapa sebagai Abah Haryanto. Bermula dari kekagumannya terhadap Masjid Nabawi ketika pertama kali melaksanakan ibadah haji dan perasaan sangat khusyuk ketika beribadah di sana, Abah Haryanto memutuskan untuk membangun masjid yang menyerupai Masjid Nabawi di kampung halamannya.
“Beliau (Abah Haryanto) pengen orang-orang juga bisa merasakan suasana beribadah seperti di Masjid Nabawi, di Madinah,” ucap Trisno, salah satu takmir Masjid Ar-Rahman.
ADVERTISEMENT
Mulai dari tiang di bagian depan masjid dengan bentuk payung serupa dengan yang ada di halaman Masjid Nabawi, bentuk pintu masuk, hingga ornamen-ornamen penghias yang terbuat dari tembaga berwarna emas akan menyambut para pengunjung. Jalur masuk ke area masjid pun dibuat terpisah dan berseberangan antara pengunjung laki-laki dan perempuan.
Untuk menjaga keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung, tersedia loker untuk menyimpan sepatu, sandal, dan barang lainnya di area masuk masjid. Kemudian, pengunjung dibuat sedikit mengitari masjid melalui lorong yang dilengkapi ornamen gaya khas seperti Masjid Nabawi, untuk menuju ke tempat wudhu.
Area mimbar dan mihrab imam Masjid Ar-Rahman, dengan kiswah asli yang digunakan di Ka’bah pada tahun 2009. (Dok: Ridho Danu)
Bagian dalam masjid terlihat sangat megah dan mewah, jauh berbeda dari masjid-masjid lain pada umumnya di Kota Blitar. Arsitektur dinding, pintu, tiang, hingga ukiran pada atap yang bergaya khas Utsmaniyah Mamluk akan membuat Anda terpesona
ADVERTISEMENT
Ditambah lagi, bagian mimbar dan mihrab imam dibuat sangat istimewa, dengan kehadiran kiswah, atau kain penutup Ka’bah yang asli. Kiswah yang terbuat dari kain sutra dengan sulaman benang emas dan perak murni ini merupakan yang asli, yang digunakan pada tahun 2009 silam.
“Tiap tahun kan kiswah Ka’bah itu diganti, disimpan di museum khusus. Didatangkan dan dibawa ke sini lewat kedutaan besar yang ada di sana (Arab Saudi),” jelas Trisno.
Tak hanya itu, karpet sajadah yang digunakan sama persis dengan yang ada di Masjid Nabawi, diimpor dari produsen yang sama di Turki. Pengharum ruangan yang digunakan di Ar-Rahman juga diimpor langsung dari Madinah, identik dengan harumnya Masjid Nabawi. Sementara, bagian-bagian lainnya dikerjakan oleh pengrajin lokal dari Boyolali, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
“Tujuannya memang dibuat semirip mungkin. Yang pernah ke sana (Masjid Nabawi) pasti akan teringat suasana yang sama,” sambungnya.
Sebelumnya, karpet sajadah tersebut tidak bisa digunakan karena pandemi Covid-19. Namun, saat ini jama’ah sudah dapat merasakan ibadah menggunakan sajadah yang serupa dengan Masjid Nabawi.
Masjid Ar-Rahman tercatat paling ramai dikunjungi pada akhir pekan, utamanya pada hari Jum’at. Biasanya, paling banyak ialah pengunjung pariwisata dari luar daerah, yang sekaligus berziarah ke makam para wali dan makam Bung Karno di Kota Blitar.
Dibangun pada luas tanah yang hampir mencapai 5.000 meter persegi, Masjid Ar-Rahman dapat menampung hingga 3.500 jama’ah pada waktu shalat Jum’at.
“Saat Jum’atan, kami menyediakan 3.100 kupon makanan. Itu biasanya kurang, jadi menambah sisanya dengan memanfaatkan pedagang sekitar masjid,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Masjid Ar-Rahman menyediakan fasilitas minuman gratis bagi seluruh pengunjung, seperti kopi, teh, jahe, hingga air jeruk. Sementara, disediakan pula nasi kotak gratis sejumlah 1.500 boks setiap harinya yang dibagikan pada waktu shalat subuh, dzuhur, dan maghrib.
Niat mulia seorang Abah Haryanto benar-benar direalisasikan secara totalitas untuk “mereplika” Masjid Nabawi di Madinah. Bagi jama’ah yang merindukan suasana “masjid-nya Rasulullah” atau yang belum pernah dan ingin merasakan suasana beribadah di Masjid Nabawi, sebuah pilihan yang tepat untuk datang dan bersinggah di Masjid Ar-Rahman Kota Blitar.