Konten dari Pengguna

Rumah Baca di Sudut Desa: Langkah Kecil Robi untuk Menumbuhkan Minat Baca

Ridho Rajasa
Mahasiswa Universitas Pamulang Program Studi Sastra Indonesia.
6 April 2025 14:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ridho Rajasa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumen Pribadi Penulis: Muhamad Robi Pendiri Rumah Baca Rakus
zoom-in-whitePerbesar
Dokumen Pribadi Penulis: Muhamad Robi Pendiri Rumah Baca Rakus
ADVERTISEMENT
Di tengah derasnya arus digital, banyak anak-anak yang tenggelam dalam dunia game online dan layar gadget. Buku mulai kalah saing, dan literasi perlahan-lahan asing. Tapi, di sebuah sudut desa dengan rumah yang sederhana, seorang pria pengajar bernama Muhamad Robi menyadari keresahan itu, ia merasa dirinya terpanggil hingga akhirnya mendirikan sebuah rumah baca. Lewat rak buku yang biasa saja, besar harapannya bisa menghidupkan kembali minat baca.
ADVERTISEMENT
Muhamad Robi adalah seorang guru sosiologi di SMA Negeri 1 Parung, ia akrab dipanggil sebagai “Pak Robi” oleh siswa-siswinya. Di usia produktifnya, Robi merasa resah melihat kondisi anak-anak di sekitar rumahnya, banyak dari mereka yang sudah kecanduan game online dan gadget, sementara membaca buku perlahan menjadi hal yang asing. Dari keresahan itu, Robi berinisiatif membuat sebuah wadah sederhana yang bisa menghidupkan kembali minat baca, khususnya bagi anak-anak di lingkungannya.
Dokumentasi Pribadi Penulis: Tampak Depan Rumah Baca Rakus (Rak Buku Perpus)
Wadah sederhana yang dimaksud itu adalah rumah baca yang ia beri nama Rumah Baca Rakus (Rak Buku Perpus). Rumah baca ini didirikan pada 31 Oktober 2017 tepat di depan rumahnya. Tempat ini menjadi ruang alternatif bagi anak-anak untuk mengenal buku di luar lingkungan sekolah. “Jadi Rumah Baca Rakus itu adalah wadah literasi untuk anak-anak sekitar rumah baca.” ujar Robi saat diwawancarai pada 29 Maret 2025.
ADVERTISEMENT
Motivasi Robi dalam membangun wadah ini sederhana: bisa meningkatkan minat baca. Di tengah era digital seperti sekarang, Robi melihat betapa banyak anak-anak yang sudah asing dengan buku, mereka lebih tertarik pada hal-hal yang berbau teknologi. “Karena memang anak-anak sekarang kan tantangan ya, di era digital ini lebih suka sama hp, gadget, atau game online lah.” ujarnya saat diwawancarai. Ia sadar, hal tersebut harus dibenahi. Maka dari itu, ia membangun rumah baca ini, dengan harapan bisa menghidupkan minat literasi, meskipun ruang lingkupnya masih kecil, hanya pada lingkungan rumahnya.
Rumah Baca Rakus ini tentu memiliki dampak positif bagi masyarakat sekitar, respons dari anak-anak pun cukup baik, mereka mulai terbiasa datang, membaca, dan bermain. Biasanya rumah baca rakus ini ramai dikunjungi anak-anak pada saat weekend, karena pada hari tersebut mereka libur dari sekolah.
ADVERTISEMENT
“Kalau ramai itu biasanya di weekend, karena kebanyakan kan pada libur, nah anak-anak tuh rame di sini, pada main, pada baca-baca buku. Ya walaupun mereka bacanya itu ngelihat-lihat aja, ngelihat buku yang banyak gambar, nah mereka seneng tuh, walaupun cuma membalik-balik halaman” ujar Robi dengan nada senang.
Dokumentasi Pribadi Penulis: Penulis Sedang Mewawancarai Muhamad Robi Secara Langsung Terkait Rumah Baca Rakus (Rak Buku Perpus)
Meskipun belum semua anak benar-benar membaca dengan serius, tapi kebiasaan datang dan tertarik pada buku ini bisa menjadi langkah awal menumbuhkan minat literasi.
Berawal dari keresahan, Robi berhasil menciptakan sebuah perubahan. Lewat Rumah Baca Rakus, ia menciptakan sebuah harapan bagi anak-anak untuk kembali akrab dengan membaca. Walau ruang lingkupnya masih kecil, tapi dampaknya terasa besar. Mereka yang dulunya bermain gadget, kini mulai melirik adanya ruang baru untuk bermain dan membaca bersama. Semoga dari ruang kecil ini, akan melahirkan langkah besar untuk tumbuhnya minat literasi, dan membawa perubahan pada negeri ini.
ADVERTISEMENT
Ridho Rajasa, Mahasiswa Sastra Indonesia UNPAM