Menyongsong Sensus Pertanian 2023

Ridwan Prayogi
Statistisi Ahli Pertama BPS Provinsi Maluku Utara
Konten dari Pengguna
7 Februari 2022 11:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ridwan Prayogi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Panen rumput laut di Desa Wainin, Kec. Sanana Utara, Kab. Kepulauan Sula (Foto: dok. pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Panen rumput laut di Desa Wainin, Kec. Sanana Utara, Kab. Kepulauan Sula (Foto: dok. pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pertanian merupakan sektor strategis dan salah satu pilar kekuatan negara. Sektor pertanian berperan sebagai penyedia bahan pangan untuk ketahanan pangan masyarakat, menyediakan lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk, memberikan devisa bagi negara, hingga menjadi penyelamat perekonomian nasional saat pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar -2,07 persen, lalu sektor (lainnya) pun terkontraksi akibat pandemi, sektor pertanian mampu tetap tumbuh positif di angka 1,75 persen pada tahun 2020. Meskipun pertumbuhannya melambat dari tahun sebelumnya yang mencapai angka 3,61 persen, tapi sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia. Dengan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 13,7 persen, kontraksi perekonomian Indonesia dipastikan akan semakin parah jika pertumbuhan di sektor pertanian juga minus.
Kinerja sektor pertanian harus dijaga agar tetap berproduksi dan memberi kontribusi pada perbaikan ekonomi nasional. Untuk mendukung sektor pertanian Indonesia lebih maju, diperlukan data dan informasi statistik yang lengkap dan akurat. Mengingat, data statistik merupakan sumber utama untuk bahan perencanaan maupun evaluasi hasil-hasil pembangunan khususnya di sektor pertanian.
ADVERTISEMENT

Perhelatan Akbar

Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, BPS bertanggung jawab menyediakan statistik dasar dengan menyelenggarakan kegiatan Sensus Penduduk (SP), Sensus Pertanian (ST) dan Sensus Ekonomi (SE) yang masing-masing dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Selanjutnya, dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik disebutkan bahwa waktu penyelenggaraan SP adalah pada tahun berakhiran angka 0 (nol), ST pada tahun berakhiran angka 3 (tiga), dan SE pada tahun berakhiran angka 6 (enam).
Sensus Pertanian adalah usaha pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisa, dan evaluasi data tentang jumlah dan sifat-sifat ekonomi petani/ perusahaan pertanian di Indonesia. Penyelenggaraan sensus pertanian sudah dilakukan oleh BPS sejak tahun 1963. Artinya, Sensus Pertanian 2023 (ST2023) mendatang merupakan sensus pertanian yang ke tujuh sejak Indonesia merdeka.
ADVERTISEMENT
Kegiatan pertanian yang dicakup dalam dalam ST2023 adalah pertanian dalam arti luas, meliputi 6 subsektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Sehingga hasil ST2023 dapat digunakan untuk perencanaan, implementasi kebijakan, dan evaluasi program pembangunan pertanian di kementerian dan lembaga terkait (Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Bappenas), perguruan tinggi, serta lembaga internasional.
ST2023 merupakan kegiatan besar sehingga persiapannya dilakukan dalam beberapa tahapan, baik dalam persiapan maupun pelaksanaannya. Rangkaian ST2023 telah dimulai sejak tahun 2021 melalui kegiatan uji coba kuesioner dan mekanisme lapangan, serta pelaksanaan gladi kotor di lima provinsi terpilih, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Riau, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada tahun 2022 akan dilakukan gladi bersih pelaksanaan pencacahan lengkap ST2023. Puncaknya, pada tahun 2023 akan dilakukan pencacahan lengkap kepada responden unit usaha pertanian/rumah tangga tani dan perusahaan pertanian. Publisitas hasil ST2023 secara keseluruhan akan dilaksanakan pada tahun 2024.
ADVERTISEMENT

Berstandar Internasional

Kepala BPS, Margo Yuwono pada Launching Agriculture Room (AGRO), Theme Song & Tagline ST2023 menyampaikan hasil ST2023 harus menjadi data dan informasi pemerintah dalam merancang transformasi pertanian di Indonesia yang berkelanjutan dan memastikan peranan Indonesia di tataran global. Acara yang diselenggarakan di Four Star by Trans Hotel di Bali (16/12) tersebut merupakan kerjasama antara BPS dengan Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) sebagai wujud bentuk dukungan pelaksanaan ST2023 di Indonesia.
Terobosan-terobosan yang dilakukan dalam ST2023, antara lain penggunaan Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI) dan Computer Assisted Web Interviewing (CAWI) untuk kali pertama dalam sejarah sensus pertanian Indonesia. ST2023 dirancang agar hasil yang diperoleh berstandar Internasional. Sensus Pertanian berstandar Internasional mengacu kepada program FAO yang dikenal dengan: World Programme for the Census of Agriculture (WCA).
ADVERTISEMENT
Namun demikian, BPS harus menjaga konsistensi konsep, pengukuran, dan tata cara sensus, agar hasilnya bisa dibandingkan secara apple to apple dengan hasil Sensus Pertanian 2013 (10 tahun yang lalu). Hal ini menjadi penting, agar kita bersama dapat mengevaluasi apakah ada perbaikan komprehensif terhadap kesejahteraan petani, apakah pembangunan pertanian sudah on the right track, dan seterusnya. Lalu, rangkaian ST2023 juga harus mampu mengukur apakah program swasembada pangan mungkin bisa diwujudkan, serta terjaminnya pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).

Partisipasi Bersama

Pelaksanaan Sensus Pertanian 2023 (ST2023) makin dekat. BPS pun terus bergerak dan berbenah menyiapkan gelaran pendataan terbesar di bidang pertanian ini. ST2023 akan dilaksanakan di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia. Sosialisasi yang baik, koordinasi yang kuat, dan komunikasi yang lancar menjadi salah satu kunci utama suksesnya ST2023.
ADVERTISEMENT
Partisipasi dan dukungan semua pihak yang bersinggungan dengan ST 2023 tentu amat diharapkan, baik para pemangku kepentingan (stakeholders), kementerian atau lembaga terkait, asosiasi pertanian, akademisi, maupun petani sebagai sumber informasi. Kesuksesan ST2023 akan sangat menentukan arah pembangunan sektor pertanian, guna mewujudkan masa depan petani yang lebih baik, menjawab isu strategis terkini di sektor pertanian, dan mendukung sektor pertanian Indonesia agar lebih maju.
#CintaData
#MenujuST2023