Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Pengaruh Kata "Viral" dalam Tingkat Membaca pada Generasi Muda di Era Digital
12 Desember 2024 15:12 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Rifdah Adiibah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi di era digital telah mengubah pola konsumsi informasi, khususnya bagi generasi muda. Salah satu fenomena yang mencolok adalah dominasi kata "viral" yang kerap digunakan sebagai indikator popularitas suatu konten di media sosial. Namun, keberadaan konten viral ini memiliki pengaruh yang kompleks terhadap budaya membaca di kalangan generasi muda, baik dalam aspek positif maupun negatif.
ADVERTISEMENT
Kata "viral" sering kali menjadi magnet yang menarik perhatian generasi muda untuk mengakses suatu informasi. Artikel, video, atau unggahan media sosial yang viral cenderung lebih diminati karena dianggap relevan, menarik, atau bahkan kontroversial. Hal ini menyebabkan banyak generasi muda lebih memilih konten populer daripada bacaan yang lebih mendalam namun kurang mendapat perhatian. Fenomena ini menunjukkan pergeseran pola prioritas dalam membaca, dari fokus pada kualitas menuju perhatian pada popularitas.
Keberadaan konten viral sebenarnya dapat berfungsi sebagai pemicu minat membaca di kalangan generasi muda. Banyak dari mereka terdorong untuk membaca artikel, berita, atau opini guna mengikuti tren dan percakapan yang sedang berlangsung di media sosial. Misalnya, isu-isu terkini yang viral dapat membuka peluang bagi generasi muda untuk mengeksplorasi topik yang mungkin sebelumnya tidak mereka minati.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, fenomena viral ini juga dapat membentuk kebiasaan membaca yang dangkal. Generasi muda cenderung membaca secara sekilas hanya untuk memahami inti dari konten viral, sehingga kehilangan kesempatan untuk menggali informasi secara lebih mendalam. Selain itu, kualitas konten viral sering kali tidak konsisten, sehingga tidak selalu memberikan informasi yang akurat atau mendidik.
Media sosial, sebagai platform utama penyebaran konten viral, memainkan peran besar dalam membentuk kebiasaan membaca generasi muda. Algoritma media sosial yang mengutamakan popularitas konten dapat membuat generasi muda lebih terfokus pada tren sesaat, daripada mencari bacaan yang mendalam dan bernilai. Hal ini berpotensi mempersempit cakrawala pengetahuan mereka.
Untuk mengatasi dampak negatif dari fenomena viral, berbagai upaya dapat dilakukan untuk mendorong generasi muda mengembangkan kebiasaan membaca yang lebih baik. Peningkatan Literasi Digital Generasi muda perlu dilatih untuk menilai kualitas konten viral, termasuk kemampuan mengevaluasi sumber informasi dan mengenali bias yang ada. Literasi digital ini dapat membantu mereka memilah konten yang layak untuk dibaca lebih mendalam. Pengintegrasian Topik Viral dengan Bacaan Berkualitas Konten viral dapat menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan bacaan yang lebih bermutu. Sebagai contoh, isu lingkungan yang viral dapat dihubungkan dengan rekomendasi buku atau artikel ilmiah yang relevan. Mendorong Diskusi yang Kritis Diskusi yang mendalam terkait konten viral, baik di kelas maupun komunitas, dapat membantu generasi muda memahami isu secara lebih kritis. Aktivitas ini juga dapat meningkatkan minat mereka untuk mengeksplorasi bacaan lebih jauh.
ADVERTISEMENT
Kata "viral" memiliki dampak yang signifikan dalam menentukan apa yang dibaca oleh generasi muda di era digital. Meski dapat menjadi alat untuk meningkatkan minat membaca, pola konsumsi konten viral berisiko menciptakan kebiasaan membaca yang dangkal. Oleh karena itu, penting untuk mengarahkan fenomena ini ke arah yang lebih positif, dengan mempromosikan bacaan yang informatif dan mendidik. Dengan cara ini, konten viral tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga alat untuk memperkuat budaya membaca yang berkualitas.
Referensi: Baron, N. S. (2021). How We Read Now: Strategic Choices for Print, Screen, and Audio. Oxford University Press.