Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Perbedaan Manajemen Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
2 November 2024 16:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari rima azzahra palupi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kurikulum merupakan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, pengalaman pendidikan yang disediakan untuk mencapai tujuan, cara mengorganisasikan pengalaman pendidikan tersebut secara efektif, serta indikator penentu bahwa tujuan tersebut telah tercapai, Kurikulum adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Pendidikan (Ralph Tyler, 1949).
Indonesia mempunyai dua Lembaga Pendidikan dasar yaitu sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI), kurikulum yang di pakai dengan dua sekolah tersebut mempunyai persamaan yaitu menggunakan kurikulum 13 (Kurtilas). Sebaliknya, ada beberapa sekolah dasar (SD) atau madrasah ibtidaiyah (MI) yang menggunakan kurikulum Merdeka. Diantara keduanya mempunyai perbedaan, yaitu sekolah dasar (SD) lebih mempelajari Pelajaran umum sedangkan madrasah ibtidaiyah (MI) lebih fokus mempelajari pelajaran agama dan di sekolah dasar (SD) tidak mengkhususkan mempelajari Pelajaran agama seperti di Madrasah ibtidaiyah contohnya seperti Pelajaran Akidah Akhlak, Al-qur’an dan hadist, Sejarah Kebudayaan Islam, dan lain sebagainya.
Sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) juga mempunyai perbedaan di lingkup pengelolaaan yaitu sekolah dasar (SD) dinaungi oleh Departemen Pendidikan Nasional sedangkan madrasah ibtidaiyah (MI) dinaungi oleh Departemen Agama. Perbedaan lingkup pengelola ini turut mempengaruhi beberapa hal yang krusial, termasuk anggaran, kurikulum, kebijakan, peraturan, dan lain sebagainya. Hal inilah yang menjadikan SD dan MI terasa sedikit berbeda. Secara umum, SD dan MI memiliki beberapa kesamaan, namun perbedaannya terletak pada muatan lokal dan pendidikan agama Islam. SD diperuntukkan bagi siswa dari berbagai agama, termasuk Islam, Kristen, Hindu, Katolik, Buddha, dan Konghuchu, sedangkan MI hanya untuk siswa yang beragama Islam. Kurikulum yang diterapkan di keduanya umumnya serupa, tetapi MI menambahkan pelajaran agama yang lebih mendalam.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa hal yang membuat keduanya berbeda yaitu :
1. Tujuan Pendidikan : SD lebih fokus pada pengembangan akademis dan keterampilan umum, sedangkan MI menekankan pendidikan agama dan moral.
2. Mata Pelajaran : SD mengajarkan mata Pelajaran umum, sementara MI juga mencakup Pelajaran agama.
3. Metode Pengajaran : MI sering menggunakan metode yang mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan, sedangkan SD lebih mengikuti pendekatan pedagogis umum.
4. Pengajaran Agama : MI memberikan penekanan khusus pada pembelajaran agama dan praktik ibadah, yang tidak ada di kurikulum SD.
5. Pengembangan Karakter : MI fokus pada pendidikan karakter berdasarkan nilai-nilai Islam, sedangkan SD lebih pada pengembangan karakter umum.
6. Filosofi Pendidikan : MI memiliki filosofi yang berakar pada ajaran Islam, sementara SD lebih berorientasi pada pendidikan nasional yang sekuler.
ADVERTISEMENT
Perbedaan ini membuat masing-masing Lembaga memiliki pendekatan yang unik dalam mendidik siswa. Mengutip buku Pendidikan Islam di Indonesia karya Prof. Dr. H. Haidar Putra (2019), perbedaan SD dan MI terletak pada sistem dasar pengajarannya. MI mengikutsertakan agama Islam sebagai elemen yang diaplikasikan dalam sistem dan materi pembelajaran, sedangkan SD tidak. Perbedaan lainnya tercermin dari ciri khas kelembagaan, lingkup pengelola, dan muatan pelajarannya. Perbedaan ini dapat terlihat jelas dalam setiap kegiatan pembelajarannya.