Donald Trump Mengancam Iklim Dunia?

2 Juni 2017 19:11 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Infografis Kebijakan Iklim Donald Trump (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
"Kami keluar (dari Perjanjian Paris). Saya dipilih oleh rakyat Pittsburgh, bukan Paris," ujar Donald Trump, presiden Amerika Serikat, Kamis (1/6).
ADVERTISEMENT
Bagi Trump, keluar dari Perjanjian Paris merupakan caranya untuk memenuhi janji yang pernah ia utarakan saat kampanye lalu. Perjanjian yang diratifikasi oleh Obama pada September 2016 ini, menurut Trump, bisa merugikan perekenomian, memicu pengangguran, dan melemahkan kedaulatan Amerika Serikat hingga bisa membuat negara itu kalah bersaing.
Trump mengklaim keikutsertaan Amerika Serikat dalam Perjanjian Paris akan merugikan negaranya sebesar 3 triliun dolar AS dan 6,5 juta lapangan kerja.
Jika begitu, visi Make America Great Again yang selalu didengungkannya bisa tidak tercapai.
"Kami tidak ingin pemimpin dan negara lain menertawakan kita lagi. Dan itu tidak akan terjadi," tegasnya di Gedung Putih.
ADVERTISEMENT
Pernjanjian Paris merupakan kelanjutan hasil dari pertemuan internasional membahas perubahan iklim di Paris pada Desember 2015. Perjanjian yang bertujuan untuk menghentikan kenaikan suhu bumi hingga dua derajat ini telah diratifikasi oleh 147 negara.
Amerika Serikat menjadi negara kedua penyumbang emisi gas rumah kaca tertinggi setelah China. Oleh karenanya, pilihan Trump agar Amerika Serikat keluar dari Perjanjian Paris mempengaruhi target yang hendak dicapai.
Berdasarkan hasil analisa dari Climate Interactive, keluarnya Amerika Serikat dari Perjanjian Paris bisa meningkatkan suhu bumi sebesar 0,3 derajat di akhir abad ini.
Keluarnya Amerika Serikat tidak berarti mematahkan Perjanjian Paris.
Angela Merkel mengatakan, "Tidak ada yang akan dan bisa menghentikan kita."
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Emmanuel Macron menukil kalimat andalan Trump menyatakan, "Wherever we live, whoever we are, we all share the same responsibility: make our planet great again."
Infografis Kebijakan Iklim Donald Trump (Foto: Bagus Permadi/kumparan)