Gangguan Tidur Sleep Paralysis, Apakah Anda Pernah Mengalaminya?

Rindayhnfi
Mahasiswa baru Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
21 Desember 2020 9:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rindayhnfi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sleep Paralysis menurut Cheyne (2005) merupakan suatu keadaan saat individu tidur nyenyak, kemudian terbangun secara tiba-tiba dan tidak bisa menggerakan anggota tubuh. Sleep paralysis adalah periode sementara dari kelumpuhan yang dialami sebelum tertidur atau terbangun yang berhubungan dengan gerakan mata cepat (REM) (Hishikawa dan Shimizu, 1995). Selama mengalami kelumpuhan tidur individu tidak memiliki kendali atas gerakan tubuh, meskipun mereka mampu membuka mata dan melaporkan kejadian di sekitar mereka (Hishikawa dan Kaneko,1965). Sleep paralysis bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan, anak-anak maupun dewasa. Setiap orang pasti pernah mengalaminya setidaknya sekali atau dua kali dalam hidupnya. Sleep paralysis ini bisa terjadi dua kali, yang pertama saat tertidur atau disebut dengan hypnagogic or predormital sleep paralysis, yang kedua saat terbangun atau disebut dengan hypnopompic or postdormital sleep paralysis.
ADVERTISEMENT
Yang terjadi dengan kelumpuhan tidur Hypnagogic sleep paralysis saat tertidur, tubuh akan perlahan rileks. Biasanya kita menjadi kurang sadar sehingga tidak dapat memperhatikan perubahan. Namun, jika kita tetap tersadar saat tidur,maka kita akan memperhatikan bahwa kita tidak dapat berbicara dan bergerak. Sedangkan yang terjadi dengan kelumpuhan tidur Hypnopompic selama tidur, tubuh bergantian tidur antara REM (gerakan mata cepat) dan NREM (gerakan mata non-cepat). Satu siklus tidur REM-NREM berlangsung sekitar 90menit, dan sebagian besar waktu yang dihabiskan untuk tidur ada di NREM. Tidur NREM mengahabiskan waktu hingga 75%. Sleep Paralysis terjadi saat individu tiba-tiba tersadar sebelum siklus REM berakhir sehingga mengalami kesulitan bergerak dan berbicara (Cheyne, 2002). Terdapat 4 tahapan tidur menurut Perry dan Potter (2005), yang pertama adalah Non Rapid eye Movement 1(tahapan tidur yang paling ringan), Non Rapid Eye Movement 2 (tahapan tidur byang lebih mendalam), Non Rapid Eye Movement 3 (tahapan tidur yang paling dalam), Non Rapid Eye Movement 4 (pada tahap inilah mimpi terjadi). Kualitas dan juga kuantitas tidur yang buruk dapat menyebabkan slepp paralysis ini. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi kualitas dan kuantitas tidur antara lain penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup, tingkat kecemasan, motivasi, dan obat-obatan (Tarwoto, 2006). Dipercaya secara luas bahwa berbaring dalam posisi terlentang adalah penyebab langsung dari sleep paralysis.
ADVERTISEMENT
Faktor yang dipercaya bisa menyebabkan sleep paralysis atau kelumpuhan tidur ini salah satunya adalah stress. Menurut Solomanova dkk (2007) stress berhubungan dengan frekuensi dan intensitas kejadian sleep paralysis, peneliti lain juga menyebutkan bahwa masalah psikologis seperti stress, perasaan cemas, dan takut dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya sleep paralysis ini (Hirsch,2004). Kondisi yang diyakini dapat meningkatkan kelumpuhan tidur pada seseorang diantaranya adalah insomnia, narkolepsi, gangguan stress pascatrauma, panik, dan jadwal tidur terganggu seperti pekerja shift atau jetlag. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi sleep paralysis yaitu dengan memiliki waktu tidur yang cukup dan memastikan tidur enam sampai delapan jam perhari, mengurangi stress, perbaiki posisi tidur, mengurangi konsumsi minuman berkafein, hindari minuman beralkohol, menjaga pola makan, dan juga dengan menciptakan ruangan tidur yang nyaman.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka :
Cheyne, J. A. (2002). Situational factors affecting sleep paralysis and associated hallucinations: position and timing effects. Canadian Journal of Psychiatric.
Cheyne, J. A. (2005). Sleep paralysis episode frequency and number, types, and structure of associated hallucinations. Journal of Sleep Research, 14.
Permata, k. A., & Widiasavitri, P. N. (2019). jurnal psikologi udayana. Hubungan antara kecemasan akademik dan sleep paralysis pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tahun pertama, 6.
Arista, M., & Tjang, S. Y. (2017). Jurnal psikologi pendidikan & konseling. Pengaruh stress terhadap kejadian sleep paralysis pada mahasiswa fakultas Kedokteran. 3(2)
Blad, W. WebMD (2016). Sleep Paralysis.
NHS Choices UK (2016). Health A-Z. Sleep paralysis.
Medical News Today. Diakses pada 2020. Everything you need to know about sleep paralysis.
ADVERTISEMENT
https://www.alodokter.com/7-cara-mengatasi-sleep-paralysis