Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
China Desak Penarikan Rudal AS dari Korea Selatan
27 April 2017 3:11 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah China menyampaikan keprihatinan serius kepada Washington dan Seoul setelah militer Amerika Serikat mulai memindahkan bagian-bagian pranata pertahanan anti-rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) yang kontroversial ke lokasi penempatan di Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Berbicara dalam sebuah konferensi pers harian di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan pihaknya mendesak AS dan Korea Selatan untuk menarik pranata tersebut.
Sebagaimana dilansir Antara, Kamis (27/4), Seoul dan Washington mengatakan bahwa satu-satunya tujuan THAAD adalah untuk mempertahankan diri terhadap ancaman rudal Korea Utara, namun China khawatir radar yang kuat dari THAAD dapat menembus wilayahnya dan melemahkan keamanannya, serta telah berulang kali menyatakan keberatan.
Rabu (26/4) kantor berita Yonhap melaporkan bahwa pihak militer AS mulai memindahkan bagian-bagian dari THAAD di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah itu terkait program peluru kendali dan nuklir Korea Utara.
AS dan Korea Selatan telah sepakat untuk menempatkan THAAD untuk menanggapi ancaman peluncuran peluru kendali Korea Utara, namun China mengatakan hal itu tak banyak mempengaruhi Korea Utara untuk menghentikan program mereka itu. China berpandangan tindakan tersebut justru dapat menimbulkan ketidakstabilan keamanan wilayah sekitar.
ADVERTISEMENT
Truk-truk trailer yang membawa bagian-bagian dari THAAD mulai memasuki wilayah penempatan di daerah Seongju, yang terletak di bagian selatan Korea Selatan, kantor berita Yonhap dan televisi YTN melaporkan. Pejabat kementerian pertahanan Korea Selatan dan pejabat militer AS tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai keterangan.
AS mulai memindahkan bagian awal dari sistem pertahanan rudal ke Korea Selatan pada Maret setelah Korea Utara melakukan uji coba peluncuran empat peluru kendali balistik.