Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Geng Motor Pemuda Tanggung di Jakarta yang Resahkan Warga
22 Mei 2017 8:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Aksi geng motor kembali meresahkan masyarakat Jakarta. Baru-baru ini sekelompok pemuda tanggung berusia sekitar 15 hingga 19 tahun melakukan kekerasan terhadap seorang warga di kawasan Jatiwaringin, Jakarta Timur, hingga menyebabkan warga tersebut meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Keresahan yang ditimbulkan anggota geng motor ini bukanlah hal baru. Setidaknya sejak tahun 2014 lalu, keresahan warga semakin menjadi-jadi akibat ulah geng motor, yang tak hanya merampas harta benda, namun juga mengancam nyawa.
Apabila ditelusuri motifnya, terkadang para geng motor ini tak memiliki tujuan yang solid. Beberapa hanya untuk pamer kekuatan, hingga menebar teror.
Seperti pengakuan 8 orang anggota geng motor Babe asal Cakung, Jakarta Timur, yang berhasil diringkus aparat kepolisian dari Polsek Cakung pada 29 April 2014 lalu. Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur waktu itu, Kompol Tejo Yuantoro, mengatakan bahwa aksi kekerasan dan perampokan yang dilakukan anggota geng motor ini rupanya salah satu bentuk pembuktian pada kelompoknya.
Sebagai contoh, apabila ada anggota geng motor yang akan berulang tahun, dia harus merampas harta benda milik korban incarannya.
ADVERTISEMENT
"Jadi yang bertugas menjarah harta benda korban adalah anggota geng motor yang akan merayakan ulang tahun. Ini sudah menjadi tradisi di geng motor ini," ujar Tejo.
Tak jarang aksi geng motor tersebut menimbulkan korban jiwa. Nur Zaman (30), warga Jalan Haji Noor, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kritis setelah dibacok oleh sekelompok geng motor pada 23 November 2014 lalu. Tak ada motif khusus yang mendasari perbuatan mereka. Aksi mereka dilakukan hanya karena ingin berbuat onar dan menebar teror di jalanan.
Tak butuh waktu lama bagi polisi untuk menangkap beberapa orang anggota kelompok geng motor ini. Sehari setelah aksi, dua orang anggota kelompok berinisial RS dan AR diringkus di kawasan Cipayung, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
Tanggal 17 Maret 2015, Farid (23), seorang juru parkir di kawasan Kebon Kelapa, Gambir, Jakarta Pusat, tewas setelah dibacok kelompok geng motor. Motif menyerangan pun sepele, hanya karena bersenggolan dengan motor milik kelompok ini.
Meski sempat dilerai warga, namun kelompok ini tak puas. Tak lama setelah insiden senggolan, kelompok ini mencari Farid dan mengeroyoknya. Farid pun mengalami luka di bagian telinga dan kepala. Meski sempat dirawat di RS Husada, namun Farid akhirnya meninggal dunia.
Bulan Mei tahun 2016, Polsek Jagakarta tengah melakukan patroli ketat menyusul maraknya perusakan oleh anggota geng motor ke sejumlah warung dan rumah milik warga. Pemuda tanggung ini, berbuat onar sambil membawa senjata tajam seperti celurit dan sangkur.
ADVERTISEMENT
Kasubag Humas Polres Jakarta Selatan, AKP Purwanta, mengakui bahwa pihanya sudah mendapatkan banyak laporan warga terkait kejadian tersebut. Sehingga jelang Ramadan ini polisi akan melakukan penambahan jam patroli sebagai tindakan pencegahan.
Pada bulan Maret 2017, seorang warga menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok geng motor di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Para pelaku berboncengan menggunakan sekitar 30 motor, dan sempat memalak warga serta meminta barang berharga. Mereka berteriak menantang warga berkelahi. Usai berulah, mereka pun lari ke arah Kalibata.