Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, masih banyak dijumpai bemo yang melayani penumpang. Tak lama lagi semua bemo akan berhenti operasi.
ADVERTISEMENT
Minggu (11/6) siang, kumparan (kumparan.com) berbincang dengan Haerul (59), yang sudah 39 tahun malang melintang menjadi sopir bemo.
Sepengetahuan Haerul, bemo merupakan hadiah dari pemerintah Jepang sebagai hadiah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1962. Jepang memberikan cenderamata itu sebanyak 3 kali.
[Baca juga: Bemo Dilarang Beroperasi di Jakarta ]
"Jepang memberikan cenderamata kepada Indonesia. Bentuk cenderamatanya adalah berupa bemo dan itu tersebar di Indonesia," kata Haerul (59), sambil mengemudikan bemo di wilayah Benhil.
Sedangkan mengutip Wikipedia, bemo produksi Daihatsu diimpor dari Jepang ke Indonesia pada awal 1962, dalam kaitannya dengan pesta olahraga Ganefo.
Puluhan tahun mengemudikan bemo, Haerul mengatakan bahwa masa jaya bemo terjadi pada era 80-an hingga awal 90-an.
ADVERTISEMENT
"Seperti taksi dan bajaj sekarang bisa ke mana pun dan tanpa ada trayek. Tahun 1984 hingga 1990 puncak kejayaan bemo, itu kita bisa hidup sejahtera waktu itu," kata Haerul mengenang masa lalu.
Baru-baru ini Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah mengeluarkan surat edaran penghentian operasi bemo, sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Kadishub Nomor 84/SE/2017 tanggal 5 Juni 2017. Haerul pun telah mengetahui informasi tersebut.
"Saya mengikuti proses dari gubernur DKI Jakarta, baik Djarot hingga Anies," imbuhnya.