Rusaknya Rem jadi Penyebab 2 Kecelakaan Maut di Jalur Puncak

8 Mei 2017 18:31 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
FGD Polri, Satlantas Bogor, Cianjur, Jasa Raharja  (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
FGD Polri, Satlantas Bogor, Cianjur, Jasa Raharja (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Hasil Investigasi tim gabungan dari Korlantas Polri, Satlantas Polres Bogor dan Cianjur, Jawa Barat menemukan bahwa kedua bus yang mengalami kecelakaan maut di Tanjakan Selarong dan jalur Ciloto menggunakan Kartu KIR palsu. Tidak hanya itu, kedua bis ini juga tidak layak jalan, karena rem belakang kedua bus ini tidak berfungsi dengan semestinya.
ADVERTISEMENT
"Dari hasil investigasi yang kami temukan, ada kesamaan dari kedua bus ini. Keduanya sama-sama memiliki rem yang tidak berfungsi dengan baik, selain itu kami juga menemukan dugaan penggunaan kartu KIR palsu pada kedua bus ini," kata Kasat Lantas Polres Cianjur, AKP Erik Bangun Prakasa pada diskusi antara Korlantas Polri, Satlantas Polres Bogor dan Cianjur dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor dan Jasa Raharja Jawa Barat di Pos 2 Cepu, Ciloto, Jawa Barat, Senin (8/5).
FGD Polri, Satlantas Bogor, Cianjur, Jasa Raharja  (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
FGD Polri, Satlantas Bogor, Cianjur, Jasa Raharja (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Hal tersebut diketahui Erik ketika Yulia Nurmalasari, anak dari Suyono, sopir bus Kitrans yang mengalami kecelakaan di Ciloto, melaporkan dugaan pemalsuan tanda tangan almarhum ayahnya ke Sat Reskrim Polres Cianjur di surat tanda terima penjualan bus dari Saadi, pemilik bus sebelumnya kepada Suyono.
ADVERTISEMENT
Sementara, bus HS Transport yang mengalami kecelakaan beruntun di Tanjakan Selarong pada 22 April lalu juga diduga menggunakan kartu KIR Palsu. "Betul, bis HS Transport juga menggunakan KIR Palsu," tambah Kasat Lantas Polres Bogor, AKP Hasby Ristama.
Selain dugaan surat-surat palsu, kedua bus ini juga diketahui tidak layak jalan karena rem hidrolik keduanya blong. "Selang angin hidroliknya putus, dan pengaturan rem belakang keduanya tidak berfungsi dengan sempurna," jelas Erik.
Laka Korlantas Polri, AKBP Dedy Suhartono (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Laka Korlantas Polri, AKBP Dedy Suhartono (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Pada kesempatan yang sama, AKBP Dedy Suhartono selaku Kasubbid Sidik Laka Korlantas Polri mengungkapkan kecelakaan lalu lintas ini sama-sama terjadi pada masa liburan panjang.
"Ke depannya, untuk mencegah hal-hal serupa, kita adakan check point bekerja sama dengan Dinas Perhubungan untuk melakukan pemeriksaan terhadap kendaraan yang akan melintas di jalur Puncak. Jika sudah ada check point dan masih terjadi kecelakaan lalu lintas yang serupa, kalau perlu terpaksa kita laksanakan pelarangan kendaraan besar lewat khusus untuk weekend dan hari besar," kata Dedy.
ADVERTISEMENT
Beberapa minggu belakangan, telah terjadi 2 kecelakaan besar di Jalur Puncak, yaitu di Tanjakan Selarong, Bogor, dan Jalur Ciloto, Cianjur. Dalam kedua peristiwa ini, belasan korban tewas disebabkan oleh bus yang tidak layak jalan.