Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Ritual Anak dalam Budaya Jepang
15 April 2025 12:10 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Satrio tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Jepang adalah negara yang terkenal dengan keindahan alamnya, teknologi modern, serta budaya yang beragam. Di balik gemerlap kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka, Jepang menyimpan banyak tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan yang menarik, banyak di antaranya masih dijalankan hingga sekarang, terutama oleh anak-anak.
ADVERTISEMENT
Mulai dari festival musim yang seru, makanan khas yang disukai anak-anak, hingga ritual-ritual yang masih dilakukan sampai saat ini. Tradisi-tradisi ini bukan hanya sekadar kegiatan rutin, tetapi juga mengandung doa dan harapan akan kesehatan, kebahagiaan, dan masa depan yang cerah bagi anak-anak.
Melalui artikel ini, saya akan membahas budaya atau tradisi untuk anak-anak di Jepang saat mereka menginjak umur 1 tahun hingga 7 tahun. Beberapa budaya atau tradisi yang dilakukan Masyarakat Jepang seperti, Hatsutanjou (初誕生) dan Shichi-go-san (七五三). Berikut adalah pembahasan ritual-ritual tersebut.
1. Hatsutanjou (初誕生)
Hatsutanjou 初誕生 adalah perayaan ulang tahun pertama seorang anak. Dalam masyarakat Jepang tradisional, bertahan hidup hingga usia satu tahun merupakan anugrah besar dari dewa, mengingat tingginya angka kematian bayi di masa lampau. Maka dari itu, ulang tahun pertama dirayakan dengan penuh syukur dan atusias yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Dalam perayaan ini, ada tradisi yang disebut “Isshou Mochi” di mana anak biasanya dibekali mochi yang dimasukkan kedalam tas kecil dan dibawa di punggungnya. Selain itu, ada juga tradisi menarik lainnya yaitu “Erabitori”, di mana anak dibiarkan memilih salah satu dari beberapa benda di hadapanya. Pilihan anak dipercaya mencerminkan masa depannya misalnya, jika anak memilih buku mungkin di masa depan anak tersebut akan menjadi seorang guru, jika memilih uang mungkin di masa depan mungkin akan menjadi seorang pengusaha. Tradisi ini juga populer di China dan Korea.
2. Shichi-go-san (七五三)
Shichi-go-san 七五三 memiliki arti “Tujuh-Lima-Tiga” dan merupakan ritual tahunan yang dirayakan setiap tanggal 15 November. Perayaan ini ditujukan untuk anak laki-laki usia 3 dan 5 tahun, serta anak perempuan usia 3 dan 7 tahun. Momen ini dianggap penting karena pada usia tersebut dipercaya sebagai titik pertumbuhan dalam kehidupan anak.
ADVERTISEMENT
Anak-anak mengenakan pakaian tradisional,seperti kimono atau hakama, dan dibawa ke kuil Shinto bersama keluarga untuk berdoa. Doa yang dipanjatkan adalah permohonan kesehatan, keselamatan, dan kehidupan yang bahagia bagi sang anak.
Ritual seperti Hatsutanjou dan Shichi-Go-San mencerminkan betapa dalamnya nilai budaya Jepang dalam menghargai pertumbuhan anak. Di balik perayaan yang terlihat meriah dan penuh warna, tersimpan filosofi yang menyatukan harapan, rasa syukur, dan hubungan spiritual antara anak, keluarga, dan dewa.
Menjaga tradisi seperti ini berarti menjaga identitas budaya dan menyelamatkan nilai-nilai luhur pada generasi yang akan datang.
Refresnsi:
Saitō, Shuichi. Nihonjin no Issho (日本人の一生). Tokyo: Chikuma Shobō, 1986.
Bocking, Brian. A Popular Dictionary of Shinto. Curzon Press, 1997.
Nelson, John K. Enduring Identities: The Guise of Shinto in Contemporary Japan. University of Hawaii Press, 2000.
ADVERTISEMENT
Kuroda, Toshio. Shinto in the History of Japanese Religion. Journal of Japanese Studies, Vol. 7, No. 1 (1981), pp. 1–21.