Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Melestarikan Tari Tradisional Wangsit Siliwangi
19 Juni 2022 13:32 WIB
Tulisan dari risa maharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tarian tradisional kini memang sudah jarang ditemui. Kebudayaan perlahan berganti dan bercampur dengan budaya baru yang masuk ke Indonesia. Padahal Indonesia memiliki keragaman tari tradisional dari setiap daerah yang mempunyai karakteristik bermacam-macam.
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki banyak kebudayaan tari dari berbagai daerah. Beberapa tarian tradisional yaitu Ronggeng Nyentrik, Wangsit Siliwangi, Daun Pulus, Jali-Jali, Sirih Kuning, Lenggang Nyai, dan masih banyak lainnya. Dari berbagai macam tarian tersebut tentu memiliki keunikan masing-masing. Tarian tradisional juga biasanya mengandung makna dan pesan moral tersendiri.
Pada zaman seperti ini, sudah jarang ditemui remaja-remaja yang mau melestarikan seni tari. Akan tetapi, Clara Audia Pasha merupakan salah satu remaja yang gemar menari sejak usianya 6 tahun. Jika dihitung, sudah 10 tahun dirinya menggeluti hobi menari. Baginya tari merupakan kesenian yang mengajarkan keluwesan, ekspresi wajah, membentuk rasa percaya diri, dan mengasah kreativitas. Belajar menari juga bisa sekaligus berolahraga dan menyehatkan tubuh. Selain itu Clara memiliki keinginan untuk melestarikan kebudayaan terutama tari Jaipong. Selain karena hobi, menari juga merupakan kesenangan tersendiri baginya.
ADVERTISEMENT
Wangsit Siliwangi adalah tarian yang paling Clara suka, karena tarian tersebut memiliki makna yang sangat mendalam. Tari Wangsit Siliwangi merupakan tarian asal Jawa Barat yang memiliki gerakan unik, terkesan gagah, dan menunjukkan ekspresi galak sebagai mempertegas tarian itu sendiri.
Biasanya tarian ini dilaksanakan usai Lebaran dengan tujuan untuk bersilaturahmi dengan warga antar kampung, sekaligus mengenalkan dan melestarikan budaya. Kini tari Wangsit Siliwangi juga sering ditampilkan pada acara-acara besar seperti Pertunjukan Aksi (Pensi) sekolah, pembukaan acara, dan sebagainya. Hal tersebut bisa merupakan cara untuk tetap melestarikan budaya seni tari Indonesia.
Tari Wangsit Siliwangi biasanya berdurasi 10 menit dan dibawakan oleh 6 penari. Para penari menggunakan pakaian bernuansa hitam, bersanggul, dan menggunakan properti utama yaitu kris yang menunjukan bahwa tarian ini gagah, kuat, dan terkesan galak. Selama pertunjukkan, tari Wangsit Siliwangi ini diiringi dengan alat musik tradisional Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Waktu yang dibutuhkan untuk belajar tari ini cukup singkat, sekitar satu minggu. Detail tarian ini tidak terlalu rumit, ‘’Tidak ada yang susah kalau kita benar-benar latihan dengan baik dan serius. Mungkin sedikit rumit pada bagian gerakan tidur tengkurap seperti macan.” Ujar Clara.
Wangsit Siliwangi memiliki pesan yang berasal dari Sri Maharaja Nila Wastu Kencana Raja Pajajaran kepada seluruh rakyat Pajajaran untuk selalu memegang ajaran hidup yaitu silih asah, silih asih, dan silih asuh terhadap sesama. Artinya yaitu semua rakyat harus saling mengingatkan, mengasihi, dan saling mengasuh terhadap sesama.
(Risa Maharani Putri/Politeknik Negeri Jakarta)